You Are Mine, Viona : The Revenge

brotherhood



brotherhood

0Fernando sempat terdiam untuk beberapa detik ketika melihat wanita yang berdiri di hadapannya seakan ia sedang tidak percaya melihat wanita itu berani menampakkan dirinya lagi, setelah apa yang pernah ia lakukan dulu bersama keluarganya saat mencurangi Fernando.     
0

"Nessie….." ucap Fernando tanpa suara.     

"Honey...aku kembali, tunanganmu kembali honey," pekik Nessie dengan cepat ketika melihat Fernando diam tanpa suara ketika melihatnya.     

"No!!! jangan mendekat Nessie, aku bisa meminta security untuk menyeretmu keluar dari kantorku!!" hardik Fernando dengan keras sambil bangun dari kursinya ketika melihat Nessie mendekatinya, Fernando sudah jijik pada wanita itu.     

Nessie langsung terdiam saat mendengar perkataan Fernando, raut kekecewaan sangat terpancar di wajahnya karena mendapat penolakan dari Fernando pria yang sangat ia rindukan selama setahun terakhir ini.     

"Kau tahu bukan Fernando, aku adalah korban. Aku bukanlah penjahat seperti Natasya, aku hanya korban yang dimanfaatkan mereka. Aku benar-benar tulus mencintaimu Fernando." Isak Nessie perlahan mencoba mencari iba dari Fernando.     

"Kita sudah membahas ini sebelumnya Nessie, kau tak bisa lagi mencari alasan untuk mencari pembenaran dirimu lagi. Yang pasti saat ini aku benar-benar sudah tak ingin berhubungan lagi denganmu,  karena aku sudah menikah. Dan kalaupun misalkan aku belum menikah akupun tak sudi untuk berdekatan dengan mu kembali.!!" jawab Fernando dengan tegas.      

Mendengar perkataan Fernando membuat Nessie menggila, ia terlihat marah dan membuang semua benda yang ada di atas meja kerja Fernando dengan penuh emosi. Sehingga membuat ruangan Fernando langsung kacau seketika, saat Nessie akan meraih foto pernikahan Fernando dan Viona yang ada di meja dengan cepat Fernando merebut figura foto itu yang hampir diraih Nessie.     

Fernando sudah memencet tombol untuk memanggil security di ruang kerjanya, tak lama kemudian datang beberapa orang security berbadan besar ke dalam ruangan Fernando dengan tergesa-gesa.       

"Bawa perempuan gila ini keluar dari kantor ku sekarang juga dan pastikan kedepannya dia tidak bisa masuk lagi ke dalam gedung ku lagi." ucap Fernando dengan nada meninggi sambil menunjuk arah Nessi yang sedang menangis di hadapannya.      

"Baik tuan." jawab empat orang security itu dengan kompak.     

"No Fernando, kau tak bisa memperlakukanku seperti ini."      

"Aku tunanganmu Fernando."      

"Aku calon istrimu Fernando, aku Nessie Lim calon nyonya Willan yang sah Fernando.!!!"     

"Aarrggghhh…. lepaskan aku, kalian security rendahan beraninya menyentuhku.!!!!"      

Suara teriakan Nessie membahana saat dibawa paksa oleh empat orang security yang dipanggil oleh Fernando, ia memberontak mencoba melepaskan diri sambil mencakar-cakar tangan security itu dengan kukunya yang panjang. Tak lama kemudian Nessie pun menghilang dari pandangan Fernando saat dibawa masuk ke dalam lift oleh para security.     

Setelah Nessie pergi Fernando ia hanya bisa menghela nafas panjang ketika melihat ruangannya yang hancur berantakan, ia lalu memanggil beberapa orang office boy untuk membersihkan ruangannya.     

Ceklek     

Pintu ruangan Fernando terbuka dengan cepat dari luar saat ia akan menyentuh handle pintunya.     

"Mau kemana kau brengsek kau harus….     

Profesor Frank yang baru datang tak bisa menyelesaikan perkataannya saat melihat ruangan kerja sang kakak hancur berantakan begitu pula dengan Justin dan Harry yang berdiri dibelakang Profesor Frank.     

"Tuan apa yang terjadi?" tanya Justin dan Harry bersamaan.     

"Kalian awasi ob saja saat ia merapikan ruanganku, aku perlu udara segar saat ini." jawab Fernando singkat sambil berjalan meninggalkan ruangannya menuju lift melewati Profesor Frank yang berdiri di depan ruangannya.     

"Baik tuan." sahut Justin dan Harry bersamaan sambil menundukkan kepalanya.     

Melihat Fernando pergi begitu saja membuat Profesor Frank bingung, ia lalu berjalan dengan cepat menuju lift karena Fernando terlihat menunggunya masuk ke dalam lift. Sementara itu Justin dan Harry melakukan perintah yang diberikan oleh Fernando dengan mengawasi dua orang office boy yang sedang merapikan ruangan sang bos besar.     

Di dalam lift Fernando tak berbicara apapun sehingga membuat Profesor Frank terdiam, setelah lift berhenti di lantai basement Fernando keluar dengan cepat di susul Profesor Frank yang mengekor di belakang. Mereka berdua lalu pergi menggunakan mobil Fernando yang sudah siap di basement menuju ke sebuah tempat yang biasa ia kunjungi untuk melepas penatnya.     

"Kalau kau ingin membicarakan masalah pernikahanmu padaku saat ini aku tak mau mendengarnya," ucap Fernando pelan membuka pembicaraan memecah keheningan di dalam mobil.      

"Memangnya yang mau bahas pernikahan itu siapa, kau selalu berpikiran jelek terlebih dahulu kepadaku Fernando,!!" jawab Profesor Frank dengan cepat.     

"Ha ha… aku mengenalmu lebih dari tiga puluh tahun Frank, jadi jangan bermain drama di depanku." sahut Fernando dengan cepat sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi yang ada di belakangnya.      

Profesor Frank terdiam mendengar perkataan Fernando, kini ia semakin yakin kalau sang kakak memang benar-benar dalam kondisi mood yang tidak baik.     

Drrtttt     

Ponsel yang ada di dalam saku baju Profesor Frank tiba-tiba berdering, ia kemudian meraih ponselnya itu untuk melihat siapa yang menghubunginya. Tak lama kemudian sebuah senyuman tersungging di wajah tampannya ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh dokter Louisa calon istrinya yang mengabarkan bahwa ia sudah sampai di apartemen dengan selamat.      

"Kau harus bahagia dengan wanita itu Frank, walau dia pernah menjadi budak seks mu nanti ketika kalian menikah statusnya akan berubah menjadi istri. Jadi kau harus memperlakukannya dengan baik dan berhenti mengejar istriku lagi.!!" ucap Fernando ketus sambil melirik ke arah Profesor Frank yang sedang membaca pesan dari dokter Louisa.     

"Sejak kapan kau cerewet seperti ini Fernando.!!" tanya Profesor Frank datar.     

Plak     

Fernando memukul kepala Profesor Frank dengan keras, sehingga membuat Profesor Frank meringis kesakitan.      

"Jaga bicaramu Frank aku kakakmu brengsek!!" sengit Fernando kesal.     

"Kenapa kau suka sekali memukul kepalaku sejak dulu Fernando!!!" ucap Profesor Frank jengkel sambil memegangi kepalanya yang baru saja dipukul Fernando.     

Fernando hanya diam mendengar perkataan sang adik, ia lalu kembali memejamkan kedua matanya mengabaikan Profesor Frank yang masih marah-marah. Fernando  merasa bahagia karena bisa kembali sedekat ini dengan sang adik yang sudah bertahun-tahun menjaga jarak dengannya, ia berharap dengan menikahnya Profesor Frank hubungan keduanya akan kembali dekat seperti sewaktu mereka masih sekolah dasar dulu.      

Sementara itu dokter Louisa yang baru sampai di apartemennya langsung sibuk karena harus bersiap-siap pergi ke pesta resepsi dokter Cecilia dengan Andrew, ia tak mau datang terlambat ke pesta temannya itu. Apalagi ia diberikan tugas spesial untuk menjadi pendamping wanita dokter Cecilia, oleh karena itu dokter Louisa terlihat sibuk merapikan barang-barangnya yang baru ia bongkar dari dalam koper untuk dirapikan ke dalam lemari sebelum ia tinggal pergi ke tempat resepsi dokter Cecilia.      

Saat sedang sibuk merapikan pakaiannya ke dalam lemari tiba-tiba bel apartemennya berbunyi, dengan cepat ia keluar dari kamarnya untuk melihat siapa tamu yang datang. Senyumnya mengembang ketika melihat dari layar monitor siapa sosok yang berdiri di depan pintu apartemennya.     

"Dokter Robert….     

Bug      

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ia sudah dipeluk oleh dokter Robert secara tiba-tiba sehingga membuatnya tak bisa menghindar.      

"Apa yang anda…     

"Biarkan aku memeluk anda sebentar saja dok." ucap dokter Robert pelan dengan suara yang hampir tak terdengar memotong perkataan dokter Louisa.     

Dokter Louisa yang tak mendengar dengan jelas perkataan dokter Robert pun berusaha melepaskan pelukan pria itu, ia tak mau membuat orang lain berprasangka buruk padanya jika melihat apa yang dokter Robert lakukan saat ini kepadanya. Apalagi saat ini statusnya sudah menjadi tunangan Profesor Frank, pria yang memang ia cintai sejak lama.     

"Lepaskan aku dok, anda tak bisa seperti….     

Bruk     

Dokter Robert jatuh pingsan tepat didepan dokter Louisa.     

"Dokter apa yang terjadi...dok…" panggil dokter Louisa berkali-kali pada dokter Robert yang sudah jatuh dibawah kakinya.     

"Aku tak boleh terlibat terlalu banyak, aku harus menghubungi ambulan. Aku tak ingin ada orang salah paham denganku."ucap dokter Louisa dengan cepat sambil meraih ponselnya dan menghubungi ambulan untuk menjemput dokter Robert.     

Tak lama kemudian ambulan yang dihubungi dokter Louisa pun datang, beberapa orang petugas medis langsung menolong dokter Robert yang masih belum sadarkan diri.     

"Anda istrinya?" tanya seorang petugas pada dokter Louisa ketika memasukkan dokter Robert kedalam ambulance.     

"Bukan, saya tetangganya. Saya sudah punya suami." jawab dokter Louisa dengan cepat sambil menunjukkan cincin berliannya yang diberikan Profesor Frank.     

"Oh maaf, kalau begitu saya permisi nona."ucap sang petugas pada dokter Louisa karena ingin membawa pergi dokter Robert.     

Dokter Louisa menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan para petugas itu, ia menatap mobil ambulance yang membawa dokter Robert pergi.     

"Maaf dokter, saya gak bisa menemani anda. Saya tak mau membuat calon suami saya marah, saya tak mau rencana pernikahan kami terganggu." ucap dokter Louisa lirih sambil menyentuh cincin berlian yang melingkar di jari manisnya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.