You Are Mine, Viona : The Revenge

Permainan dimulai



Permainan dimulai

0Senyum dokter Ammy sudah mengembang ketika nama depannya disebut oleh Profesor William, pasalnya di rumah sakit hanya dirinyalah dokter yang bernama Amelia. Namun saat Profesor William akan menyebut nama belakangnya tiba-tiba sang profesor tak menyelesaikan perkataannya ketika mendengar suara langkah sepatu seorang wanita terdengar memasuki ruang aula yang sontak membuat semua orang menoleh ke arah sumber suara dan terkejut ketika melihat si pemilik sepatu tersebut.      
0

Viona terlihat sangat anggun menggunakan celana panjang berwarna hitam dengan menggunakan high heel yang senada dan memakai blazer warna putih dengan dalaman warna hitam, ia membiarkan rambut pendeknya tercerai begitu saja tanpa diberi hiasan apapun. Ia hanya memakai sepasang anting panjang berliontin bulan dan bintang dengan liontin kalung berbentuk bulan sabit, ia menyempurnakan penampilan dengan mengoleskan lipstik warna merah darah yang membuatnya terlihat sangat berbeda dari Viona yang pernah dikenal semua orang. Viona menjelma menjadi Viona baru yang terlihat lebih elegan dan bold.     

"Dokter Viona," ucap profesor William lirih, namun karena ia berbicara di depan mikrofon akhirnya semua orang bisa mendengar suaranya.     

"Ya Tuhan dokter Viona,"      

"Aku tak bermimpi bukan?"     

"Dokter Viona,"      

"Aaaa dokter Vio!!!!" jerit suster Tina histeris sambil berlari ke arah Viona dengan cepat tanpa memperdulikan langkah kakinya sehingga membuat banyak dokter dan suster yang kakinya terinjak oleh dirinya yang terburu-buru ingin sampai ke tempat Viona berdiri.     

Mendengar teriakan suster Tina langkah Viona terhenti, ia lalu menoleh dan tersenyum ke arah suster Tina yang sedang bersusah payah menuju dirinya. Suster Tina langsung memeluk Viona dengan air mata berurai sehingga membuat semua orang ikut terharu melihat apa yang dilakukan suster Tina, pasalnya semua orang tau kalau suster Tina adalah asisten dokter Viona. Mereka pun terlihat sering hangout bersama, sehingga saat melihat pertemuan keduanya semua orang ikut terbawa suasana termasuk profesor William dan profesor Frank yang sejak tadi tak melepaskan pandangannya dari Viona.     

"Apa kabarmu dokter, kau baik-baik saja kan?"      

"Selama ini anda kemana saja dokter?"      

"Kenapa anda terlihat lebih kurus dok?"     

"Aku harus menjawab pertanyaan yang mana kalau kau bertanya tanpa henti sus?" tanya balik Viona gemas sambil mencubit pipi suster Tina dengan gemas.     

"Aku rindu padamu dok," jawab suster Tina terisak.     

"Me too, ya sudah aku harus menyelesaikan urusanku sebentar. Setelah itu kita baru bicara lagi ya," ucap Viona lembut sambut menyeka air mata suster Tina yang menganak sungai di wajahnya.     

Suster Tina menganggukan kepalanya perlahan seperti anak kecil, ia tak sadar saat ini sedang menjadi pusat perhatian banyak orang. Dengan perlahan suster Tina melepaskan pelukannya dari tubuh Viona, ia lalu berjalan kembali ke tempatnya di samping dokter Cecilia. Sementara itu Viona kembali berjalan menuju podium tempat profesor William berada, entah mengapa semua orang merasa Viona berubah menjadi orang lain. Langkah kakinya terasa sangat mengintimidasi banyak orang.     

"Hai prof," sapa Viona ramah saat sampai di podium menyapa profesor William.     

"Selamat datang dokter," jawab profesor William sambil tersenyum.     

Viona lalu menyerahkan amplop coklat yang ia bawa pada profesor William, tanpa bicara profesor William membuka amplop itu dan kemudian tersenyum lebar. Ia lalu meraih microphone yang ada di hadapannya dengan perlahan sambil berdiri disamping Viona menghadap para dokter yang sedang duduk di aula.     

"Seperti yang kalian lihat, saat ini sudah bergabung bersama kita dokter Viona Angel yang saya yakin kalian semua sudah mengenal beliau. Dengan ini saya ingin memberitahukan bahwa mulai hari ini dokter Viona kembali bergabung dengan rumah sakit kita di divisi bedah, sesuai dengan posisi beliau saat terakhir bekerja dirumah sakit ini," ucap profesor William dengan keras, suaranya menggema di seluruh aula seketika.     

Sontak terdengar suara tepuk tangan yang sangat meriah saat profesor William selesai bicara menyambut baik kabar itu, termasuk profesor Frank yang tak mengalihkan pandangannya dari Viona sejak ia melihat Viona masuk ke aula. Bertemu lagi dengan Viona setelah sepuluh bulan benar-benar membuatnya terpana, semua rasa gundah di hatinya langsung hilang saat melihat Viona kembali      

"Oh ia ada satu hal lagi yang paling penting adalah, dokter Viona lah yang akan menjadi dokter khusus tuan Fernando selama beliau di rawat di lantai 20 rumah sakit ini dan…     

"Tidak bisa!!!kau tidak bisa melakukan itu prof!!" pekik dokter Ammy dengan keras sambil berdiri.     

"Apa maksud anda dokter?" tanya profesor William pura-pura bodoh.     

"Tadi anda mengatakan bahwa saya yang akan merawat tuan Fernando, lalu kenapa jadi dokter Viona. Padahal kan dokter Viona baru bergabung lagi dengan rumah sakit ini, bagaimana bisa ada memberikan tugas penting ini padanya prof?!" tanya balik dokter Ammy penuh emosi.     

"Memangnya kenapa kalau aku yang merawatnya dokter?" tanya balik Viona menggunakan microphone.     

"Karena anda kan baru bergabung lagi di rumah sakit ini dokter, jadi biarkan saya yang mengurus tugas ini. Lagipula sejak awal tadi profesor William sudah menyebut nama saya dokter, jadi biarkan saya yang…     

"Ada tiga hal yang harus kujelaskan padamu dokter Ammy. Pertama dokter yang mengoperasi tuan Fernando adalah aku dua dua hari yang lalu, kedua dari awal tuan Fernando masuk ke rumah sakit ini aku sudah meminta secara khusus pada profesor William dan profesor Dexter untuk merawatnya secara intens sambil menunggu aku datang dan yang ketiga dan paling penting adalah aku satu-satunya orang yang pantas merawat suamiku sendiri. Kalau aku sudah ada disini dan masih mampu merawatnya untuk apa aku meminta bantuan dokter lain, dari ketiga hal penting itu adalah kemungkinan yang bisa membuat anda merawatnya dokter?" tanya Viona lembut memotong perkataan dokter Ammy sambil menatap tajam ke arah dokter Ammy tanpa berkedip, ia sedang melakukan serangan pertama pada orang yang sudah membunuh anaknya itu.     

Wajah dokter Ammy langsung memucat mendengar perkataan Viona, lidahnya pun kelu tak bisa berkata-kata. Bukan hanya dokter Ammy yang terdiam tapi suster Lucia yang duduk disebelah dokter Ammy pun langsung terdiam, ia merasa sejak tadi Viona selalu menatapnya dengan tatapan tajam.      

"Yang dikatakan dokter Viona benar dokter Ammy, yang mengoperasi tuan Fernando adalah dokter Viona sendiri dua hari yang lalu dan alangkah lebih baiknya jika beliau juga yang merawat sang pasien," imbuh profesor William pelan.     

"Baik prof saya mengerti," jawab dokter Ammy terbata.     

Sebuah senyuman tersungging di bibir Viona saat melihat dokter Ammy kecewa berat, rencananya awalnya sudah berhasil kali ini. Tinggal langkah selanjutnya untuk membuat dokter itu menderita sedikit demi sedikit seperti yang ia rencanakan dua hari ini saat memutuskan untuk ikut kembali ke Ontario bersama Fernando meninggalkan desa Elora.     

Tak lama kemudian profesor William pun menutup briefing singkat itu dan mempersilahkan para dokter dan suster kembali bekerja, sedangkan Viona terlihat mengobrol bersama profesor William dan profesor Dexter di podium.      

"Terima kasih prof atas hari ini, aku senang sekali melihat wajahnya tadi," ucap Viona pelan.     

"Saya hanya melakukan sedikit bantuan dok, ingat anda tak bisa main hakim sendiri," sahut profesor William mengingatkan Viona.     

"Saya masih waras dok, saya tak mungkin berbuat sejauh itu. Saya hanya ingin merusak mentalnya dari dalam saja, dia harus tau bagaimana sakitnya seorang wanita yang kehilangan bayinya," jawab Viona dingin, aura kemarahan nampak terpancar dari Viona sehingga membuat profesor William dan profesor Dexter merinding.     

"Wanita kalau marah mengerikan," bisik profesor Dexter pelan.     

"Bukan hanya itu, tapi menakutkan. Dokter Viona yang ada dihadapan kita bukan dokter Viona yang sepuluh bulan lalu," sahut profesor William tak kalah pelan.     

"Bersiaplah menghadapi nerakamu Fernando," ucap profesor William dalam hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.