You Are Mine, Viona : The Revenge

Rahasia dibalik jalan rahasia



Rahasia dibalik jalan rahasia

0Fernando duduk di tepi ranjang sambil tersenyum ketika melihat wajah Viona yang terlelap, ia dengan sabar menunggu Viona bangun. Banyak hal yang ingin ia tanyakan pada istrinya itu terutama tentang bagaimana ia bisa mengetahui lorong rahasia dibawah gudang penyimpanan wine yang kini sudah di ratakan dengan tanah itu. Tadi sebelum dokter William pulang Fernando sudah memintanya untuk memeriksa kondisi Viona kembali, ia khawatir kalau Viona terkena gigitan serangga ketika masuk ke dalam lorong rahasia itu.     
0

"Hei princess wake up." Bisik Fernando pelan ketika melihat Viona mulai mengeliat.     

"mmm...jam berapa?" Tanya Viona lirih.     

"Sudah jam tujuh malam, kau belum makan dan mandi ayo bangun dulu." Jawab Fernando pelan sambil mencium pipi Viona dengan lembut.     

"Aku masih mengantuk." Ucap Viona pelan dengan suara serak.       

"Iya aku tahu,tapi sekarang kau bangun dulu untuk mandi dan kita makan malam baru setelah itu tidur lagi ya." Sahut Fernando sambik meraba perut Viona dengan perlahan.     

Viona akhirnya bangun dari tidurnya setelah di bujuk Fernando berkali-kali untuk pergi mandi, Fernando bahkan dengan telaten membantu Viona mandi di dalam bathup. Ia senang sekali menggosok punggung Viona menggunakan busa yang keluar dari sabun. Setelah hampir sepuluh menit mandi Viona akhirnya menyudahi mandi malamnya, ia lalu memakai baju tidur yang sudah disiapkan oleh Fenando.     

"Ayo katanya mau makan malam." Ucap Viona pelan sambil tersenyum pada Fernando yang sedang berlutut dihadapannya dan mencium perutnya berkali-kali sehingga membuatnya geli.     

"Sebentar mommy, daddy sedang mendengarkan jagoan cerita." Jawab Fernando pelan tanpa memindahkan telinganya dari perut Viona.     

"Memangnya dia sedang cerita apa?" Tanya Viona sambil terkekeh mendengar perkataan sang suami.     

"Dia cerita katanya hari ini diajak jalan-jalan oleh mommy naik mobil box dan melewati lorong bawah tanah mom." Jawab Fernando menyindir Viona.     

Viona langsung terdiam mendengar perkataan Fernando, air mukanya pun berubah seketika. Ia merasa akan menerima kemarahan Fernando karena sudah pergi dari rumah dengan cara yang berbahaya seperti itu. Melihat perubahan ekspresi sang istri membuat Fernando bertindak dengan cepat, ia lalu bangun dan memegang pundak Viona dengan erat.     

"Aku tak marah padamu babe, jangan takut padaku." Ucap Fernando pelan sambil menatap tajam ke dalam kedua mata Viona yang terlihat berkaca-kaca.     

"Aku hikss...aku hanya...     

Viona tak bisa menyelesaikan perkataannya karena sudah dipeluk dengan erat oleh Fernando, ia lalu menangis dengan keras dipelukan Fernando padahal Fernando tak marah atau berkata kasar padanya. Fernando hanya tersenyum ketika mengetahui kalau Viona menangis, ia tahu istrinya saat ini sedang meluapkan semua perasaannya pasca kejadian hari ini, setelah suara tangisan Viona mereda dengan perlahan Fernando mendorong tubuh Viona kehadapannya dan dengan perlahan ia menyeka air mata yang mengalir di wajah Viona menggunakan kedua tangannya.     

"Aku tak marah padamu mom, aku justru ingin minta maaf padamu." Ucap Fernando lirih mencoba untuk menenangkan Viona.     

"Minta maaf apa?" Tanya Viona bingung.     

"Minta maaf karena sudah mengekangmu seperti ini, aku baru sadar ternyata apa yang aku lakukan salah. Maafkan aku yang sudah sangat egois ini babe, aku hanya terlalu takut terjadi hal-hal yang tak aku inginkan menimpamu menimpa anak kita." Jawab Fernando dengan suara berat.     

Viona kemudian memeluk Fernando dengan erat, ia benar-benar merasa bersalah atas apa yang sudah ia lakukan hari ini.     

"Aku juga salah babe, justru sebenarnya aku pantas menerima hukuman darimu." Ucap Viona terisak.     

"No...aku lebih baik mati jika harus menghukummu.!!" Pekik Fernando cepat sambil mengeratkan pelukannya pada Viona.     

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona kembali menangis, ia merasa kalau saat ini benar-benar dicintai oleh Fernando. Setelah berpelukan cukup lama Fernando akhirnya membawa Viona turun ke lantai satu untuk makan malam, sebanarnya ia bisa saja makan terlebih dahulu sejak tadi tanpa Viona akan tetapi Fernando memilih menunggu Viona bangun dari tidurnya agar bisa makan malam bersama. Para pelayan yang ada di ruang makan nampak tersenyum ketika melihat Viona makan dengan lahap, mereka merasa senang karena sang nyonya akhirnya sudah mau makan kembali.     

"Jangan tambahkan daging terus babe." Protes Viona pada Fernando yang berkali-kali mengambilkan potongan daging kalkun bakar ke piring Viona.     

"Kau harus makan banyak, ingat babe ada si junior juga yang butuh makan sekarang." Jawab Fernando dengan cepat.     

"Iya tapi kau terus mengisi piringku, aku sudah kenyang." Isak Viona  memelas.     

"Baiklah aku tak akan memaksamu untuk makan lagi, sekarang makan salad dan buah saja ya sebagai pencuci mulut." Ucap Fernando pelan sambil meletakkan piring salad dan buah kehadapan Viona.     

"Ok." Sahut Viona cepat sambil menyendokkan garpunya ke salad.     

Fernando tertawa melihat tingkah Viona, sebenarnya makanan yang dimakan Viona sudah cukup banyak malam ini jadi ia sudah lega. Tak lama kemudian Viona pun selesai makan salad dan buah yang tadi diberikan oleh Fernando, ia kini merasa sangat full karena sudah makan banyak sekali. Sampai-sampai Viona harus melonggarkan tali celana tidurnya supaya tak terlalu sesak, melihat apa yang dilakukan Viona membuat Fernando tertawa geli. Ia sudah tak sabar ingin melihat perut Viona membuncit.     

Setelah makan Fernando mengajak Viona untuk bersantai di ruang keluarga sambil menonton kartun favorit Viona yang ada di saluran TV Cable, Viona nampak serius menonton film kartun favoritnya. Berkali-kali ia tertawa lebar ketika melihat karakter kartun di TV mendapat kesialan, Fernando hanya diam dan terus memperhatikan apa yang dilakukan oleh Viona. Ia masih menikmati quality time-nya bersama sang anak sejak tadi, Fernando tak melepaskan tangannya dari perut Viona.     

"Babe." Panggil Fernando lirih.     

 "Iya." Jawab Viona singkat.     

"Aku ingin bertanya padamu boleh?" Tanya Fernando serius.     

"Ok aku mendengarnya babe, memangnya mau tanya apa?" Tanya balik Viona pada Fernando tanpa mengalihkan wajahnya dari TV.     

"Dari mana kau tau tentang jalan rahasia itu?" Tanya Fernando pelan.     

Deg     

Viona langsung membatu mendengar perkataan sang suami, pertanyaan yang ia takutkan akhirnya keluar dari mulut Fernando.     

"Jangan takut babe, aku hanya bertanya my love. Aku hanya ingin tahu saja tentang jalan rahasia itu bukan ingin memarahimu." Ucap Fernando cepat sambil meraih wajah Viona yang menunduk.     

"Bicaralah my love jangan takut, coba ceritakan padaku darimana kau tahu tentang jalan rahasia itu." Imbuh Fernando menimpali perkataannya yang sebelumnya.     

Perlahan Viona mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Fernando dengan tatapan sendu, ia sebenarnya takut ingin mengatakan hal yang sebenarnya. Ia takut Fernando tak percaya padanya karena orang yang memberitahukan jalan rahasia itu sudah meninggal, Viona takut Fernando menuduhnya yang tidak-tidak.     

"Babe....     

"Nyonya Lily yang memberitahukan tentang jalan rahasia itu, ia memberitahuku tentang keberadaan jalan rahasia itu ketika aku pulang kerumah saat Zevanya sudah hiks...sudah meninggal..hiks..." Ucap Viona terbata memotong perkataan Fernando.     

"Maksudmu apa babe?" Tanya Fernando bingung.     

Viona kemudian menceritakan secara detail awal mula ia mengetahui jalan rahasia itu, dimana saat itu kondisinya ia sedang sangat takut pada Fernando. Takut disalahkan atas apa yang sudah menimpa Zevanya, ia takut dipenjara saat itu.     

"Jadi kau menggunakan lorong rahasia itu untuk pergi dari rumahku tujuh tahun yang lalu, pergi dariku dan menghilang tanpa kabar selama enam tahun lamanya!!" Ucap Fernando dengan suara meninggi mengulangi intisari cerita Viona.     

"Iya..aku takut waktu itu, aku takut padamu...     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.