You Are Mine, Viona : The Revenge

Mulai menghangat



Mulai menghangat

0Brak     
0

Meja yang ada di hadapan dokter William dan Profesor Frank hancur berantakan karena sudah dipukul dengan sekuat tenaga oleh Professor Frank sehingga membuat semua orang kaget, termasuk Fernando yang sedang berdiri.      

Perhatian semua orang langsung tertuju ke arah profesor Frank yang tangan kirinya mengeluarkan darah karena memukul meja kaca yang ada di hadapannya.     

"Coba ulangi lagi perkataanmu Fernando!!" ucap Professor Frank terbata.     

"Perkataan yang mana?" tanya Fernando bingung, sejak tadi ia sudah bicara banyak.     

"Perkataan terakhirmu tadi brengsek!!!" teriak Profesor Frank dengan suara keras, dokter William yang ada di sebelahnya nampak terkaget.     

Fernando tersenyum tipis mendengar teriakan sang adik, ia akhirnya mengerti bahwa adiknya itu sedang cemburu saat ini kepadanya ketika tahu kalau ia menggunakan suster Lucia untuk mendapatkan Viona.      

"Aku bekerjasama dengan suster Lucia untuk menjebak Andrew untuk menikahinya karena sudah berani melamar Viona," ucap Fernando dengan suara keras, ia sengaja berbicara seperti itu untuk memancing kemarahan adiknya kembali. Fernando ingin memastikan sesuatu.     

Bug      

Profesor Frank melayangkan tinjunya ke wajah Fernando dengan keras sehingga membuat Fernando terpundur kebelakang, profesor Frank sebenarnya ingin memukul Fernando kembali akan tetapi tangan besar profesor Dexter menahannya.     

"Lepaskan aku Dexter, aku harus memberi pelajaran pada Fernando," teriak Profesor Frank sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman Profesor Dexter.     

Plakk     

Dokter William melayangkan tamparannya kepipi profesor Frank dengan keras sehingga membuat semua orang kaget termasuk Fernando yang sedang menyeka darah yang keluar dari bibirnya yang pecah akibat tinju sang adik.     

"Will kau….     

Plakk     

Professor Frank tak mampu menyelesaikan perkataannya karena kembali ditampar oleh dokter William yang berdiri di hadapannya dengan penuh emosi.      

"Sampai kapan kau akan sadar Frank !!dokter  Viona bukanlah milikmu, dari awal dia sudah memutuskan pilihannya kepada kakakmu kenapa kau tak mau mengakui kekalahan mu itu Frank dan menjalani hidupmu sendiri," ucap dokter William dengan suara keras sambil mencengkram kerah baju Profesor Frank.      

"Kau harus sadar Frank, Viona tidak pernah mencintaimu. Sejak awal sudah mencintai kakakmu, dia mencintai Fernando. Sebagai seorang lelaki sejati kau harusnya bisa menerima keputusan Viona dengan lapang dada dan kembali melanjutkan hidupmu, tidak seperti sekarang masih terus memikirkannya dan menyalahkan apa yang dilakukan oleh Fernando. Lagipula Viona tak mempermasalahkan apa yang Fernando lakukan dulu kepada Andrew," imbuh dokter William menimpali perkataannya yang sebelumnya.     

Mendengar perkataan dokter William membuat Profesor Frank terdiam, mulutnya seperti terkunci tak bisa berkata-kata lagi. Wajahnya yang tadi terlihat marah pun mulai berangsur tenang, saat menyadari profesor Frank sudah bisa menguasai dirinya kembali Profesor Dexter kemudian melepaskan kedua tangan Profesor Frank yang ia pegang sejak tadi begitu pula dengan dokter William yang juga melepaskan kerah baju Profesor Frank.     

Fernando yang masih sibuk dengan bibirnya yang mengeluarkan darah nampak tersenyum ketika mendengar dokter William berkata seperti itu kepada adiknya, sebenarnya ia yang akan berkata seperti itu pada adiknya itu. Akan tetapi dokter William sudah mendahuluinya jadi kini ia tak perlu repot-repot mengeluarkan energi untuk berbicara panjang lebar lagi kepada Profesor Frank adiknya satu-satunya.     

"Kau harusnya bersyukur Frank banyak orang yang peduli padamu, terutama para wanita itu yang bisa menerima sifatmu yang mengerikan itu," ucap Fernando pelan sambil tersenyum.      

"Benar, lagipula dokter Louisa juga cantik kan," imbuh profesor Dexter dengan polosnya.     

"Diam kau Dexter!!!" hardik dokter William dan profesor Frank secara bersamaan.     

Profesor Dexter langsung terdiam ketika mendengar perkataan Profesor Frank dan dokter William yang memekakkan telinganya itu, melihat tingkah ketiga pria yang ada di hadapannya membuat Fernando tertawa terpingkal-pingkal ia merasa apa yang baru saja dilakukan Profesor Dexter sangat lucu.      

"Sudah sudah ayo duduk, aku perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan suster Lucia tadi di kantin," ucap Fernando pelan tanpa rasa bersalah sambil merangkul profesor Frank untuk ia ajak duduk di sofa.     

"Lepaskan aku brengsek!!" sengit profesor Frank berusaha melepaskan pelukan Fernando dari tubuhnya.     

"Diam kau atau aku akan menghajarmu jangan lupa kau memukulku dua kali," jawab Fernando dingin sambil terus berjalan ke arah sofa lainnya yang ada di dekat jendela karena sofa yang ada dihadapan mereka berantakan terkena pecahan kaca meja yang tadi dihantam oleh Profesor Frank.     

Melihat Fernando membawa Profesor Frank ke sofa yang ada di bawah jendela besar membuat Profesor Dexter dan dokter William menyusul, akan tetapi tiba-tiba langkah dokter William terhenti saat melihat luka di tangan Profesor Frank belum diobati. Ia lalu berbelok menuju ke sebuah kotak P3K untuk mengobati tangan Profesor Frank.     

Pada awalnya Professor Frank menolak diobati oleh dokter William, akan tetapi karena ia diancam oleh Fernando akhirnya ia tak bisa mengelak dan hanya bisa pasrah ketika dirawat dokter William.     

"Coba ceritakan secara detail apa yang tadi sudah dikatakan oleh dokter Louisa dan dokter Cecilia mengenai suster Lucia di kantin," ucap Fernando membuka percakapan sambil menikmati minuman soda yang baru saja diberikan profesor Dexter.     

"Sebelum aku menceritakan apa yang sudah dikatakan oleh dua dokter cantik tadi, lebih baik kita melihat rekaman CCTV yang ada di kantin saja,"  jawab Profesor Dexter dengan cepat yang tiba-tiba teringat Kalau di kantin juga terdapat CCTV.     

Fernando, Profesor Frank dan dokter William langsung menoleh tajam kearah Profesor Dexter dengan tatapan penuh kemarahan setelah profesor Dexter membahas CCTV, menyadari bahaya di depan matanya profesor Dexter langsung berlari kearah meja kerjanya untuk melihat rekaman CCTV. Ia sadar kalau ketiga pria yang ada di ruangannya itu saat sedang marah karena kecerobohannya melupakan keberadaan CCTV.     

Tak lama kemudian Profesor Dexter terlihat berjalan menuju ke sofa dengan membawa sebuah laptop yang sudah berisi rekaman CCTV kejadian tadi pagi di kantin dimana suster Lucia menyerang dokter Cecilia dan suster Chloe. Fernando, Profesor Frank dan dokter William terlihat fokus melihat ke arah laptop yang ada di hadapan mereka, saat dokter Louisa membela dokter Cecilia Profesor Frank terlihat sedikit tersenyum dan hanya Fernando yang melihat senyuman kecil itu.      

"Jadi rupanya memang yang bersalah adalah suster Lucia, ia yang pertama kali menyerang kedua dokter cantik itu. Mereka berdua hanyalah korban," ucap Profesor Dexster setelah mereka selesai menonton video rekaman CCTV yang ia ambil dari komputernya.      

"Nama mereka adalah dokter Cecilia dan dokter Louisa, bukan dua dokter cantik!!" sengit Profesor Frank merespon perkataan Profesor Dexter yang sejak tadi selalu menyebut dokter Louisa dan dokter Cecilia dengan sebutan dokter cantik, ia merasa risih ketika ada pria lain yang menyebut dokter Louisa cantik.      

"Maaf maaf…." jawab Profesor Dexter dengan cepat sambil mengangkat kedua tangannya ke udara saat menyadari profesor Frank marah padanya.     

Plak     

"Awww….." profesor Dexter menjerit kesakitan ketika merasakan sakit dikepalanya yang dipukul oleh Fernando.     

"Menikahlah Dexter supaya kau tak menyebut semua wanita dengan sebutan wanita cantik, lihatlah calon suami dokter Louisa marah kau menyebut dokter Louisa dengan sebutan dokter cantik." ucap Fernando ketus.     

"Ya kau harus mulai berhenti Dexter…     

"Kau juga Will, kau juga harus menikah!!" imbuh Fernando memotong perkataan dokter William.     

"Sial kenapa jadi aku juga kena," gerutu dokter William jengkel, ia niatnya ingin membully profesor Dexter kini juga terkena bullyan dari Fernando.     

Profesor Frank hanya terdiam melihat kedua orang dokter senior yang ada di sampingnya dimarahi oleh Fernando.      

"Lalu apa yang akan kau kau lakukan kepada suster itu Fernando?" tanya Professor Frank pada Fernando.      

"Tenanglah adikku, aku yang membawanya kesini jadi aku juga yang akan mengurusnya. Akan kupastikan ia bersikap sopan kepada semua dokter di rumah sakit ini terutama kepada nyonya Willanmu itu," jawab Fernando pelan menggoda profesor Frank.     

"Sial kau Fernando!!" cibir Profesor Frank mengalihkan pembicaraan, ia langsung mengalihkan pembicaraan supaya tak menjadi bahan bullyan Fernando seperti dokter William dan profesor Dexter.     

"Ok karena masalahnya sudah diketahui, sekarang giliranku yang akan menyelesaikannya," ucap Fernando sambil bangun dari kursinya dan merapikan jas mahalnya.     

"Apa yang akan kau lakukan? bukankah tadi kau bilang tak akan memecat suster itu!" tanya dokter William penasaran.     

"Tenanglah, ini urusanku. Urusan Fernando Grey Willan, kalian cukup diam dan lihat apa yang akan kulakukan." jawab Fernando menyombongkan diri.     

Mendengar perkataan Fernando membuat dokter William kesal, ia tahu kalau saat ini Fernando sedang bergurau akan tetapi setiap ia mendengar Fernando menyombongkan dirinya ada rasa kesal di dalam diri dokter William. Pasalnya Fernando terlihat sangat menjengkelkan saat dia menyombongkan dirinya sendiri seperti itu dan dokter William sudah sangat muak melihat Fernando melakukan itu walaupun sebenarnya ia tidak benar-benar marah.      

Melihat perubahan ekspresi wajah dokter William membuat Fernando tertawa geli, ia tahu kalau sahabatnya itu sedang marah padanya saat ini. Fernando kemudian berjalan menuju pintu keluar ruangan Profesor Dexter untuk menyelesaikan urusannya dengan suster Lucia, saat menyentuh handle pintu ruangan Profesor Dexter tiba-tiba Fernando menghentikan langkahnya dan menoleh kearah sofa di mana adiknya sedang duduk bersama dengan dua orang teman baiknya.      

"Ok, aku pergi. Oh ya Frank lebih baik kau segera urus pernikahanmu aku siap membantu," ucap Fernando pelan sambil tersenyum.     

"I know, thank you," jawab Profesor Frank singkat.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.