You Are Mine, Viona : The Revenge

Only You



Only You

0Cari suami masing-masing....Thor angkat tangan he he     
0

Fernando tersenyum kecut mendengar perkataan Viona, padahal dia sudah senang saat mendengar Viona memintanya untuk tidur bersama. Akan tetapi ternyata Viona hanya minta ditemani tidur di ayunan besar yang baru ia beli tiga hari yang lalu yang diletakkan di balkon rumahnya di lantai dua.     

"As your wish mom." Ucap Fernando sambil tersenyum.      

"Yeeacch daddy baik sekali, ya sudah aku mau tidur dulu di mobil nanti kalau sudah sampai rumah bangunkan ya daddy." Pekik Viona dengan manja sambil memejamkan matanya di kursi.      

Tak lama kemudian Fiona pun akhirnya sudah pulas, karena tidak tega melihat Viona tidur dalam posisi yang tidak nyaman Fernando akhirnya menarik kepala Viona agar berbaring di pahanya. Dengan penuh cinta Fernando membelai-belai wajah Viona yang sudah tertidur pulas, kecantikan Viona yang natural walau tanpa menggunakan make up benar-benar membuat Fernando jatuh cinta pada pandangan pertama beberapa tahun yang lalu. Walaupun saat itu Viona masih seorang remaja, ia sangat beruntung akhirnya bisa mendapatkan Viona yang sudah mencuri hatinya dari pandangan pertama. Kebahagiaannya pun semakin sempurna saat mendapatkan keperawanan Viona, hal itulah yang membuat Fernando semakin mencintai Viona ia yakin kalau Viona benar-benar menjaga kesuciannya untuk dirinya.     

Setelah mengemudi hampir empat puluh lima menit Lukas akhirnya memberhentikan mobil sampai di halaman istana Fernando, pada awalnya Fernando ingin membangunkan Viona yang sudah tertidur cukup lama di kursi belakang menggunakan bahan nya sebagai bantal. Akan tetapi ia tak tega membuat Viona terbangun akhirnya dengan perlahan dan hati-hati Fernando memutuskan untuk menggendong Viona masuk ke dalam rumah ala bridal style.      

Seperti biasanya ketika melihat kemesraan Fernando dan Viona para pelayan hanya bisa tersenyum, mereka tahu kalau sang tuan sangat mencintai istrinya yang sedang mengandung anak pertama mereka itu. Suasana istana Fernando kembali seperti biasanya karena Amina dan Jenny sudah pindah ke apartemen yang diberikan oleh Fernando, pada awalnya Viona melarang mereka untuk pindah akan tetapi setelah Amina dan Jenny memberikan alasan ingin hidup mandiri akhirnya Viona tak bisa menahan mereka berdua lebih lama lagi tinggal di istana megahnya bersama Fernando.      

"Kenapa kau sangat menggemaskan sekali ketika sedang tidur seperti ini." Ucap Fernando pelan sambil membelai wajah Viona dengan penuh cinta ketika ia sudah selesai menidurkan Viona di atas kasur.     

Fernando akhirnya memilih untuk mandi setelah tak bisa menguasai dirinya sendiri setelah terus-menerus memandangi Viona yang sedang terlelap, ditambah dengan juniornya yang sudah mulai tegang dibalik celana dalamnya. Ia tak mau melakukan hubungan seks ketika Viona sedang tidur karena baginya seks adalah hubungan yang dilakukan oleh dua orang saat sedang sadar, karena bagi Fernando jika melakukan hubungan secara sepihak seperti itu dirinya seperti sedang bercinta dengan robot. Karena sudah tidak tahan Fernando langsung berlari ke kamar mandi dan langsung menyalakan shower dan berdiri di bawahnya tanpa membuka pakaiannya satupun.     

Saat sedang memejamkan mata sambil meletakkan kedua tangannya di dinding tiba-tiba Fernando merasakan ada tangan yang memeluknya dari belakang.     

"Kenapa mandi tidak membuka pakaian.?" Tanya Viona setengah berbisik sambil memeluk Fernando dari belakang.     

Fernando menikmati sensasi kelembutan dari payudara Viona yang menempel di punggungnya tiba-tiba saja ia membuka matanya ketika menyadari ada yang salah dengan Viona, dengan cepat karena berbalik dan terkejut ketika melihat Viona sudah membuka seluruh pakaiannya.      

"Apa yang kau….Cup     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya karena bibirnya sudah dicium dengan cepat oleh Viona kedua tangannya langsung melingkar di leher Fernando. Fernando langsung membalas ciuman Viona, ia langsung menyadari kalau ternyata istrinya pun menginginkan hal yang sama seperti dirinya. Dengan cepat Fernando mengambil alih kendali dengan membuat Viona bersandar di dinding dan kedua tangannya sudah ia kunci menggunakan tangan kirinya, dalam posisi seperti itu Viona nampak lebih menggairahkan apalagi kedua payudaranya terlihat lebih membusung seolah-olah sedang menantang Fernando.     

"Kau sudah mulai nakal babe "ucap Fernando dengan suara berat sambil meraba paha Viona menggunakan tangan kanannya.     

"Aku hanya ingin mandi." Jawab Viona mencoba mengelak dengan wajah memerah.     

"Benarkah kau ingin mandi tapi wajahmu mengatakan tidak, ekspresi wajah ini sangat aku kenal babe," bisik Fernando lirih sambil meraba daerah sensitif Viona menggunakan tiga jarinya, ia bermain-main dengan bulu halus Viona yang sudah dicukur dengan rapi.     

"Stopp babe hmmpp …"     

"Coba bicara yang jujur babe, atau aku akan menghukummu dengan kenikmatan ini,"ucap Fernando pelan merespon Viona yang sudah mendesah.     

"A--aku...akhhh Viona tak dapat menyelesaikan ucapannya karena Fernando sudah kembali menyentuhnya, memberikan kenikmatan yang selalu membuatnya tak mampu berdiri dengan tenang. Viona bahkan hampir terjatuh kalau saja Fernando tak langsung memeluk tubuhnya dengan erat.     

"Jangan menyerah aku baru memulainya honey,"bisik Fernando pelan sambil merangkul Viona untuk ia gendong lalu ia bawa ke bath up yang masih kering.     

"K--kita kekamar saja." Pinta Viona dengan tergagap.     

"No….dua kali lagi baru ke kamar,"tolak Fernando dengan tegas sambil tersenyum jahat penuh kemenangan sambil mendudukan Viona dengan hati-hati di dalam bathtub.     

"Tapi aku tak kuat lagi babe,"jawab Viona jujur, dahinya sudah penuh dengan keringat yang mengucur deras. Sungguh Fernando membuatnya lemas, padahal mereka belum berlanjut ke permainan inti. Fernando hanya baru menggunakan tangannya saja, namun Viona sudah mencapai puncaknya yang luar biasa.      

Fernando menipiskan bibirnya. "Kita belum selesai, babe. Ikuti permainanku dan berteriaklah."     

Viona menutup matanya saat Fernando memulai permainannya lagi di dalam bathup, setiap sentuhan yang Fernando lakukan benar-benar membuat Viona melayang. Pria itu sungguh tak melewatkan sentuhannya di setiap inci dari tubuh Viona yang ia lewati, kedua tangan Viona bahkan sampai menjambak rambut Fernando saat pria itu berhasil membuat Viona mencapai puncak keduanya. Seluruh tubuh Viona bergetar hebat untuk kesekian kalinya dan Fernando puas berhasil membuat istrinya mendapatkan kenikmatannya meski belum bermain pada inti percintaan mereka malam ini.      

Perlahan Fernando merangkak, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Viona. "Kita sudahi disini saja, ya."     

"Apa maksudmu?"     

"Kau sedang hamil, aku takut kalau aku benar-benar memasukimu anak kita akan terluka,"jawab Fernando jujur.     

Viona tersenyum, ia tahu betapa Fernando menginginkan dirinya saat ini. Meski bibir Fernando berkata tidak, namun kedua matanya mengatakan hal sebaliknya.      

"Kau tak akan menyakiti anak kita, percaya padaku,"ucap Viona lembut.      

"Tapi aku takut, kau tahu kan aku sangat liar kalau sudah berada diatas tubuhmu. Aku benar-benar takut, babe."     

Viona menggelengkan kepalanya. "Kalau kau hati-hati, semuanya akan baik-baik saja. Lagipula aku sudah sangat menginginkanmu."     

Kedua mata Fernando membeliak lebar, ia tak percaya Viona akan berkata seperti itu kepada dirinya. Sungguh Viona yang sekarang sudah jauh lebih berani dari Viona yang ia kenal beberapa tahun yang lalu, apalagi untuk masalah intim seperti ini. Fernando adalah orang yang tak bis menahan dirinya lebih lama dan Viona sadar akan itu.      

"Aku dan anak kita akan baik-baik saja, kau jangan khawatir. Lagipula mana bisa aku tidur dengan tenang setelah melihat kedua matamu yang sudah seperti serigala liar saat ini,"ucap Viona kembali sambil terkekeh geli, sungguh ia tak tega melihat betapa memelasnya wajah Fernando saat ini. Fernando yang ditakuti semua orang sudah tidak ada, pria itu kini seperti anak kecil yang sedang memohon untuk dibelikan mainan.      

Fernando mendaratkan ciuman di kening Viona dengan penuh cinta, sementara kedua tangannya meraih leher belakang Viona. "Baiklah, kau yang memintanya, babe. Nanti saat kita sudah memulai semuanya jangan minta aku untuk berhenti, karena percayalah aku tak akan bisa berhenti."     

Perlahan Viona membuka kedua matanya setelah sebelumnya terpejam saat menikmati ciuman dari Fernando. "Aku percaya padamu, kau pasti bisa menguasai dirimu dengan baik, Daddy."     

Fernando tersenyum lebar saat Viona memanggilnya dengan sebutan daddy disaat-saat seperti ini, tanpa bicara lagi Fernando kemudian meraih tubuh Viona dari dalam bathup dan membawanya menuju kamar mereka. Dengan hati-hati Fernando menurunkan tubuh Viona diatas ranjang, setelah itu tanpa menunggu lama Fernando pun kembali melanjutkan permainannya yang tertunda sebelumnya di kamar mandi. Viona hanya mampu memejamkan kedua matanya dengan mencengkram erat seprai yang ada dibawahnya, menikmati semua sentuhan suaminya yang membuatnya terbang ke angkasa.      

Viona memekik cukup keras saat Fernando mulai menyatukan tubuh mereka, kalau sebelum Viona hamil Fernando tak pernah berpikir dua kali ketika sedang bercinta kini Fernando sangat hati-hati. Setiap gerakan yang ia lakukan penuh perhitungan dan kehati-hatian, namun tetap saja hal itu memberikan sensasi tiada dua untuk Viona. Semenjak hamil Viona sepertinya merasa candu dengan permaian ranjang suaminya.      

"Babe akh..."     

Sebuah teriakan terdengar keras dari bibir Viona saat Fernando mengubah posisi bercinta mereka.      

"Tenanglah, posisi ini yang paling aman untukmu. Dengan ini aku tak akan memasukimu terlalu dalam dan aku tak akan menyakiti anak kita,"ucap Fernando pelan saat meraba pinggang Viona.      

Viona memejamkan kedua matanya, ia berusaha beradaptasi dengan posisinya saat ini. Meskipun Fernando mengatakan posisinya saat ini adalah posisi paling nyaman tapi tetap saja untuk Viona ia merasa sedikit terganggu, sampai akhrinya Viona bisa menyesuaikan diri saat Fernando membantunya bergerak.      

"I love you, Viona...you are mine."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.