You Are Mine, Viona : The Revenge

Mulai meluluh



Mulai meluluh

0Sebenarnya Fernando punya pertanyaan besar di dalam benaknya yang sejak dulu belum ia dapatkan jawabannya dari Viona, ia masih penasaran kenapa Viona setakut itu kepada dirinya. Padahal waktu Zevanya masih hidup ia tak berbuat hal yang diluar batas kepada Viona, ia hanya sekali yang memberikan ciumannya pada Viona sesaat setelah ia menolong Viona dari reaksi yang ingin mencoba memperkosanya.      
0

"Boleh aku bertanya satu hal kepadamu babe?"  Tanya Fernando lirih sambil menyentuh wajah Viona dengan lembut.      

Viona mengangguk pelan merespon perkataan Fernando tanpa bersuara.     

"Sebenarnya apa yang membuatmu sangat takut kepadaku? bukankah dulu aku tak pernah melewati batasanku ketika kau masih menjadi pengasuh Zeze?" Tanya Fernando dengan wajah serius.     

"Natasya." Jawab Viona dengan cepat.     

"Natasya apa hubungannya dengan Natasya?" Tanya Fernando bingung.      

"Malam sebelum kejadian naas itu terjadi Natasya sempat datang ke dapur di mana aku sedang menyiapkan bekal untuk Zevanya untuk besok pagi,  ia mengancamku akan menjualku ke tempat pelacuran kalau aku masih berani menginjakkan kaki di rumah ini lagi. Dia memberiku waktu sampai sore hari, kalau sampai sore hari aku belum pergi dari rumah ini maka malam harinya ia akan menculik dan membawa aku ke tempat pelacuran."  Jawab Viona sambil menunduk ia mengingat kejadian menyedihkan tujuh tahun yang lalu.      

"Whatttt….kenapa kau tak lapor padaku Vio!!" Teriak Fernando dengan suara meninggi.     

"Aku tak berani berbicara itu kepadamu, bukankah waktu itu status kalian adalah sebagai tunangan yang akan menikah. Maka dari itu aku hanya diam saja tanpa berani menjawab semua perkataannya, dan ternyata saat itu nyonya Lily mendengarkan semua percakapan ku dengan Natasya secara tidak sengaja. Oleh karena itu ketika aku pulang kerumah saat berhasil melepaskan diri dari penculik yang membawaku dari sekolah Zevanya ia langsung memintaku untuk meninggalkan rumah ini, nyonya Lily bahkan memberikan aku uang yang cukup banyak saat itu." Ucap Viona dengan suara bergetar ia mengingat perpisahan terakhirnya dengan nyonya Lily di dalam jalan rahasia sesaat setelah ia pulang ke rumah.     

Fernando terdiam mendengar perkataan sang istri, ia tak menyangka kalau sebenarnya dalang di balik perpisahannya dengan Viona adalah Natasya. Perempuan jahat yang juga menjadi otak pembunuhan Zevanya putri kesayangannya beberapa tahun yang lalu.      

"Apakah saat kau datang tidak ada pelayan yang melihatmu?" Tanya Fernando kembali, ia penasaran dengan cara Viona pergi darinya. Pasalnya ia tahu waktu itu Viona hanyalah seorang gadis remaja yang yang tidak punya siapapun, sehingga ia sanksi kalau Viona pergi seorang diri tanpa bantuan siapapun.      

"Tidak ada yang melihatku karena aku lewat jalan samping waktu itu, saat aku ingin berjalan ke depan tiba-tiba aku melihat nyonya Lily berlari ke arahku dan langsung mengajakku masuk ke dalam pintu lorong rahasia yang ada di samping pagar."Jawab Viona dengan mata berkaca-kaca.      

"Aku bahkan waktu itu tidak tahu kalau Zevanya sudah meninggal." Imbuh Viona dengan suara bergetar menahan tangis.     

"Sudahlah jangan menangis babe, apa yang terjadi pada Zevanya adalah sebuah takdir Tuhan. Aku yakin dia sangat bahagia di tempatnya sekarang sedang bermain main bersama teman-teman seusianya di atas sana melihat kita." Ucap Fernando pelan sambil memeluk Viona dengan erat.     

Viona mengangguk pelan di dalam pelukan Fernando sebenarnya dulu ia juga tidak ingin pergi dari Fernando karena tak punya tempat lain untuk ia bisa datangi, akan tetapi karena mengingat ancaman yang diberikan oleh Natasya ia jadi berpikir dua kali apalagi saat itu Fernando juga menuduhnya sebagai penyebab kematian Zevanya. Oleh karena itu Viona memberanikan diri pergi ke Inggris dengan bekal uang yang diberikan oleh nyonya Lily dan sedikit uang tabungannya, ia mempertaruhkan hidupnya ke negara orang hanya bermodalkan tekad untuk bisa hidup dengan tenang dalam damai.     

"Lalu kenapa setelah kau bisa kuliah dan menjadi dokter kau tak langsung kembali ke Canada babe?" Tanya Fernando pelan sambil melepaskan pelukannya dari Viona.     

"Karena waktu itu aku mengira kalau kau akan menikah dengan Natasya setelah Zeze meninggal, aku tak pernah berpikir kalau Natasya adalah dalang dibalik kematian Zevanya. Aku tak mau mengganggu kalian lagi." Jawab Viona jujur.     

"Dasar gadis bodoh." Ucap Fernando dengan cepat sambil memeluk Viona kembali dengan erat.      

"Tapi kenapa kau justru bertunangan dengan sepupu Natasya yang bernama Nessie itu?" Tanya Viona tiba-tiba, Viona mengingat malam di mana ia pertama kali bertemu dengan Fernando di pesta pertunangannya dengan Nessie.     

"Itu sebenarnya adalah salah satu bagian dari rencanaku untuk mendekati dan mencari tahu rencana keluarga mereka selanjutnya, aku tidak gila sehingga mau berhubungan dengan keluarga penjahat yang sudah menghilangkan nyawa anakku babe " Jawab Fernando sambil mencium kening Viona penuh cinta.     

"Lalu sejak kapan kau mulai suka padaku?" Tanya Fernando tiba-tiba menggoda Viona.     

Mendengar pertanyaan Fernando membuat Viona tak bisa bicara, wajahnya pun langsung memerah seketika ia sangat malu untuk menjawab pertanyaan dari sang suami. Darah di tubuhnya terasa lebih panas dari sebelumnya yang menandakan kalau saat ini ia benar-benar merasa tegang, sama seperti malam di mana ia menyerahkan kesuciannya kepada Fernando setelah mereka menikah.      

"Aku mengantuk ayo tidur." Ucap Viona mengalihkan pembicaraan sambil tetap menyembunyikan wajahnya di dada Fernando yang sedang memeluknya.      

"Jawab dulu pertanyaanku yang tadi." Sahut Fernando sambil tertawa lebar menggoda sang istri.     

"Babeee…..     

"iya iya nyonya kita naik sekarang ke atas." Jawab Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona.     

Tak lama kemudian Fernando pun menggendong Viona ala bridal style menuju ke kamar mereka yang ada di lantai dua, Viona yang masih malu nampak tak berani menatap wajah Fernando ia masih asyik menempelkan wajahnya ke dada bidang sang suami yang sangat jantan itu.     

Sesampainya di kamar Fernando menurunkan Viona ke atas ranjang dengan hati-hati karena sang istri tercinta sudah terlelap, melihat Viona tidur kembali dengan cepat membuat Fernando tertawa.     

"Dasar koala cepat sekali tidurnya." Ucap Fernando gemas sambil menyelimuti tubuh Viona dengan perlahan.     

Karena sudah mengantuk ia akhirnya ikut memejamkan kedua matanya, hari ini adalah hari besar baginya. Dimana ia menemukan sebuah jalan rahasia yang menyimpan kenangan yang berarti bagi Viona, ia juga tahu kalau ternyata Viona sudah dari dulu mencintanya melihat dari sikap malu-malu Viona yang sudah ia hafal.      

"Kalau kau berani mendekati istriku lagi dimasa yang akan datang maka aku akan turun tangan sendiri untuk menghabisimu Natasya." Ucap Fernando dalam hati sambil memejamkan kedua matanya saat memeluk Viona, ia sempat kaget ketika mengetahui kalau ternyata Natasya juga berniat menyingkirkan Viona tujuh tahun yang lalu      

Tiba-tiba lampu tidur otomatis di kamar mereka akhirnya padam dan membuat lampu kecil di dekat foto pernikahan mereka menyala secara otomatis, kondisi kamar yang gelap seperti itu membuat Fernando dan Viona akhirnya tidur semakin lelap. Mereka tidur dengan saling memeluk satu sama lain seolah takut kehilangan, sebuah bahasa tubuh yang alami.     

Di sebuah taman yang tak jauh dari kota sebuah mobil mewah nampak masih terparkir cantik, sementara sang pemilik mobil nampak sudah terlelap di atas mobil sampai akhirnya ia pun terbangun ketika merasakan hawa dingin yang semakin menusuk tulang dan memaksanya untuk membuka kedua matanya.     

"Akhhh shit... bisa-bisanya aku tertidur disini." Umpat profesor Frank kesal, seluruh tubuhnya terasa dingin.     

Dengan cepat profesor tampan itu masuk ke dalam mobil mahalnya untuk menghangatkan diri, ia lalu menyalakan mobilnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan taman untuk pulang. Saat sedang berhenti di lampu merah ia melihat ke arah sebuah mobil yang ada di sebelahnya dimana di dalam mobil itu terlihat  penuh canda tawa, dibagian belakang nampak dua orang anak kecil sedang tertawa bersama sementara sang ayah dan ibunya sedang duduk dibangku depan. Sebuah pemandangan indah penuh kehangatan yang tak pernah ia dapatkan sewaktu ia masih kecil dulu, dimana ia tak pernah pergi bepergian bersama kedua orang tuanya bersama sang kakak Fernando.     

Seorang anak yang ada di dalam mobil itu nampak sedang melambaikan tangannya ke arah profesor Frank, tak lama sang adik pun mengikuti apa yang dilakukan kakaknya. Alhasil kedua anak itu secara bersamaan melambaikan tangan ke arahnya, mau tak mau profesor akhirnya membalas lambaian tangan itu sambil tersenyum.     

Karena lampu sudah hijau profesor Frank akhirnya menginjak gas mobilnya dan melesat dengan kecepatan penuh menuju ke apartemennya, begitupun mobil Toyota Fortuner yang tadi ada di sebelahnya. Setelah mengendarai mobil hampir empat puluh lima menit mobil sport mahal milik profesor Frank akhirnya sampai di depan apartemennya, saat akan masuk ke dalam parkiran bawah tanah tiba-tiba ponselnya berdering dan memaksanya untuk mengangkatnya dengan cepat.     

"Frank disini." Ucap profesor Frank pelan ketika mengangkat sambungan telepon.     

"Apa !!! Ok aku akan segera datang." Pekik profesor Frank dengan suara meninggi, ia lalu menutup teleponnya dan melemparnya begitu saja di kursi yang ada di sebelahnya.     

Mobil sport itu pun kembali melaju di keheningan malam dimana semua penduduk sudah mulai istirahat dengan tenang di rumahnya masing-masing.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.