You Are Mine, Viona : The Revenge

Sebuah foto



Sebuah foto

0Viona yang sedang menikmati puding mangga yang ia minta sebelumnya nampak terkejut ketika melihat ponselnya menerima sebuah pesan baru, dengan cepat ia meraih ponsel mahalnya yang ada di atas meja dan langsung membaca pesan itu. Senyumnya langsung mengembang ketika melihat pesan masuk yang dikirimkan oleh dokter Louisa itu, dokter Louisa mengirimkan foto tangan kirinya yang memakai cincin bermatakan berlian di atas meja makan dengan background Profesor Frank yang sedang berbicara di telepon di dekat meja.      
0

"Aku ikut bahagia dokter semoga semuanya lancar sampai hari h." Ucap Viona lirih dengan mata berkaca-kaca, ia masih mengingat dengan jelas pembicaraannya yang sebelumnya bersama Profesor Frank di ruang rawatnya satu hari yang lalu.      

"Kau sedang mengobrol dengan siapa?  kenapa matamu berkaca-kaca seperti itu babe?"  Tanya Fernando penasaran sambil menyeka mulutnya dengan sapu tangan.     

"Baca ini." Jawab Viona dengan cepat sambil menyerahkan ponselnya pada Fernando yang duduk disebelahnya.     

Fernando langsung meraih ponsel milik Viona dan membacanya dengan cepat, sebuah senyuman tersungging di bibirnya saat membaca chat antara Viona dan dokter Louisa yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Perhatian besarnya tercuri dengan foto terakhir yang dikirimkan oleh dokter Louisa kepada Viona.     

"Ini yakin tangan dokter Louisa?" Tanya Fernando sangsi.     

"Iya, itu foto tangannya. Aku hafal jam tangan dokter Louisa." Jawab Viona sambil tersenyum.     

"Apa yang menyebabkan si brengsek itu akhirnya mau menikahi dokter Louisa, aku merasa ada yang aneh sudah terjadi pada otaknya." Ucap Fernando dengan cepat, ia masih ragu adiknya mau menikahi dokter Louisa. Pasalnya ia tau selama ini Frank adalah pria yang tak menganggap serius hubungannya dengan budak budak seksnya.     

"Awwww …."      

Fernando menjerit kesakitan ketika tangannya ditusuk garpu oleh Viona, sebenarnya tusukan Viona tak sakit sama sekali. Ia hanya kaget dan tak mengira Viona akan melakukan itu kepadanya.     

"Babe ini tanganku bukan daging steak." Ucap Fernando pelan memelas pada Viona.     

"Kau ini kenapa, adikmu berubah bukannya bersyukur malah disangsikan seperti itu.!!" Hardik Viona dengan nada meninggi.     

"He he he bukan begitu honey, aku kenal Franklin bertahun-tahun. Kami punya darah yang sama jadi aku tahu betul si brengsek itu tak akan mungkin berubah semudah ini, apalagi sampai ingin menikah dengan wanita yang sudah menjadi budak seksnya itu." Jawab Fernando pelan mencoba mengatakan asumsinya pada Viona.     

"Oh jadi karena kalian sedarah jadi kau sangsi kalau dia berubah, lalu bagaimana denganmu aku jadi sangsi juga padamu. Aku jadi tak yakin bahwa kau benar-benar mencintaiku saat ini." Ucap Viona datar sambil menatap mata Fernando dengan sorot mata tajam seperti seekor serigala yang siap menerkam mangsa.     

Deg     

Deg     

Jantung Fernando berdetak dengan cepat, ia menelan salivanya perlahan sambil tersenyum lebar ke arah Viona sehingga deretan gigi putihnya terlihat dengan jelas.     

"Bukan begitu babe...jangan samakan aku….     

"Lho bukankah tadi kau sendiri yang mengatakan kalau kalian satu darah yang tak mungkin bisa berubah secepat itu jadi sekarang wajar kan jika aku menyangsikanmu juga." Ucap Viona dingin memotong perkataan Fernando.     

"Aduh mati aku salah bicara." Ucap Fernando dalam hati sambil menatap Viona yang masih memasang wajah marah.     

"Babe kau mau kemana?" Tanya Fernando dengan terbata ketika melihat Viona bangun dari kursinya di meja makan.     

"Aku sudah kenyang dan mau tidur." Jawab Viona dengan cepat sambil terus melangkah menuju ke tangga tanpa menoleh ke arah Fernando yang masih duduk di meja makan yang sedang menyesali perkataannya yang sebelumnya.     

Setelah Viona naik ke lantai dua Fernando berniat untuk menyusulnya karena ia pun sudah kenyang, akan tetapi ketika baru akan bangun tiba-tiba ponsel Viona kembali berbunyi. Karena penasaran Fernando meraih ponsel sang istri dan membaca pesan yang baru dikirimkan oleh nomor tanpa nama yang sangat ia hafal sekali nomor itu.     

"Franklin…." Ucap Fernando lirih saat berhasil mengingat nomor tanpa nama yang baru saja mengirimkan pesan pada istrinya itu.     

Perlahan Fernando membuka pesan masuk dari sang adik itu dengan jantung berdegup kencang.     

"Mungkin kau benar Viona, sudah saatnya aku melakukan apa yang benar. Aku berpikir mungkin ini waktunya aku memulai hidup baru bersama dengan wanita yang mencintaiku dan hidup bahagia bersamanya seperti kau dan kakakku, walau sebenarnya masih sulit untuk menghilangkan namamu dari dalam hatiku. Akan tetapi aku berjanji padamu Vio, aku akan mencobanya walau berat. Aku harap kau dan kakakku hidup bahagia tanpa ada pengganggu lagi, oh iya aku ingin memberitahu padamu bahwasanya hari ini aku sudah melamar Louisa. Secepatnya aku akan mengajaknya ke rumah kalian secara resmi dan mengurus pernikahan kami, aku minta tolong padamu jangan beritahukan kabar ini terlebih dahulu dari kakakku karena aku yakin dia pasti akan mengejekku. Sekali lagi terima kasih Viona atas semua masukannya, aku sangat berhutang banyak padamu."     

Sebuah senyum mengembang di bibir Fernando ketika membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh sang adik kepada istrinya, akhirnya ia tahu kenapa adiknya berubah pikirannya.      

"Kau benar-benar malaikatku Vio, aku mencintaimu honey." Ucap Fernando pelan sambil tersenyum, ia kemudian naik ke lantai dua menyusul istrinya yang sudah masuk ke dalam kamar.     

"Kau sudah tidur babe?" Tanya Fernando pelan ketika duduk di samping ranjang dimana Viona sudah memejamkan kedua matanya.     

"Sudah aku sudah tidur, jangan ganggu aku."Jawab Viona dengan cepat ambil merubah posisi tidurnya membelakangi Fernando menghadap arah lain.      

"Pfffff…..     

Fernando tak bisa menahan tawanya ketika mendengar perkataan sang istri yang sangat lucu itu.     

"Akhhh kenapa si selalu menggangguku!! aku mau tidur sana pergi." Ucap Viona jengkel sambil bangun dari tidurnya dan duduk di samping Fernando dengan wajah yang tak bersahabat.     

Fernando langsung memeluk Viona dengan erat, ia berkali-kali mencium pipi Viona yang sedang merajuk. Karena Viona tak merespon apa yang sedang ia lakukan Fernando akhirnya menidurkan tubuh Viona di tempat tidur tanpa melepas pelukannya.      

"Terima kasih my love atas semuanya, kehadiranmu memang menjadi cahaya untukku." Ucap Fernando dengan lembut.     

"Apa maksudmu?" Tanya Viona ketus sambil mencoba melepaskan pelukan Fernando.     

"Sebelum aku menjawabnya, aku ingin tanya sesuatu terlebih dahulu padamu." Jawab Fernando dengan cepat ambil melepas tangannya dari tubuh Viona.     

"Oke aku siap mendengarkan." Ucap Viona singkat.      

"Apa yang kau katakan pada Franklin sehingga si monster menyebalkan itu bisa merubah pikirannya?" Tanya Fernando sambil tersenyum.      

"Mengatakan apa!" Tanya balik Viona tak mengerti, ia belum paham dengan arah perkataan sang suami.      

Fernando kemudian bangun dari ranjang dan duduk bersama Viona, ia lalu mengeluarkan ponsel Viona yang tadi ia simpan di dalam saku bajunya dan menyenangkannya pada istrinya itu.     

Viona yang masih bingung langsung membuka ponselnya dan membaca pesan dari Profesor Frank yang masih terbuka, Viona kemudian tersenyum ketika selesai membaca pesan adik iparnya itu.     

"Aku penasaran apa yang kau katakan padanya sampai akhirnya dia menyerah mengganggumu dan mau menikahi Louisa." Ucap Fernando pelan mengulangi pertanyaannya yang belum dijawab oleh Viona.     

"Aku tak mengatakan apapun, aku hanya mengatakan bahwa sekuat apapun usahanya untuk mencapai keinginannya jika Tuhan tidak merestui maka usahanya akan sia-sia. Sekuat apapun ia berusaha jika Tuhan berkata tidak maka hasilnya akan tetap tidak." Jawab Viona lembut sambil tersenyum.     

"Benarkah?? hanya dengan mengatakan itu ia menyerah padamu!!! hmmmm aku masih ragu." Sahut Fernando dengan cepat.     

"Kalau kau tak percaya tanya sendiri kepada adikmu itu." Sengit Viona yang sudah mulai jengkel pada Fernando yang sejak tadi sudah membuat moodnya jelek.     

"Akhhh untuk apa bertanya padanya, aku percaya padamu cintaku." Pekik Fernando dengan suara yang dibuat mirip anak kecil mencoba untuk meraih hati Viona.     

"Sudah sana pergi aku mau tidur jangan ganggu akhh…" Ucap Viona dingin.     

"Bagaimana aku mau pergi jika juniorku sudah bangun seperti ini, sudah tiga hari tidak melakukan tugasnya ia sudah pegal-pegal babe." Bisik Fernando dengan suara berat sambil menarik tangan Viona untuk ia sentuhkan ke pangkal pahanya yang sudah mengeras.     

"Fernando kau…     

Cup      

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena bibirnya sudah dicium oleh Fernando yang sudah naik birahinya, sejak perut Viona terlihat membuncit ia jadi lebih bernafsu ingin berhubungan sex dengan Viona. Fernando sudah berkonsultasi pada dokter William apakah berbahaya atau tidak jika dia berhubungan sex dengan Viona saat ini, dokter William pun mengatakan tak masalah asal Fernando tak membuat gerakan yang terlalu heboh dalam bercinta dan jangan terlalu sering. Begitu mendengar kabar itu Fernando langsung kegirangan, ia benar-benar tak bisa menahan birahinya lebih lama lagi.     

Tak lama kemudian terdengar suara desahan dan erangan dari Fernando dan Viona yang sedang mereguk madu masing-masing, Viona dibimbing Fernando untuk melakukan posisi woman on top agar ia tak terlalu menekan perutnya karena khawatir dengan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya. Dalam posisi bercinta seperti itu justru membuat Viona cepat mencapai klimaks karena kejantanan Fernando terasa masuk lebih dalam di tubuhnya, Fernando tersenyum di bawah tubuh Viona ketika merasakan ada air hangat yang mengalir keluar dari dalam surga dunia Viona yang menandakan kalau Viona sudah mencapai klimaks pertamanya. Karena kasihan melihat Viona yang sudah kelelahan Fernando akhirnya menyudahi permainannya dengan membuat Viona kembali ada di bawah tubuhnya, tak lama kemudian semburan sperma milik Fernando kembali masuk kedalam tubuh Viona.     

Payudara Viona tampak naik turun saat Viona bernafas, Fernando melepas kejantanannya dari dalam tubuh Viona dan meraih gelas yang ada diatas meja.      

"Minum ini supaya kau lebih nyaman honey." Ucap Fernando pelan sambil menyerahkan gelas berisi air pada Viona.     

Viona kemudian bangun dari tempat tidur dan meraih gelas yang diberikan oleh Fernando dan meminum habis isinya.     

"Tidurlah my love, terima kasih atas semuanya." Bisik Fernando lirih sambil mencium kening Viona yang sudah kembali berbaring ditempat tidur.     

"Hemmmm." Jawab Viona lirih.     

Fernando tersenyum melihat Viona kepayahan, ia lalu meraih piyama tidurnya dan duduk disofa sambil memegang ponsel Viona yang masih menampilkan pesan dari adiknya Franklin. Fernando kemudian mengunggah foto tangan dokter Louisa ke akun media sosialnya dengan menandai dokter Louisa dan adiknya Profesor Franklin dengan memberikan ucapan.     

"Happy engagement, my brother"     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.