You Are Mine, Viona : The Revenge

Pergi



Pergi

0Tangan Viona bergetar ketika memegang berkas yang dibawa oleh Justin dan Harry, berkas itu adalah surat cerai dan perjanjian gono gini di mana Viona tak menerima uang kompensasi apapun dari Fernando selaku pihak yang menuntut cerai padanya. Ia hanya mendapatkan uang di tabungan nya senilai 10 juta dollar saja, yang mana lima juta dollar itu adalah uang pribadi Viona. Hasil tabungannya selama bertahun-tahun bekerja sebagai dokter.      
0

Rasa sakit di perutnya bahkan sudah menghilang saat membaca berkas itu, berganti dengan rasa sesak luar biasa di dalam dada. Sebuah rasa yang tak dapat dideskripsikan oleh Viona, air mata Viona mengalir deras tanpa henti membanjiri wajahnya yang masih pucat. Justin dan Harry yang melihat kondisi Viona tak bisa berkata apa-apa, mereka hanya melakukan tugas yang diberikan oleh sang tuan tanpa bisa menolak.      

"D--dimana aku harus tanda tangan?" tanya Viona terbata-bata.     

"Di lembar paling terakhir nyonya ada nama anda dan nama tuan Fernando, setelah anda tanda tangan maka status kalian sudah resmi berpisah," jawab Justin berusaha tegar.     

Viona menganggukan kepalanya perlahan, satu demi satu berkas yang ada di tangannya ia buka perlahan sampai akhirnya tiba di lembar paling akhir dimana ada dua dua nama seperti yang dikatakan oleh Justin. Viona meraih pulpen yang diberikan oleh Harry, saat akan membubuhkan tanda tangannya di atas surat cerainya tiba-tiba tangis Viona pecah. Ia menangis dengan suara keras, belum pernah ia menangis seperti ini. Saat ibunya meninggal dunia Viona tak pernah sesakit ini, akan tetapi entah mengapa saat akan menandatangani surat cerai yang diberikan Fernando hatinya terasa sangat sakit. Seperti ada sebuah tangan raksasa yang sedang mencengkram jantungnya saat ini, kedua mata Justin dan Harry berkaca-kaca melihat kondisi sang nyonya. Tangisan nyonya mereka membuat sisi terdalam dari dua pemuda itu bergetar, walaupun sudah tujuh tahun ikut Fernando dan menjadi asistennya baru kali ini mereka berdua melihat seorang wanita yang benar-benar hancur.     

Setelah menangis hampir dua puluh menit Viona akhirnya bisa menguasai dirinya kembali, ia kemudian membuka surat cerai yang sudah sedikit berantakan di tangannya. Ia membuka kembali lembar paling belakang, ia membubuhkan tanda tangannya diatas namanya yang sudah terpasang materai dengan bergetar sehingga tanda tangannya yang cantik nampak sedikit berantakan.     

"Dan nyonya, ini adalah tas berisi pakaian ganti anda. Tuan mengatakan anda harus berganti pakaian ini untuk menghadiri sidang cerai di pengadilan," ucap Harry pelan sambil meletakkan satu tas yang ukurannya cukup besar diatas ranjang.     

"Tadi kau bilang, aku sudah resmi bercerai ketika sudah menandatangani berkas ini. Lalu kenapa aku harus datang lagi ke pengadilan?" tanya Viona dengan suara yang hampir tak terdengar.     

"Status kalian memang sudah resmi bercerai akan tetapi kehadiran anda di pengadilan itu penting nyonya, karena dengan anda muncul di pengadilan maka seluruh dunia akan tahu bahwa anda dan tuan sudah tak ada hubungan apapun sehingga misalnya…     

"Aku tahu Justin, baiklah aku mengerti. Kalian pulanglah dan beritahukan pada tuan kalian besok aku akan datang," ucap Viona memotong perkataan Justin dengan cepat.     

"Baiklah kalau begitu kami permisi nyonya, tugas kami sudah selesai disini dan terima kasih atas kerjasamanya. Selamat beristirahat juga nyonya dan sampai juga di pengadilan besok pagi," jawab Justin dengan cepat sambil menundukkan kepalanya.      

Viona hanya diam tak menjawab perkataan Justin dia tak bisa berkata-kata lagi, pita suaranya seperti sedang di gembok sehingga suaranya seperti tertahan di dalam tenggorokannya. Kedua matanya menatap nanar ke arah tas yang baru saja ditetapkan di hadapannya oleh Harry, perlahan Viona menggerakkan tangannya menuju tas dan membuka tas itu dengan perlahan.      

"Kau memang luar biasa Fernando, aku salah selama ini menilaimu," ucap Viona dalam hati.      

Tanpa memperdulikan rasa sakit di perutnya yang masih hilang timbul Viona kemudian turun dari ranjang dan melepas jarum infus nya dengan hati-hati, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dengan membawa tas yang diberikan oleh Harry. Setelah lima belas menit ada di dalam kamar mandi Viona akhirnya keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian kasual, dengan tidak ada janin lagi di dalam perutnya tubuhnya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Dengan perlahan Viona menyentuh perutnya yang sudah tidak ada bayinya lagi.      

"Terima kasih sayang sudah pernah hidup diperut ibu, selamat jalan ke surga," ucap Viona pelan sambil terisak, ia berusaha untuk tak menangis karena jika ia menangis dadanya kembali sesak.     

Dengan langkah tertatih menahan sakit di perut Viona berjalan menuju ranjangnya, ia meraih tas kecil yang ada di dalam tas besar berisi pakaian yang dibawakan oleh Harry sebelumnya. Viona memang terbiasa menyimpan tas kecil di dalam tas besar untuk menghemat tempat penyimpanan, ia kemudian memasukkan obat pereda sakit yang diberikan dokter dan beberapa uang dollar pecahan sepuluh dolar lima lembar.      

"Aku tak membutuhkan apapun darimu Fernando, tidak butuh uangmu atau perhatianmu. Mulai hari aku merelakanmu Fernando, terima kasih sudah mengajariku menjadi orang sabar. Semoga kau bahagia," ucap Viona pelan sambil berjalan menuju pintu, ia tersenyum melihat semua barang-barangnya diatas ranjang.      

Viona tak membawa apapun yang diberikan Fernando, buku tabungan, ATM card, perhiasan yang ada didalam tas yang dibawa oleh Harry. Viona justru meletakkan cincin pernikahannya diatas semua barang-barang itu, Viona hanya membawa uang seratus dollar dari dalam dompetnya. Uang seratus dollar yang akan ia pakai untuk memulai hidup baru entah dimana dan harus melakukan apa, yang ada dalam benaknya saat ini adalah segera pergi dari kehidupan Fernando.     

Dengan perlahan Viona membuka pintu kamar perawatannya, ia lalu berjalan dengan hati-hati keluar dari pintu itu melewati tiga orang bodyguard yang sedang tertidur pulas. Ia lalu berjalan menuju ke ruang janitor untuk mencari pakaian para petugas medis yang ada di tempat itu untuk menyamar keluar, beruntung ketika ia sedang keluar tidak ada siapapun di lorong itu semua petugas sedang tertidur pasca melakukan kunjungan malam. Viona akhirnya bisa keluar dari rumah sakit Saint Carolus melalui pintu belakang rumah sakit, dengan menahan sakit di perutnya yang masih begitu menyiksa Viona berjalan sejauh seratus meter dari rumah sakit menuju ke sebuah halte bus.      

Setelah menunggu selama hampir 15 menit dalam kedinginan dan kesunyian di hari yang masih sangat pagi, akhirnya bus yang ditunggu Viona datang. Bus pertama yang akan menuju ke daerah perbatasan kota sebelah barat, senyum Viona mengembang saat melihat bus yang ia nanti datang.     

"Anji datang ibu," ucap Viona pelan.     

ISTANA FERNANDO     

Dokter William tak bisa melakukan apa-apa ketika Fernando meminta pengacara pribadinya membuatkan surat cerai untuk Viona, bukan hanya ia yang terdiam saat Fernando berbicara dengan sangat keras ditelepon bersama Abraham Washington sang pengacara pribadi.     

Fernando pada awalnya bahkan tak memberikan sepeserpun uang kepada Viona, sampai akhirnya dokter William berbicara bahwa apa yang dilakukan oleh Fernando adalah sebuah kesalahan. Walau bagaimanapun Viona haruslah tetap mendapatkan uang kompensasinya perceraian karena ia dan Viona menikah secara sah diketahui oleh banyak orang, akan menjadi masalah di masa depan jika sampai ada orang yang tahu bahwasanya Viona diceraikan tanpa mendapatkan uang kompensasi nya dari Fernando.      

Fernando ingin membuat Viona hidup dalam kesulitan sehingga ia tak mau memberikan uang kepada Viona, namun akhirnya ia mendengarkan saran dari dokter William sahabatnya. Dimana ia akhirnya mengalah dan mengirimkan uang sebanyak 5 juta dolar ke rekening tabungan Viona tanpa mengetahui bahwa sebenarnya Viona mempunyai uang tabungan sendiri sebanyak 5 juta dolar.      

"Semoga kau tak menyesali perbuatanmu ini Fernando, Viona bukanlah wanita biasa. Ia tak seperti wanita-wanitamu yang lain," ucap dokter William pelan sambil terus merapikan berkas-berkas pribadi milik Viona yang disobek Fernando, mulai dari ijazah dokter dan beberapa sertifikat yang ia dapat dari kampus dan beberapa organisasi di London sewaktu ia menjadi dokter sukarela.      

"Sepertinya kau benar-benar ingin membuat Viona hancur Fernando, bagaimana ia bisa melanjutkan hidup dan karirnya lagi di masa depan kalau kau merusak semua ijazahnya ini," batin dokter William penuh sesal, di hadapannya sudah terhampar sobekan-sobekan kertas milik Viona.     

Dokter William hanya bisa menghela nafas panjang sambil terus merapikan berkas-berkas milik Viona, yang sudah tidak berbentuk lagi dengan teliti. Dokter William berharap masih bisa menyatukan surat-surat penting itu, bahkan surat keterangan yang menyatakan bahwa Viona adalah seorang dokter bedah pun sudah hancur di tangan Fernando tiga puluh menit yang lalu.      

Saat sedang merapikan berkas-berkas Viona di lantai dokter William dikejutkan dengan suara langkah kaki dari Justin dan Harry yang baru saja kembali dari rumah sakit Saint Carolus, wajah penuh sesal terlihat dari wajah tampan kedua anak muda itu.     

"Kalian kenapa?" tanya dokter William penasaran.     

"Kami mau resign saja dok...kami sudah….     

"What!!!kalian mau resign, memang kalian fikir bos kalian itu siapa?! dia itu Fernando, kalian tau bukan siapa Fernando?!" tanya dokter William kembali memotong perkataan Harry.     

"Kami tak mau mengalami nasib yang sama seperti nyonya, sendirian, terluka dan hancur...hatiku terasa sakit saat melihat nyonya tadi menangis dokter, aku memang pria brengsek tapi saat melihat seorang wanita yang sedang terpasang infus dan masih kesakitan pasca keguguran menandatangani surat cerai hatiku terasa sakit dok," jawab Harry terbata.     

"Baru pertama kali ini aku melihat seorang wanita menangis seperti nyonya dok, aku benar-benar sedih melihat nyonya tadi," imbuh Justin menimpali perkataan Harry.     

Dokter William terdiam mendengar perkataan kedua asisten pribadi Fernando, ia lalu menghela nafas panjang dan berjalan mendekati dua orang pemuda yang saat ini duduk di lantai sambil tertunduk itu.     

"Ceritakan secara detail padaku apa yang terjadi pada Viona tadi dirumah sakit saat kalian memberikannya surat cerai," ucap dokter William pelan.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.