You Are Mine, Viona : The Revenge

Back to hospital



Back to hospital

0Sebuah mobil sport mewah warna biru milik profesor Frank kembali masuk ke dalam area rumah sakit Global Bros, sang profesor tampan itu mendapatkan telpon dari ruang IGD bahwa telah terjadi kecelakaan yang menimpa sebuah mobil yang berisi satu keluarga kecil. Kedua orang tuanya mengalami cedera ringan karena ada airbag, akan tetapi tidak dengan kedua anak mereka yang terluka cukup parah dan segera membutuhkan pertolongan.      
0

"Prof mereka…     

"Aku tau, segera bawa ke ruang operasi." Ucap profesor Frank memotong perkataan dokter IGD yang bertugas jaga.     

"Oh iya apa ada dokter lagi yang berhasil kau hubungi?" Tanya profesor Frank sambil menengok ke arah snav dokter jaga.     

"Dokter Cecilia masih cuti, dokter Robert tak bisa dihubungi dan dokter William…     

"Ok aku mengerti, ya sudah aku saja yang akan mengoperasi mereka." Sahut profesor Frank memotong perkataan sang dokter jaga dengan cepat, sejak Viona berhenti divisi bedah menjadi agak sedikit berantakan.      

Dulu ketika Viona masih bekerja ia dengan mudah memintanya datang ke kantor untuk melakukan tindakan darurat seperti ini, akan tetapi saat ini ia harus berjuang sendiri.      

"Si istri mengalami patah tulang rusuk dan tangan sedangkan suaminya mengalami patah kaki dan benturan cukup keras di bagian tulang belakangnya." Ucap sang dokter jaga pada profesor Frank saat profesor Frank sudah berganti pakaian khusus operasi.     

"Kita tangani istrinya dulu, aku takut tulang rusuk yang patah itu mengenai paru-parunya." Jawab profesor Frank dengan cepat.     

"Baik prof." Sahut semua orang yang ada di ruang operasi kompak.     

Tak lama kemudian profesor Frank pun mulai bekerja, ia terlihat serius dalam operasinya saat ini karena sang asisten adalah dokter umum biasa bukan dokter spesialis bedah seperti dirinya , Viona atau dokter Robert yang saat ini sudah menggantikan Viona. Namun karena jam terbang yang cukup tinggi dan kemampuan yang mumpuni profesor Frank nampak tak mengalami kesulitan yang berarti, walau pada awalnya ia mengalami sedikit kesulitan akan tetapi karena asistennya dapat diajak bekerja dengan baik akhirnya operasi pertama pun berjalan lancar.     

Setelah sang istri korban kecelakaan selesai ditolong, mereka melanjutkan tugasnya kembali. Walau sebenarnya profesor Frank nampak sangat kelelahan karena sudah menjalani operasi selama hampir empat jam ia masih harus berjuang lagi untuk operasi yang kedua. Saat mentari muncul di ufuk timur operasi yang dipimpin oleh profesor Frank belum juga selesai, para dokter yang baru datang nampak heboh karena kaget saat mendengar berita itu. Begitu Pula dengan dokter William yang baru datang, dengan berlari ia masuk ke ruang khusus yang ada di atas ruang operasi tempat profesor Frank bekerja.      

Dari layar monitor ia memperhatikan cara kerja profesor Frank yang sudah melakukan operasi semalam suntuk, raut kelelahan nampak tercetak jelas di wajah tampan profesor Frank yang tertutup masker.     

"Sudah berapa lama?" Tanya dokter William dingin pada seorang suster.     

"Sudah hampir tiga jam dok, pasien mengalami retak di tulang belakang oleh karena itu profesor Frank nampak sedang…     

"Aku tau apa yang sedang ia lakukan, terima kasih infonya. Lalu bagaimana dengan pasien pertama yang ia tolong?" Tanya dokter William memotong perkataan sang suster dengan cepat.     

"Pasien pertama sudah mulai stabil kondisinya walaupun belum sadar, profesor Frank sudah berhasil menolongnya." Jawab sang suster menjelaskan kondisi sang pasien yang berhasil diselamatkan oleh profesor Frank.     

Dokter William tersenyum mendengar perkataan sang suster, ia bangga pada hasil kerja profesor Frank. Walau ia mempunyai sisi gelap yang membuat orang lain bergidik akan tetapi kemampuannya sebagai dokter tak perlu diragukan lagi.     

Setelah berdiri menatap ke arah meja operasi selama hampir satu jam akhirnya operasi yang dipimpin oleh profesor Frank pun selesai, dokter William berjalan pelan mendekati ke arah pintu keluar dimana profesor Frank akan keluar.     

"Are you ok Franklin?" Tanya dokter William cepat, ia dapat melihat ekspresi kelelahan nampak terukir jelas di wajah profesor Frank.     

"I'm fine." Jawab profesor Frank terbata.     

Tanpa disadari siapapun ternyata dokter Louisa ada ditempat itu, dengan cepat ia memberikan minum kepada profesor Frank namun ditolak oleh sang profesor sehingga membuat dokter Louisa kecewa.     

"Dia sedang lelah jangan diambil hati dok." Bisik dokter William pelan menenangkan dokter Louisa.     

"Iya dok saya mengerti." Jawab dokter Louisa pura-pura tegar, ia sangat khawatir melihat kondisi profesor Frank.     

Saat sampai dirumah sakit beberapa menit yang lalu dokter Louisa langsung berlari ke arah ruang operasi, hatinya tak karuan memikirkan kondisi profesor Frank yang sudah melakukan operasi selama hampir semalam suntuk. Tanpa sarapan dokter Louisa langsung menuju ke ruang operasi, ia ingin memastikan kondisi pria yang pernah mengisi hatinya baik-baik saja. Karena melakukan operasi dua orang pasien dalam waktu semalaman tentu bukanlah hal yang mudah untuk dokter manapun, memikirkan hal itu membuat dokter Louisa menjadi panik.      

Dokter Louisa berdiri di belakang pintu dimana dokter William dan dokter lainnya sedang memantau jalannya operasi, saat semua dokter fokus ke pasien yang sedang ditangani oleh profesor Frank dokter Louisa justru lebih fokus melihat kondisi profesor Frank. Dokter Louisa bisa melihat dengan jelas kelelahan yang amat sangat dari profesor Frank melihat dari sorot matanya, ia tahu kalau pria itu sedang berjuang sekuat tenaga untuk menyelamatkan seorang nyawa manusia.     

"Lebih baik anda istirahat di ruang khusus saja dok, anda pasti sangat lelah sekarang." Ucap dokter William pelan sambil menepuk pundak profesor Frank.     

"I'm fine, tapi tolong pantau kondisinya terus." Sahut profesor Frank pelan sambil menunjuk ke arah ruang operasi dimana pasiennya batu saja ia tolong.     

"Tentu saja prof." Jawab dokter William cepat sambil menyerahkan botol minuman yang dibawakan dokter Louisa pada profesor Frank.     

"No thank, aku mau istirahat saja sebentar." Tolak profesor Frank sambil menangkis tangan dokter William.     

Dokter William hanya tersenyum tipis melihat ia ditolak begitupun dokter Louisa yang sejak tadi diam tanpa berbicara apapun, setelah melihat profesor Frank menolak pemberian minum dokter William ia tersenyum karena akhirnya ia tahu bahwasanya profesor Frank menolak pemberian minumannya yang sebelumnya karena memang tak mau minum bukan karena membenci dirinya.     

Perlahan profesor Frank bangun dari kursinya dan melepas pakaian khususnya dibantu seorang suster yang sudah bersiap sejak profesor Frank keluar dari ruang operasi. Setelah membuka semua pakaiannya ia kemudian berjalan menuju ke ruang istirahat para dokter sendirian karena menolak dibantu oleh siapapun.      

"Frank…." Teriak Fernando dengan suara tinggi ketika melihat adiknya terhuyung dan hampir jatuh ke lantai.     

Fernando langsung datang ke rumah sakit begitu mendapat kabar dari dokter William kalau sang adik tengah melakukan operasi dua pasien sekaligus. Sebagai seorang kakak ikut khawatir mengenai kondisi sang adik, walaupun sebenarnya ia tahu kalau adiknya adalah seorang dokter yang hebat.     

"Are you ok?" Tanya Fernando pelan setelah berhasil menahan tubuh profesor Frank yang hampir jatuh ke lantai.     

"Frank jawab aku, jangan membuatku khawatir." Imbuh Fernando kembali, wajah pucat sang adik membuatnya takut. Walau bagaimanapun mereka adalah saudara kandung terlepas dari permusuhan dan persaingan mereka selama bertahun-tahun ini.     

"I don't need your help, jangan sok perhatian padaku" Jawab profesor Frank sinis sambil berusaha mendorong tangan Fernando yang sedang menahan tubuhnya, ia tak suka dikasihani oleh siapapun apalagi oleh Fernando yang notabene adalah saudara kandungnya sendiri.     

"You really don't need his help, but you need my help." Ucap seorang wanita dengan suara lembut, suara yang sangat dirindukan oleh profesor Frank selama berminggu minggu ini.     

"Viona….     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.