You Are Mine, Viona : The Revenge

Luka dalam



Luka dalam

0Setelah melakukan perkenalan singkat dengan Adam yang ternyata adalah dokter dari sebuah klinik yang di suplai obat-obatannya dari rumah Sakit Global Bross Fernando pun pergi bersama Justin dan Harry yang sudah menantinya, ia pergi ke ruangan profesor Dexter untuk mengucapkan selamat kepada sahabatnya itu yang baru saja bertunangan dengan kekasihnya yang model.  Profesor Dexter mendahului dokter William yang kini menjadi profesor.     
0

"Aku sudah bilang kalau kalian masuk ketuk pintu terlebih dahulu, apa kalian tak pernah mendengarnya...     

"Fernandooooooo brengsekkkkk!!!!" pekik profesor Dexter dengan suara keras saat menyadari yang masuk ruangannya adalah sahabatnya yang sudah sembilan bulan tak bertemu.     

Profesor Dexter berlari ke arah Fernando yang masih berdiri di pintu dengan wajah tak bersahabat pasca mendapatkan sambutan tak bersahabat dari profesor Dexter sebelumnya. Ia bahkan dengan terang-terangan menolak pelukan dari profesor Dexter.     

"Lebih baik aku pulang saja, kedatanganku tak diinginkan disini," ucap Fernando ketus sambil menampis tangan profesor Dexter.     

"Ayolah..aku rindu padamu brother, jangan seperti itu padaku," sahut profesor Dexter menahan Fernando yang akan berbalik.     

"Dasar bajingan tengik, sudah mau menikah jadi semakin sombong sekarang," sengit Fernando ketus.     

"Ha ha ha ...maafkan aku bud, pertunanganku diadakan secara mendadak tanpa persiapan yang banyak. Jadi maafkan aku kalau tak mengundangmu," ucap profesor Dexter pelan sambil tersenyum, ia tau kemana arah pembicaraan Fernando sebenarnya.     

"Dasar brengsek banyak alasan," sahut Fernando singkat sambil merangkul profesor Dexter dengan erat.     

Profesor Dexter membalas pelukan Fernando, sembilan bulan tak bertemu dengan sahabatnya itu membuatnya sangat rindu. Biasanya Fernando akan datang ke rumah sakit untuk menganggunya atau menganggu profesor William. Tak lama kemudian Fernando melepaskan pelukan profesor Dexter, ia mengajak sahabatnya itu untuk duduk. Banyak hal yang ingin ia tanyakan pada profesor Dexter, selama sembilan bulan fokus dengan perusahaan barunya di Perancis membuatnya tak ada waktu untuk membahas perkembangan Rumah Sakit Global Bross.     

"Semua dokter lama yang masih kontrak sudah menjadi dokter tetap, termasuk adik iparmu dokter Louisa," ucap profesor Dexter pelan sambil menyerahkan buku induk pegawai rumah Sakit Global Bross kepada Fernando.     

"Oh ya bagaimana dengan adikku sendiri, apakah pekerjaannya lancar?" tanya Fernando pelan sambil membuka-buka buku induk pegawai yang baru saja diberikan profesor Dexter.     

"Tentu saja, ia kembali memimpin divisi bedah. Sejak profesor William mendapatkan gelar profesor ia sudah tak memimpin divisi bedah lagi, ia menjadi kepala bagian penyakit dalam," jawab profesor Dexter.     

"Apa dia rajin masuk kerja?" tanya Fernando kembali.     

Profesor Dexter akhirnya paham dengan arah pembicaraan Fernando sebenarnya, ia tau kalau profesor Frank ikut mencari Viona yang sampai saat ini keberadaannya belum ditemukan.     

"Dia sudah menikah dan punya seorang istri dokter yang tak kalah hebat seperti...     

Brakk     

Fernando membanting buku induk pegawai ke meja dengan keras sehingga membuat profesor Dexter tak dapat menyelesaikan perkataanya.     

"Kau tak tau dia Dexter, selama tujuannya belum tercapai maka ia akan terus mengejarnya," ucap Fernando dingin sambil menatap tajam ke arah profesor Dexter.     

"I know, tapi keadaannya sekarang berbeda Fernando. Ia sudah punya istri, aku yakin ia tak akan segila itu meninggalkan istrinya demi istrimu. Demi mengerjar wanita lain yang...     

"Yang tak pernah bisa ia dapatkan, Viona adalah satu-satunya wanita yang tak tersentuh oleh Franklin. Kau paham bukan maksudku," sahut Fernando memotong perkataan profesor Dexter dengan cepat.     

Profesor Dexter terdiam mendengar perkataan sahabatnya itu, ia sebenarnya tau siapa profesor Franklin sebenarnya. Ia tadi berkata seperti tadi untuk menenangkan Fernando, namun Fernando justru mengatakan hal itu secara gamblang. Ia kini semakin yakin bahwa pertikaian antara kedua kakak adik itu belumlah usai.     

"Apa istrinya sudah hamil?" tanya Fernando pelan.     

"Belum...     

"Dokter Cecilia? bagaimana dengan dokter Cecilia apa dia sudah hamil?" tanya Fernando kembali memotong perkataan profesor Dexter.     

"Belum juga, kedua dokter cantik itu belum ada yang hamil," jawab profesor Dexter singkat, ia merasa aneh saat Fernando menanyakan tentang dokter Cecilia.     

"Kenapa kau menanyakan tentang dokter Cecilia juga?apa masalahnya denganmu?" tanya profesor Dexter bingung.        

Alih-alih menjawab pertanyaan sahabatnya itu Fernando justru bangun dari sofa, ia lalu merapikan jas mahalnya dan berjalan pelan menuju pintu tanpa berbicara apa-apa.     

"Heiii...pertanyaanku belum kau jawab brengsek!!!" pekik profesor Dexter jengkel.     

Fernando hanya mengangkat tangannya ke udara merespon perkataan profesor Dexter, ia punya tempat tujuan lain yang harus ia kunjungi hari ini. Saat sedang berjalan menuju pintu keluar dokter-dokter baru yang belum tau Fernando langsung heboh, mereka terpesona akan ketampanan Fernando yang terlihat sangat sempurna dalam balutan pakaian mahal yang seolah dibuat khusus untuknya itu.  Mereka terpesona dengan pesona Fernando yang tak pudar, semakin matang usianya semakin tampan dan gagah pula dia dimata semua wanita yang baru melihatnya.     

Dokter Ammy yang kini sudah mempunyai ruang praktek sendiri merasa kesal melihat para dokter muda berbisik-bisik di lorong.     

"Jadi ini pekerjaan kalian kalau tak ada senior ya?" hardik dokter Ammy dengan keras, sejak ia tak lagi di ruang IGD ia menjadi semakin arogan.     

"D—dokter, maaf dokter kami hanya...     

"Hanya apa?" bentak suster Lucia sang asiten pribadi dokter Ammy dengan keras.     

"Kami tadi akan pergi ke ruangan profesor Dexter akan tetapi kami meihat ada orang yang...     

"Fernando..." pekik dokter Ammy dengan cepat memotong perkataan para dokter muda dihadapannya, ia akhirnya tau siapa yang membuat para dokter muda itu berkumpul di lorong.     

Darahnya langsung berdesir melihat Fernando kembali setelah sembilan bulan tak melihatnya, nafsunya yang selama ini ia tahan kembali bergelora saat melihat pria idamannya kembali muncul dihadapannya.     

"Ok... kalian sudah boleh pergi, lanjutkan pekerjaan kalian," ucap dokter Ammy mengusir para dokter muda itu dengan cepat.     

"Baik dok," jawab kelima dokter muda itu dengan cepat, mereka langsung meninggalkan dokter Ammy dan asisten pribadinya tanpa menoleh.     

Sementara itu dokter Ammy terlihat mengikuti langkah Fernando dari balik kaca, ia tanpa sadar mengikuti langkah Fernando. Kerinduannya pada Fernando selama sembilan bulan ini rasanya terbayar sudah saat melihat pria itu muncul lagi dihadapannya.     

"Rupanya kau sudah kembali sayangku, aku sudah rindu padamu," ucap dokter Ammy dalam hati sambil meraba kaya yang membatasi dirinya dengan Fernando yang saat ini sudah ada diluar rumah sakit Global Bros, ia terlihat langsung masuk ke dalam mobil mewahnya dikawal para bodyguarnya.     

Kejahatan dokter Ammy dan suster Lucia tak terbongkar selama sepuluh bulan peristiwa berdarah itu terjadi, bahkan profesor Frank yang sempat ia telfon sebelumnya untuk ia beritahu bahwa hubungan Fernando dan Viona sedang tak baik pun tak mencurigainya. Ia kini merasa diatas awan karena tak ada yang tau bahwa ialah otak dan pelaku kejahatan yang menyebabkan Viona keguguran, suster Lucia yang menjadi tangan kanannya pun kini sudah menjadi patner terbaiknya. Ia dan suster Lucia mempunyai tujuan yang sama, sama-sama ingin menghancurkan rumah tangga pria yang masih mereka cintai. Oleh karena itu mereka jadi rekan yang solid sampai saat ini, bahkan suster Lucia sudah merencanakan ingin melakukan cara yang sama pada Viona untuk dokter Cecilia kalau dokter bedah itu hamil. Namun sampai saat ini rupanya dokter Cecilia belum hamil juga, alhasil ia belum bsia melancarkan aksinya.     

"Lihatlah...priaku sudah kembali sus," ucap dokter Ammy pelan sambil meremas dadanya perlahan.     

"Iya dok, anda harus bertindak cepat. Jangan sampai tuan Fernando pergi lagi keluar negri seperti waktu itu," sahut suster Lucia lirih memberi semangat pada dokter Ammy.     

"Tenang saja, rencana yang sudah kususun selama sembilan bulan ini sudah sangat rapi. Kita tinggal eksekusi saja," bisik dokter Ammy pelan.     

"Semangat dokter, aku akan selalu mendukung anda," jawab suster Lucia singkat.     

"Ha ha ha ha ... kau memang asisten terbaikku, lebih baik kita kembali bekerja. Setelah itu nanti malam kita pergi ke club untuk merayakan kembalinya calon suamiku itu sus," ucap dokter Ammy penuh percaya diri sambil merangkul suster Lucia untuk berjalan kembali menuju ruang prakteknya.     

Di dalam mobilnya Fernando memejamkan kedua matanya, ia mengira kalau kedua istri saingannya itu sudah hamil namun ternyata keduanya belum juga hamil. Fernando masih mengingat jelas malam dimana ia mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Andrew, bahkan bekas pukulan Andrew masih berbekas di pelipisnya.     

Malam itu Andrew yang menggila datang ke istana Fernando seorang diri, ia mengajak duel Fernando satu lawan satu. Karena kondisi Fernando sedang tak baik ia akhirnya kalah dari Andrew yang memang sudah menyiapkan diri untuk memberikan pelajaran pada Fernando.     

"Kau dimana sayang, aku harus menemukanmu sebelum mereka berdua," ucap Fernando lirih sambil membuka kedua matanya yang sudah berkaca-kaca dengan perlahan, rasa rindu dan bersalahnya pada Viona benar-benar sudah menyiksanya selama sepuluh bulan ini.     

Walaupun ia ada di Perancis selama sembilan bulan akan tetapi pikiran dan jiwanya ada di Ontario, ia hidup selama sembilan bulan tanpa jiwa yang utuh. Walau ia selalu tersenyum dan berhasil menyelesaikan semua pekerjaan tanpa masalah akan tetapi jauh dalam lubuk hatinya terdapat rongga yang sangat lebar dan dalam.     

"Beri aku pertanda akan keberadaanmu sayang....     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.