You Are Mine, Viona : The Revenge

Kejujuran dalam mimpi



Kejujuran dalam mimpi

0Fernando yang sedang menikmati mandi malamnya dikejutkan ketika mendengar suara teriakan Viona yang cukup memekakkan telinganya, tanpa berpikir panjang ia langsung meraih handuk dan membalut tubuhnya dengan asal lalu berlari ke arah ranjang di mana Viona berada, ia bahkan hampir jatuh terpeleset di dalam kamar mandi kalau tidak cepat berpegangan dengan handle pintu saat akan keluar dari tempat shower berada.      
0

"Heiii heiii honey… ada apa denganmu?" tanya Fernando pelan mencoba untuk menenangkan Viona yang menangis sambil memegangi perutnya.     

"Anak kita...anakku dia….     

"Iya kenapa anak kita?" tanya Fernando kembali sambil mencoba membuat Viona tenang.      

"Dia... dia ingin melukai anak kita Fernando orang itu, orang jahat itu hiks dia…     

Fernando langsung memeluk Viona dengan erat sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.      

"Coba rasakan anak kita di dalam sini, dia baik-baik saja disini honey." bisik Fernando lembut sambil menyentuh perut Viona yang membuncit.     

Viona yang sudah berhasil menguasai dirinya kembali nampak mengikuti perkataan Fernando, ia menyentuh perutnya dengan perlahan dan merasakan kalau anaknya masih ada di dalam perutnya. Air matanya langsung mengalir dengan cukup deras saat menyadari bahwa anaknya baik-baik saja, melihat Viona kembali menangis membuat Fernando bingung. Akan tetapi ia berusaha untuk tetap tenang supaya tidak membuat Viona panik kembali.     

"Aku mimpi buruk Fernando….aku mimpi orang itu..orang itu…     

"Itu hanya mimpi babe, hanya bunga tidur. Kau tak perlu terlalu memikirkannya, yang jelas saat ini kau harus tahu bahwa anak kita baik-baik saja jadi kau tidak perlu panik seperti tadi." ucap Fernando memotong perkataan Viona.     

"Ya sudah sekarang kita lebih baik mandi dulu saja, lihatlah tubuhmu penuh dengan keringat dan aku yakin kau pasti tidak nyaman tidur dengan gaun pesta seperti ini." imbuh Fernando pelan mencoba menyadarkan Viona kalau ia belum berganti pakaian sejak kembali dari pesta resepsi dokter Cecilia.      

Perkataan terakhir Fernando membuat Viona sadar bahwa Ia memang belum berganti pakaian, dengan bantuan Fernando ia melepas pakaian pestanya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menggunakan pakaian apapun. Fernando tersenyum tipis ketika melihat perubahan bentuk tubuh istrinya yang saat ini ia bisa melihat dengan jelas, ukuran payudara Viona sudah mulai terlihat lebih berisi dari sebelumnya bokong dan pinggang nya pun terlihat lebih membentuk.      

Melihat Viona yang sekarang membuat Fernando justru lebih bergairah, karena tubuh Viona terlihat lebih sintal dan berisi. Akan tetapi ia tak bisa melampiaskan nafsunya seperti dulu karena mengingat perut Viona yang sudah semakin membesar, ia tak tega kalau meminta Viona melayani nafsunya terus menerus. Padahal Profesor Erick mengatakan kepadanya bahwa ia masih bisa berhubungan seks dengan Viona seminggu dua kali asal tidak membuat Viona merasa tidak nyaman, akan tetapi Fernando mulai membatasi keinginannya untuk bercinta saat ini. Baginya keselamatan anaknya adalah hal yang paling penting.     

Dengan sabar Fernando membantu Viona mandi, Viona bahkan sama sekali tak di ijinkan untuk menyabuni dirinya sendiri. Ia hanya duduk di pinggiran bathtub tanpa melakukan apapun dan hanya bisa pasrah ketika Fernando mulai menyentuh seluruh tubuhnya tanpa ada yang terlewat satupun. Sesekali ia tertawa geli saat Fernando mulai menggosok pahanya dengan busa. Setelah selesai memandikan dan membilas bersih tubuh Viona dan membalutnya dengan handuk Fernando membilas dirinya kembali, wajah Viona sedikit memerah ketika melihat kejantanan Fernando didepan matanya. Sejak memasuki usia kehamilan tiga bulan hasratnya untuk berhubungan badan jauh lebih tinggi dari dua bulan lalu, akan tetapi karena Viona wanita yang pemalu ia berusaha menutupi hasratnya untuk bercinta rapat-rapat dari Fernando. Ia tak meminta terlebih dahulu akan tetapi jika Fernando mau ia akan dengan senang hati melayani.     

"Ok mommy sudah rapi, silahkan naik ke atas ranjang daddy mau pakai baju terlebih dahulu." ucap Fernando pelan saat sudah selesai memakaikan Viona baju tidur.     

"Baik daddy, ditunggu secepatnya." jawab Viona singkat.     

"Siap mom, ya sudah sekarang naik ke ranjang ya." ucap Fernando penuh kasih sayang sambil membimbing Viona ke arah ranjang besar mereka.     

Setelah memastikan Viona sudah nyaman di ranjang Fernando kemudian berjalan menuju closet untuk mencari pakaian tidurnya, tak lama setelah Fernando berganti pakaian tidur ia pun keluar dari tempat khusus penginapan bajunya itu dan melihat kalau Viona sudah kembali terlelap.      

"Kau tak usah khawatir honey, aku akan memastikan anak kita lahir dengan selamat dan tak akan kubiarkan siapapun berani melukainya," ucap Fernando pelan sambil menyentuh pipi Fiona yang yang mulai berisi.      

Fernando merasa sedikit heran saat melihat Viona mengigau seperti tadi, pasalnya selama ia menikah dengan Viona baru kali ini ia melihat Viona mengigau sampai menangis seperti tadi. Hal itu membuat Fernando sedikit kepikiran, karena sudah terlalu lelah dan mengantuk Fernando akhirnya pun terlelap sambil memeluk Viona dari belakang.     

CASA GRANDE APARTEMEN     

Andrew yang masih belum bisa tidur setelah pesta resepsinya berakhir nampak duduk di balkon apartemennya sambil menikmati segelas wine mahal yang diberikan oleh Charlie sang komandan di tempatnya bekerja, sementara itu dokter Cecilia sudah terlelap sejak dua jam yang lalu. Pesta resepsi kedua mereka dibilang berjalan sukses, karena banyak tamu yang hadir begitu pula dengan acaranya yang berlangsung dengan sangat meriah karena banyaknya teman-teman dokter Cecilia saat sedang kuliah dan teman-teman Andrew yang menghadiri acara resepsi kali ini. Berbeda dengan pesta pernikahan pertama mereka di tanah kelahiran dokter Cecilia.     

"Lama tak melihatmu kau kini semakin cantik Vio." ucap Andrew tanpa sadar sambil memejamkan kedua matanya mengingat Viona yang hadir dalam pesta resepsinya tadi sore.     

"Seharusnya kita sudah menikah kalau saja Fernando tidak bermain curang waktu itu dan merebutmu dariku Vio," batin Andrew sambil membuka kedua matanya penuh emosi, ia kembali marah saat memikirkan apa yang terjadi beberapa bulan lalu.     

Walaupun setelah peristiwa itu terjadi ia bertemu dengan dokter Cecilia yang kini sudah menjadi istrinya akan tetapi di dalam hati kecilnya yang paling dalam nama Viona belum benar-benar pergi, kadang-kadang ia merasa sedikit bersalah pada Cecilia istrinya karena belum bisa mencintainya sepenuh hati. Viona adalah cinta pertama baginya. Karena belum juga bisa tidur Andrew akhirnya menenggak habis wine yang ada di botol, ia berniat menghilangkan rasa kesal di dadanya dengan minum alkohol.      

Dokter Cecilia yang terbangun karena ingin buang air kecil kaget ketika melihat suaminya masih duduk di balkon sambil membentuk sebuah botol wine yang sudah kosong, ia lalu memakai jubah tidurnya dan berjalan mendekati suaminya.     

"Honey...bangun, ayo masuk ke dalam diluar dingin," bisik dokter Cecilia penuh cinta.     

"Honey ...ayo pindah." imbuh dokter Cecilia sambil menggoyangkan tubuh Andrew dengan lembut.     

"Vio….. Vio kenapa kau meninggalkan aku Vio…     

Deg     

Deg     

Waktu serasa berhenti saat dokter Cecilia mendengar suaminya menyebut nama wanita lain di dalam tidurnya, awalnya ia berusaha untuk tak menganggap perkataan suaminya itu akan tetapi saat ia kembali mendengar Andrew menyebut nama Vio hatinya terluka.     

"Vio... Vio siapa Andrew!" tanya dokter Cecilia pelan berusaha menahan tangis, ia mencoba bertanya pada Andrew yang masih mengigau.     

Andrew tak menjawab pertanyaan dokter Cecilia lagi ya sudah tertidur dengan pulas yang ditandai dengan keluarnya dengkuran halus dari mulutnya.      

"Bukankah mantan istri mu bernama Lucia, lalu siapa wanita yang kau panggil dalam tidurmu itu Andrew," ucap dokter Cecilia terisak dengan air mata yang sudah menganak sungai di wajahnya.     

Dokter Cecilia akhirnya memilih tidur kembali di ranjangnya dengan hati yang terluka, saat ia sudah tertidur pulas cairan bening itu masih mengalir deras dari kedua mata indahnya yang sudah tertutup rapat.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.