You Are Mine, Viona : The Revenge

Berpacu dengan waktu



Berpacu dengan waktu

0Fernando menundukkan wajahnya ketika sudah selesai menceritakan awal mula pertengkaran dengan Viona satu tahun yang lalu sampai akhirnya terjadi peristiwa berdarah di malam pernikahan Profesor Frank, dimana ternyata disimpulkan kalau Viona diracuni seseorang dengan obat penggugur kandungan yang pelakunya sampai saat ini belum diketahui siapa.      
0

Ibu Debora menarik nafas panjang ketika Fernando sudah selesai menceritakan semuanya, ia bahkan terlihat memijat kepalanya perlahan ketika Fernando mulai menceritakan inti dari masalah utama antara dirinya dan Viona.      

"Kalian sama-sama keras anakku, sama-sama tak mau mengalah dan tak mau membagi masalah kalian," ucap ibu Debora pelan.     

"A--aku dulu sangat khawatir dengan bayi yang dikandung Viona nyonya, bayi itu adalah harapanku. Tapi pada akhirnya aku justru kehilangannya selama-lamanya karena keegoisanku dan juga harus kehilangan Viona," sahut Fernando lirih sambil menjambak rambutnya.     

"Kau mencintai Anji nak?" tanya ibu Debora.     

"Sangat...sepuluh bulan ini aku hampir gila karena kehilangannya nyonya, tadi malam saat aku mengetahui desa ini dari salah satu orangku yang kemarin bertemu dengan Adam aku merasa seperti sangat tertarik sekali dengan desa ini. Entah mengapa aku juga tak tau nyonya, aku merasa seperti ada yang memintaku datang ketempat ini," jawab Fernando dengan mata berkaca-kaca menatap ibu Debora.     

"Takdir yang membawa kalian bertemu kembali nak dan saat takdir sudah mempersatukan kalian lagi semoga aku masih bisa melihatnya," sahut ibu Debora dengan senyum penuh arti.     

Deg      

Fernando terdiam mendengar perkataan ibu Debora, ia merasa ada yang aneh dengan perkataan ibu asuh sang istri yang ada di hadapannya itu.     

"Dulu ketika kakakku masih hidup, akh maksudku ibu Maria yang sangat menyayangi Anji masih hidup beliau selalu berkata ingin sekali melihat Anji menikah dengan pria yang menyayanginya setulus hati. Namun rupanya takdir tak memperbolehkannya, kakakku meninggal di usia Anji masih sangat muda. Dan sekarang ketika waktuku sudah tak akan lama lagi ini aku harap bisa menggantikan posisi kakakku melihat Anji bahagia dengan pria yang mencintainya," ucap ibu Debora pelan sambil meremas tangan Fernando.     

"Nyonya jangan bicara seperti itu, nyonya pasti akan panjang umur," sahut Fernando dengan cepat ketika menyadari arah pembicaraan ibu Debora.     

"Kadang ketika manusia sudah merasa akan tiba waktunya semua yang ia katakan itu benar anakku, dulu mantan tunanganku yang meninggal di hari pernikahan kami pun selalu mengatakan hal yang sama hampir setiap hari di saat kami mempersiapkan pernikahan. Sampai akhirnya ia benar-benar pergi meninggalkanku di hari pernikahan, sejak itu aku memutuskan untuk tak mau menikah lagi dan berharap bisa menjadi pengantinnya lagi di atas sana," ucap ibu Debora pelan sambil menatap langit dengan tersenyum.     

Fernando terdiam mendengar perkataan ibu Debora, ternyata wanita cantik yang ada di hadapannya itu memiliki sebuah kisah cinta yang jauh lebih pahit dari dirinya saat ini.      

"Berjanjilah satu hal padaku nak Fernando, kau harus menjaga Anji untukku dan untuk kakakku. Karena percayalah itu adalah keinginan terakhir kakakku yang belum bisa aku tempati saat ini karena waktu ku sudah hampir habis, aku tahu kalian berdua saling mencintai walaupun saat ini kondisinya sangat jauh berbeda. Tapi percayalah dengan kekuatan cinta semuanya akan kembali lagi, dan untuk mendapatkan kepercayaannya lagi kau membutuhkan usaha yang lebih besar daripada saat pertama kali kau mendapatkan cintanya dulu," ucap ibu Debora perlahan memberikan semangat pada Fernando.     

"Viona masih mencintaiku…     

"Didalam matanya sangat terlihat jelas ia masih menyimpan cinta yang besar untukmu walau saat ini cinta itu tertutup oleh kekecewaan yang sangat besar, tapi percayalah lambat laut kekecewaan itu akan terangkat jika kau berhasil merebut hatinya lagi. Menyakinkannya lagi," sahut ibu Debora memotong perkataan Fernando.     

"Aku aku akan menyakinkannya lagi bu, aku akan membuat Viona percaya lagi padaku bu," jawab Fernando penuh semangat, tanpa sadar Fernando mengubah panggilannya kepada ibu Debora menjadi ibu dari sebelumnya ia memanggil ibu Debora dengan sebutan nyonya.      

"Aku percaya kau bisa melakukannya nak, tapi ada satu pertanyaan besar di kepalaku saat ini. Apa kau bisa menjawabnya dengan jujur nak Fernando?" tanya ibu Debora tiba-tiba.     

"Pertanyaan apa ibu," ucap Fernando pelan.     

"Surat cerai, kau memberikan surat cerai kepada Anji di saat ia baru saja mengalami keguguran sepuluh bulan lalu. Apakah kalian memang benar-benar sudah resmi bercerai?" tanya ibu Debora kembali.      

"Tidak bu, Viona masih resmi menjadi istriku. Aku tidak mendaftarkan surat cerai itu, itu hanyalah sebuah gertakan saja yang aku lakukan karena pikiranku saat itu sedang kacau. Aku tak mungkin menceraikannya bu, aku benar-benar sangat mencintai Viona dan aku tak bisa hidup tanpanya. Aku menyesali kebodohan terbesar ku itu bu," jawab Fernando tergagap dengan suara parau.     

Ibu Debora tersenyum melihat ekspresi Fernando saat ia membahas surat cerai, dugaannya ternyata benar semua. Perlahan ibu Debora mendekati Fernando dan memeluknya erat seolah sedang memberikan pelukan kepada anaknya sendiri.     

"Ibu akan membantumu untuk mendapatkannya lagi, tapi kau harus sungguh-sungguh nak dan berjanji padaku kau tak akan menyakiti anakku lagi. Anji bukan hanya berharga untukku dia juga sangat berharga bagi kakakku Maria," bisik ibu Debora pelan.     

"Aku berjanji bu, aku tak akan menyakitinya lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri bu, kehilangannya selama sepuluh tahun ini sudah membuatku hampir gila," sahut Fernando dengan cepat.     

Ibu Debora kemudian melepaskan pelukannya pada Fernando dan membantu menyeka air mata yang keluar dari sepasang mata indah Fernando menggunakan tangan rentanya, ia lalu mengajak Fernando untuk masuk ke dalam rumah karena tak mau membuat Viona dan yang lainnya curiga atas rencananya yang ia rencanakan bersama Fernando untuk membantu Fernando mendapatkan cinta Viona kembali.     

Fernando membimbing ibu Debora dengan perlahan menuju ke dalam rumah senyumnya mengembang saat berjalan masuk menuju ruang tamu dimana Viona dan yang lainnya berada, ia sangat bersyukur ternyata ibu asuh Viona mendukungnya untuk kembali lagi bersama Viona.      

"Ibu dari mana kenapa bisa bersama tuan ini?" tanya Viona dengan nada meninggi saat melihat ibu Debora berjalan bersama Fernando dari dapur.     

"Tadi ibu menemani tuan Fernando ke halaman belakang, beliau ingin melihat danau di belakang. Karena tadi kau dan Adam sangat asik berbicara maka ibu yang menemani tuan Fernando kebelakang nak," jawab ibu Debora berbohong.     

"Aakhh ibu…. kenapa begitu seharusnya kan ibu tidak usah berlama-lama di halaman belakang, angin sedang sangat dingin aku tak mau terjadi hal buruk pada ibu," sahut Viona dengan cepat sambil mendekati ibu Debora.     

"Ibu tau anakku, tapi kalau bukan ibu yang menemani tuan Fernando apa kau mau menemaninya?" tanya ibu Debora pelan.     

Deg     

Deg      

Jantung Viona seperti sedang di cengkram dengan sangat kuat mendengar pertanyaan seperti itu dari sang ibu, ia bahkan sampai tak bisa membuka mulutnya karena terlalu kaget.     

"Sudah aku duga kau masih mencintai suamimu nak, maafkan ibu kalau harus berbohong. Ibu harus membantumu kembali pada suamimu, waktuku sudah tak lama anakku," ucap ibu Debora dalam hati.     

"Ya sudah ayo duduk lagi, sebentar lagi makan malam akan siap. Tuan Fernando akan makan malam disini kan?" tanya ibu Debora lembut.     

"Tidak…     

"Iya bu…     

Fernando dan Viona menjawab bersalaman dengan jawaban yang bertolak belakang, Justin dan Harry yang duduk di sofa terlihat menahan tawa melihat tingkah sang tuan dan nyonya mereka.     

"Lho kenapa jadi Anji yang jawab, ibu kan sedang bertanya pada tuan Fernando?" tanya ibu Debora kembali.     

"Itu bu aku…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.