You Are Mine, Viona : The Revenge

Surat Abraham Washington



Surat Abraham Washington

0Sesampainya di rumah ikatan tangan  Fernando belum juga dilepaskan oleh dokter William karena tak mau melihat Fernando menggila dengan melampiaskan kemarahannya kepada para bodyguard yang membawanya pulang secara paksa dari rumah sakit, alhasil saat ini Fernando digotong naik ke kamarnya oleh enam orang pria yang masing-masing memegangi bagian tubuh Fernando. Mereka terlihat hati-hati sekali saat menaiki tangga dengan membawa sang tuan, sedangkan dari belakang dokter William berjalan dengan perlahan sambil melihat Fernando yang memancarkan aura kemarahan yang sangat dahsyat.      
0

"Maafkan aku Fernando harus berbuat ini padamu," ucap dokter William dalam hati sambil menatap Fernando yang sedang menatapnya juga dengan tatapan penuh kebencian.      

Fernando tak bisa berkata-kata karena mulutnya juga sudah diplester oleh dokter William,  pasalnya sepanjang perjalanan dari rumah sakit ia terus-menerus mengumpat Viona. Dokter William merasa apa yang dilakukan oleh Fernando sangat tidak fair, karena terus-menerus menyalahkan Viona. Oleh karena itu dokter William memutuskan untuk menutup mulut Fernando dengan plester khusus luka yang memang selalu ada di dalam tas perlengkapan miliknya.      

Setelah sampai di kamar besarnya dokter William memerintahkan para bodyguard untuk keluar dari kamar, dokter William tak mau saat ia melepaskan ikatan di tangan dan di kaki Fernando keenam pria itu menjadi bulan-bulanan Fernando.      

Dengan menggunakan gunting dokter William melepaskan ikatan di tangan Fernando terlebih dahulu dan pada saat akan melepaskan ikatan di kaki sahabatnya itu ia mendapatkan bogem mentah dari Fernando di wajah,sehingga membuatnya jatuh tersungkur. Saat berhasil menjatuhkan dokter William dengan cepat Fernando meraih gunting yang terjatuh di kakinya, ia pun bergerak cepat dan melepaskan ikatan di kakinya tanpa kesulitan.     

Sreetttt     

Fernando membuka plester yang menutup mulutnya dengan satu tarikan.     

"Brengsek kau William!!!!" teriak Fernando penuh emosi ketika sudah berhasil membuka plester yang menutup mulutnya sambil berjalan mendekati dokter William dan mengarahkan tendangan ke tubuh dokter William yang masih tersungkur di lantai.     

Bug      

Bug     

Bug     

Fernando melancarkan tendangannya pada tubuh dokter William tanpa ampun, ia merasa sahabatnya itu sudah keterlaluan saat ini. Saat melihat mulut dokter William sudah memerlukan darah akibat terkena tendangannya Fernando lalu menghentikan perbuatannya itu sambil membuang ludah sembarangan di samping dokter William yang terkapar.     

"Kau cari masalah denganku Will, kenapa kau bawa aku pulang hah!! urusanku dengan Viona belum selesai, ia harus…     

"Dia istrimu Fernando, kau tak bisa berbuat seperti itu padanya," ucap dokter William memotong perkataan Fernando dengan terbata.     

"Persetan dia istriku atau bukan, yang pasti dia sudah membunuh anakku Will. Dia pasti sengaja menggugurkan anakku Will," teriak Fernando membalas perkataan dokter William.     

Mendengar perkataan Fernando membuat dokter William tersenyum tipis, ia kemudian berusaha bangun dari lantai dan duduk sambil bersandar di meja rias Viona.     

"Memangnya anak yang dikandung Viona itu hanya anakmu saja, dia ibunya Fernando. Dia yang mencetak anakmu, di rahimnya anakmu dibentuk, dia yang membagi tubuhnya untuk mengandung anakmu. Jadi kau tak bisa egois mengatakan anak itu hanya anakmu, orang yang paling terluka saat ini adalah Viona. Dia yang terluka dan merasakan sakit akibat pendarahan bukan kau Fernando, jadi kau salah kalau kau mengatakan istrimu pembunuh. Tak ada wanita satupun di dunia ini yang tega membunuh bayi dalam kandungannya kecuali wanita gila, dan wanita gila itu bukan Viona. Dia adalah seorang dokter hebat yang biasa menyelamatkan nyawa orang lain Fernando, jadi sangat tidak mungkin ia tega membunuh bayinya sendiri," ucap dokter William dengan suara lantang merespon perkataan Fernando.     

Mendengar perkataan dokter William membuat Fernando terdiam seketika, ia berdiri mematung sambil menatap dokter William yang duduk di lantai sambil menatapnya.      

"Kenapa kamu membelanya Will, aku temanmu sejak bertahun-tahun lalu. Bukan Viona dia hanya…     

"Dia adalah bawahan ku di rumah sakit Fernando, jangan lupa itu. Kami dokter punya ikatan yang baik antara senior dan junior, jadi kau tak bisa berkata seperti itu…     

"Ha ha ha ha….jadi sekarang kau membelanya Will, kau membela si jalang itu. Dia seharusnya mendekam di penjara saat ini karena sudah berani membunuh anakku, anak yang sangat aku harapkan itu. Dan kau ha ha ha...kau sahabatku Will, kenapa kau membelanya Will kenapa kau…..     

Suara lantang Fernando terdengar makin lirih dan berganti dengan isak tangis penuh kesedihan, Fernando bahkan sampai terduduk di lantai karena menangisi anaknya yang sudah pergi ke surga tanpa sempat ia sentuh itu.     

Melihat Fernando menangis tersedu-sedu membuat dokter William terenyuh, baru kali ini ia melihat Fernando sehancur itu. Seorang Fernando yang angkuh dan sombong kini menangis bak anak kecil yang kehilangan mainan favoritnya, Fernando menangis sambil memukul-mukul lantai dengan tangannya sehingga membuat tangannya terluka dan berdarah. Karena tak tega melihat Fernando terus memukul lantai marmer di bawahnya menggunakan tangan, dokter William akhirnya berusaha bangun dari lantai. Dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya akibat terkena tendangan Fernando sebelumnya ia berjalan tertatih-tatih menenangkan sahabatnya yang sedang hancur itu.     

"Stop kau akan melukai dirimu Fernando,"ucap dokter William pelan sambil menahan tangan Fernando yang akan memukul lantai kembali.     

"Stop Fernando stop…!!" hardik dokter William penuh emosi saat melihat Fernando menangkis tangannya dan terus memukul lantai.     

Karena Fernando tak kunjung menghentikan aktivitasnya itu dokter William lalu melayangkan pukulan ke wajah Fernando dengan keras sehingga membuat Fernando tersungkur ke lantai.      

"Jangan seperti ini kau tak pantas melakukan ini kau adalah Fernando Grey Willan, bukan seorang wanita yang sedang patah hati jadi jangan lakukan perbuatan menjijikan itu lagi di hadapanku," pekik dokter William dengan keras.     

"Mana Fernando yang aku kenal, mana si brengsek yang menyebalkan itu. Kenapa kau berubah menjadi selemah ini Fernando, buktikan kau adalah Fernando yang aku kenal itu," imbuh dokter William menimpali perkataannya yang sebelumnya.     

Mendengar perkataan dokter William membuat Fernando terdiam, ia lalu duduk dan menatap dokter William yang masih berdiri di hadapannya. Tiba-tiba sebuah senyuman tersungging di wajah Fernando, sebuah senyuman mengerikan yang belum pernah dokter William lihat selama ia mengenal Fernando sepuluh tahun terakhir ini.      

"Perkataanmu benar William, aku harus menunjukkan padanya siapa Fernando Grey Willan yang sebenarnya." Ucap Fernando pelan sambil tersenyum.      

"Apa yang akan kau lakukan Fernando ?" tanya dokter William panik, senyuman Fernando membuatnya takut.      

"Bukankah kau ingin melihat Fernando Grey Willan yang sebenarnya bukan, ok aku akan menunjukkan padamu dan pada wanita itu siapa aku sebenarnya," jawab Fernando sambil tersenyum.      

Tak lama kemudian ia meraih ponselnya yang ada di dalam jam saku bajunya, ia lalu menghubungi Justin dan pengacara pribadinya secara bergantian dan berbicara dengan singkat. Dokter William yang berdiri di hadapan Fernando nampak sangat kaget ketika mendengar perkataan Fernando dengan asisten pribadinya itu.     

"Fernando kau…     

"Aku akan membuat hidup wanita itu seperti di neraka William, ini adalah hukuman yang paling pantas untuknya karena telah berani membunuh anakku," ucap Fernando memotong perkataan dokter William yang nampak sangat kaget mendengar perkataannya dengan Justin asisten pribadinya itu.     

Fernando baru saja meminta Justin untuk memblokir semua nomor rekening Viona dan mematikan paspor Viona sehingga Viona tidak bisa melarikan diri ke luar negeri seperti tujuh tahun yang lalu, Fernando tak mau kecolongan melihat Viona kembali pergi ke luar negeri. Ia berniat untuk membuat Viona hidup seperti di dalam neraka.     

"Tapi Fernando kau…     

Tok     

Tok     

Tok     

"Maaf tuan, saya baru saja menerima fax dari tuan Abraham pengacara pribadi anda tuan," ucap Teddy pelan setelah ia mengetuk pintu kamar Fernando.     

"Ok Teddy aku turun," sahut Fernando cepat dengan wajah sumringah, ia lalu bangun dari lantai dan berjalan cepat menuju pintu di mana Teddy berada meninggalkan dokter William sendirian dikamar.     

"Kau akan menyesal melakukan ini Fernando," ucap dokter William pelan sambil menatap Fernando yang menghilang di balik pintu kamar besarnya, ia tak menyangka Fernando akan melakukan seperti ini. Karena tak mau terus menerus ada di kamar Fernando dokter William kemudian berjalan keluar menyusul Fernando yang sudah sampai di lantai satu sambil memegang sebuah kertas yang dikirimkan oleh Abraham Washington sang pengacara pribadi.     

Rumah sakit Saint Carolus     

Sakit diperut Viona masih belum hilang walaupun janin yang ia kandung sudah luruh semua keluar bersama darah, ia masih merasakan perutnya seperti di cengkram-cengkram dari dalam. Para dokter sudah memberinya pain killer akan tetapi tiap efek obat itu hilang maka rasa sakit akan kembali menyerangnya, karena terlalu sakit Viona bahkan sampai tak sengaja membuat tangannya yang terpasang jarum infus terluka dan berdarah saat ia akan menyentuh perutnya yang terasa sakit. Alhasil jarum infus di tangan kirinya itu terpaksa harus dipasang lagi oleh suster.     

"Dok...sakittt akhhhh…."      

"Sakit dok, tolong beri pain killer lagi. Saya sudah tak bisa menahannya dok hikkksss …."      

"Ibu...sakittt...Anji sakit ibu …"      

Suara erangan kesakitan Viona terdengar sampai keluar ditempat para penjaga yang sedang berjaga, mereka terlihat khawatir mendengar sang nyonya terus meraung-raung kesakitan seperti itu. Tak ada satupun diantara mereka yang berani bicara, mereka banyak bisa diam dan menunggu perintah dari sang tuan.     

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki beberapa pria datang ke arah ruang perawatan Viona, mereka adalah Justin dan Harry yang sedang membawa dua tas yang cukup besar.      

"Bagaimana nyonya?" tanya Justin pelan saat ia sampai di depan ruang perawatan Viona pada bodyguard yang berjaga.     

"Seperti yang kau bisa dengar tuan Justin, sejak tadi nyonya tak berhenti berteriak kesakitan seperti itu," jawab seorang bodyguard yang menjaga Viona sejak tadi menjawab pertanyaan Justin.     

Justin yang sebenarnya mendengar suara teriakan sang nyonya nampak menganggukkan kepalanya perlahan, ia kemudian mengajak Harry untuk masuk ke dalam ruang perawatan Viona tanpa bicara. Saat melangkah masuk ke dalam ruangan Viona mereka terlihat berdiam di depan pintu menunggu seorang suster selesai melakukan pekerjaannya, tak lama kemudian suster itu pun meninggalkan Viona karena tugasnya sudah selesai. Ia terlihat menganggukan kepalanya perlahan saat melewati Justin dan Harry, Justin dan Harry hanya tersenyum merespon perbuatan sang suster.     

"Ada apa?" tanya Viona pelan pada kedua asisten pribadi suaminya yang baru datang itu, wajahnya terlihat sangat pucat dengan bibir yang memutih.     

"Kami diperintahkan tuan untuk…     

"Untuk apa?" tanya Viona dengan suara bergetar.     

Tanpa bicara Harry kemudian membuka isi tasnya dan meraih sebuah file dari dalamnya dan menyerahkan file itu pada Viona dengan cepat, Viona yang sedang sangat lemas berusaha meraih berkas yang diberikan oleh Harry.      

Dengan perlahan Viona membuka berkas yang ada di tangannya itu, tiba-tiba kedua matanya membulat sempurna saat berhasil membaca isi dari berkas yang ada di tangannya.     

"Ini…     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.