You Are Mine, Viona : The Revenge

Sumpah Fernando



Sumpah Fernando

0Fernando kemudian melanjutkan pekerjaannya setelah ibu Debora memberikan nasehat padanya untuk memberikan waktu pada Viona sebentar untuk sendiri, biasanya Viona akan baik-baik saja setelah menenangkan diri di danau. Justin dan Harry yang sedang merapikan barang-barang di ruang depan hanya bisa diam melihat sang tuan di tolak oleh sang nyonya, mereka tau betul kalau sang nyonya pasti belum memaafkan sang tuan setelah semua yang terjadi.     
0

"Kalau dengan tuan saja nyonya bisa seperti ini bagaimana denganku," ucap Justin pelan.     

"Apa maksudmu?" tanya Harry setengah berbisik.     

"Malam itu akulah yang memeberikan surat cerai pada nyonya, aku takin nyonya pasti marah padaku juga," jawab Justin dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Harry menelan salivanya mendenagr perkataan Justin, ia lalu menepuk pundak Justin dengan perlahan sambil tersenyum datar untuk memberikan dukungan pada sahabatnya itu. Justin pun hanya bisa menganggukkan kepalanya perlahan tanpa bicara kembali melakukan pekerjaannya seperti yang dilakukan Fernando bersama Adam.     

Setelah bekerja hampir satu jam akhirnya semua pekerjaan mereka pun selesai, hampir semua barang-barang penting sudah masuk ke dalam panti. Kasur, sofa, Televisi layar datar bterbaru, berbagai lemari dan sebuah meja makan besar yang memiliki banyak kursi akhirnya tertata apik di dalam panti. Dengan barang-barang seperti itu panti asuhan kasih terlihat seperti sebuah panti asuhan baru, anak-anak yang sedang menunggu didepan pun akhirnya diperbolehkan masuk ke kamarnya masing-masing.     

Suara tawa anak-anak terdengar diseluruh panti, mereka mengucapkan banyak terima kasih pada Fernando yang sudah menggantikan kasur using mereka dengan kasur baru. Ibu Debora menyeka air matanya perlahan melihat pemandangan dihadapannya dimana anak-anak tertawa tanpa beban satu sama lain, selama ia mempimpin panti belum pernah ia membelikan barang-barang baru kepada anak-anaknya karena keuangan panti yang tak memungkinkan. Namun kali ini lewat Fernando ia bisa melihat anak-anak asuhnya bisa merasakan barang-barang seperti itu, ibu Agnes memeluk ibu Debora dengan erat.     

"Oh iya apakah makanan untuk tuan Fernando sudah siap?"tanya ibu Debora pelan pada ibu Agnes.     

"Ya tuhan bu aku lupa, seharusnya aku pesan makanan untuk mereka sejak tadi. Tunggu sebentar aku akan minta Anji pergi ke toko tempatnya bekerja supaya menyiapkan makanan untuk tuan Fernando dan…     

"Tak usah bu, makanan kami akan datang dalam waktu lima menit lagi," ucap Justin memotong perkataan ibu Agnes sambil tersenyum.     

"Apa maksudmu tuan?" tanya ibu Agnes bingung pada Justin.       

"Sebelum datang kemari tuan Fernando sudah…     

Justin tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat sebuah food truck memasuki halaman panti setelah empat truck besar dipindahkan, ia pun langsung mendekati food truck itu dengan cepat bersama Harry. Mereka berdua langsung menyiapkan makanan dan minuman untuk sang tuan terlebih dahulu supaya tuannya itu segera bisa menikmati terlebih dahulu. Ibu Agnes menutup mulutnya tak percaya saat melihat sebuah food truck ada dihalaman panti, ia tau betapa mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk memanggil food truck seperti itu.     

Tak lama kemudian food truck pun penuh karena diserbu oleh anak-anak panti yang kegirangan, mereka nampak sangat senang bisa langsung meminta makanan di sebuah food truck seperti hari ini. Adam nampak kewalahan meminta adik-adiknya untuk tertib, untung saja tadi Justin dan Harry sudah memisahkan makanan dan minuman untuk Fernando.     

"Maafkan anak-anak saya tuan Willan, maklum anak desa yang tak pernah lihat food truck seperti itu," ucap ibu Debora merasa bersalah pada Fernando.     

"Akh ibu jangan bicara seperti itu, saya memang sengaja memesan food truck supaya  anak-anak juga bisa ikut menikmatinya juga selain para pekerja yang sudah membantu saya merapikan barang-barang ini," jawab Fernando dengan cepat.     

"Entah harus dengan apa saya membalas semua kebaikan anda tuan, apa yang anda lakuakn ini saya benar-benar tak bisa membalasnya," sahut ibu Debora lirih.     

"Jangan bicara seperti itu bu, saya tulus ingin membantu jadi ibu tak perlu merasa sungkan. Melihat senyum anak-anak itu membuat saya merasa senang, setidaknya rasa rinduku pada anakku terbayar saat ini," ucap Fernando lirih.     

"Anda sudah punya anak tuan maksudku anda sudah menikah?" tanya Adam spontan asal bicara.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan Adam ia lalu meletakkan cangkir kopinya di meja dengan perlahan.     

"Aku sudah menikah dengan seorang wanita yang sangat aku cintai sejak 8 tahun lalu pada pertemuan pertama kami dokter, setelah dua bulan menikah istriku hamil anak pertama kami namun…     

"Namun?" tanya ibu Agnes penasaran karena Fernando menghentikan perkataannya.     

"Pada usia empat bulan anak dalam kandungan istriku meninggal karena ulah orang jahat yang meracuninya sehingga membuatnya luruh dari dalam kandungan ibunya dan saat ini aku berpisah dengan istriku karena kesalahpahaman yang terjadi akibat kejadian itu. Aku saat ini sedang berusaha menyakinkan istriku untuk mau memaafkanku dan mau kembali padaku lagi," jawab Fernando pelan dengan suara parau, kedua matanya berkaca-kaca saat berbicara.     

Mendengar perkataan Fernando membuat ibu Agnes sangat kaget, begitu pula dengan Adam yang hampir tersedak saat Fernando berkata seperti itu. Hanya ibu Debora saja yang terlihat tenang karena ia sudah tau kejadiannya dan siapa yang sedang dibicarakan oleh Fernando.     

Adam langsung memeluk Fernando untuk memberi dukungan pada pria kaya raya itu tanpa tau bahwa sebenarnya pria yang sedang ia peluk itu adalah pria yang selama ini ingin ia temui, Adam menyimpan dendam pada pria yang membuat Viona menderita.Ia bahkan bersumpah ingin membalas perbuatannya karena berani mencampakkan Viona.  Fernando membalas pelukan Adam sambil tersenyum.     

"Anda pasti akan menemukan istri anda lagi tuan, saya yakin Tuhan akan membantu anda dan membuat istri anda mau kembali pada anda," ucap Adam pelan.     

 "Terima kasih dokter atas doanya, saya sangat menghargainya," sahut Fernando jujur.     

"Benar tuan, orang baik seperti anda pasti akan dibantu oleh Tuhan. Percayalah Tuhan tak akan menguji hambaNYA diluar kemampuan hambaNYA itu sendiri," imbuh ibu Agnes sambil tersenyum.     

"Amen, semoga saja Tuhan mau memaafkanku atas semua kesalahanku dimasa lalu bu," jawab Fernando lirih.     

Ibu Debora menepuk pundak Fernando perlahan sambil tersenyum, ia lalu menarik wajah Fernando yang sedang tertunduk ke arahnya menggunakan jemarinya yang sudah berkeriput.     

"Sabar anakku, meraih cinta memang mudah tapi mempertahankan cinta itu pasti sulit dan membutuhkan banyak usaha. Percayalah suatu saat cintamu itu akan kembali padamu, cinta tau kemana ia akan pulang walau saat ini ia sedang tersesat," ucap ibu Debora pelan sambil tersenyum.     

Fernando meraih tangan ibu Debora dan menciumnya dengan perlahan sambil memejamkan kedua matanya, tetesan air yang keluar dari kedua mata Fernando mengenai tangan ibu Debora yang sedang dicium oleh Fernando.     

"Sabar tuan, anda orang baik. Percayalah istri anda pasti akan memaafkan anda," ucap Adam pelan sambil menepuk punggung Fernando dari belakang.     

Fernando mengangkat kepalanya yang sedang mencium tangan ibu Debora, ia lalu tersenyum menatap Adam dan ibu Agnes. Karena anak-anak sudah semuanya menapatkan makanan dan minuman Adam kemudian turun ke food truck untuk mengambilkan makanan .     

"Aku akan berjuang untuk mendapatkanmu lagi sayang dan mencari tau siapa orang yang sudah membuat kita seperti ini, aku  bersumpah akan memuat orang yang membunuh anak kita membusuk di neraka," ucap Fernando dalam hati sambil menatap kea rah danau dimana Viona sedang di ajak masuk oleh adik-adiknya untuk ikut makan atas penintah ibu Debora.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.