You Are Mine, Viona : The Revenge

Mulai bergerak



Mulai bergerak

0Mendengar perkataan Fernando membuat Viona terdiam beberapa saat, ia tak menyangka kalau suaminya mengajaknya untuk berhubungan seks lagi di rumah sakit. Ia benar-benar tak paham dengan jalan pikiran suaminya, Viona menghela nafas panjang berusaha untuk menahan emosinya agar tidak kelepasan. Setelah menarik nafas panjang berkali-kali Viona terlihat sudah dapat menguasai dirinya, ia kemudian berjalan pelan menuju kulkas dan mengambil air mineral dingin lalu menenggaknya sampai habis.      
0

"Sebelum aku melakukan apa yang kau inginkan aku ingin tanya terlebih dahulu kepadamu Fernando," ucap Viona pelan sambil membuang botol air mineral yang sudah kosong ke dalam tempat sampah.     

"Kau ingin tanya apa?" tanya Fernando dengan cepat, ia sudah tidak sabar untuk bercinta lagi dengan Viona.      

"Sebenarnya tujuanmu untuk menikah itu apa Fernando? lalu kau menganggapku itu sebagai apa ?" tanya Viona dengan cepat.     

"Aku mencintaimu makanya aku menikahimu, kau tentu saja istriku memang apa lagi," jawab Fernando dengan cepat.      

"Kalau kau menikahiku karena kau mencintaiku kau tak akan memperlakukanku seperti yang sudah kau lakukan selama ini kepadaku Fernando, dulu kau memperlakukanku seperti barang yang tak punya nyawa. Sekarang kau memperlakukanku seperti boneka seks yang kau gunakan untuk pemuas nafsumu saja, aku punya kehidupan Fernando. Aku punya pendapat, aku punya pikiran, aku punya rasa dan aku punya hak untuk menolak apapun yang kau minta. Dalam sebuah pernikahan tidak melulu harus berhubungan seks ketika ada masalah, aku tau seks itu penting dalam pernikahan tapi tidak harus seperti yang kau lakukan. Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan seks, kita masih punya cara lain untuk menyelesaikan masalah. Contohnya dengan berdiskusi,saling bertukar pikiran untuk mencari jalan keluar," ucap Viona panjang lebar.     

"Kalau kau memang mencintaiku kau tak akan mungkin memperlakukan aku seperti ini Fernando, kita punya rumah. Kita bisa puas bercinta di rumah, tapi tidak di rumah sakit. Jangan merasa karena kau adalah pemilik rumah sakit ini kau jadi bisa berbuat seenaknya saja, tidak seperti itu Fernando. Kita mempunyai peraturan yang harus dipatuhi, apalagi aku. Aku adalah seorang dokter saat di rumah sakit, aku mempunyai tugas utama untuk melayani pasien bukan untuk memuaskanmu. Kalau kau ingin aku puaskan aku siap melakukannya di rumah, tapi tidak di rumah sakit. Apalagi dalam kondisi seperti ini di saat aku memiliki tanggung jawab besar pada seorang wanita yang kemarin baru saja aku operasi, tolonglah jangan egois Fernando. Aku sebenarnya tak mau berbicara seperti ini padamu karena aku tau kau jauh lebih pintar dariku, hanya saja aku tak bisa menahanmu Fernando jika aku tak bicara. Aku tak mau menjadi Viona yang dulu, yang hanya bisa menangis menerima semua perlakuanmu," imbuh Viona pelan.     

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando terdiam, wajahnya yang tadi terlihat bahagia karena merasa akan mendapatkan service dari Viona berubah. Dia tak menyangka kalau istrinya akan berkata seperti itu kepada dirinya.      

"Dan satu hal lagi yang aku ingin tegaskan padamu mereka semua adalah teman-temanku Oskar, Diego, Mark, Albert dan yang lainnya adalah teman-teman kuliahku di Inggris dulu. Aku tak mungkin macam-macam dengan mereka, lagipula selama ini kita sama-sama tau kan siapa yang mengurangi siapa," ucap Viona kembali sambil menatap tajam kearah Fernando yang sejak tadi tak bersuara.     

Setelah mengatakan itu semua Viona kemudian pergi meninggalkan ruangan Fernando dengan cepat tanpa berpamitan, rasanya sangat lega sekali bisa berbicara seperti itu pada Fernando. Viona mempercepat langkahnya menuju ke ruangan Aurelie, ia harus ada di sana saat semua orang sedang melihat kondisi Aurelie. Walau bagaimanapun ia juga ikut bertanggung jawab atas Aurelie, karena ia adalah dokter yang mengoperasi Aurelie pertama kali walaupun sekarang Aurelie ada dibawah pengawasan ketat Profesor William bersama dokter Robert.      

Saat Viona sampai ke ruangan Aurelie ia beruntung karena Profesor William sedang menerangkan kondisi Aurelie kepada tuan James dan sedang disimak oleh sembilan teman baiknya yang nampak sangat serius mendengarkan penjelasan Profesor William.      

"Urusanmu sudah selesai Angel?' tanya Diego pelan ketika melihat Viona masuk bergabung bersama mereka, di ?depan ruang kaca dimana Profesor William nampak sedang menjelaskan kondisi Aurelie.     

"Iya sudah, maaf terlalu lama soalnya tadi ada beberapa urusan yang aku harus selesaikan hari ini juga," jawab Viona pelan sambil tersenyum.     

"It's ok, menjadi seorang dokter bedah di rumah sakit besar seperti ini memang tidak mudah Angel. Apalagi suamimu adalah pemiliknya," bisik Marcelina menggoda Viona.     

Viona mencubit pinggang Marcelina dengan gemas sehingga membuat Marcelina menjerit kecil dan membuat Profesor William menoleh ke arah mereka, Viona langsung bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Sementara Marcelina yang menjerit langsung menutup mulutnya dan meminta maaf kepada Profesor William,  tak lama kemudian Profesor William pun melanjutkan penjelasannya kembali pada tuan James yang masih sangat khawatir dengan kondisi putri semata wayangnya. Diego yang melihat pa yang dilakukan Viona pada Marcelina nampak tersenyum tipis, ia tau kalau sebenarnya cubitan yang diberikan Viona kepada Marcelina tidaklah sakit. Hanya saja karena Viona melakukan itu secara tiba-tiba Marcelina pun kaget dan alhasil ia menjerit yang sontak membuat perhatian semua orang tertuju padanya.     

Sementara itu di ruangan pribadinya Fernando masih duduk diam tak bergerak pada posisi terakhir saat Viona masih ada di ruangannya, perkataan Viona benar-benar membekas di dalam dirinya.     

"Aku melakukan itu karena aku sangat merindukanmu Vio, sepuluh bulan aku menahan diriku untuk tak menyentuh wanita lain. Apakah salah jika setelah kita bisa bersama lagi aku ingin bisa terus merasakan tubuhmu, aku ingin meminta ganti waktu sepuluh bulan itu darimu Vio. Apakah salah jika aku ingin terus melakukan itu denganmu," ucap Fernando pelan sambil memejamkan kedua matanya.     

"Lagipula setiap kali aku menyentuhmu pun aku melakukannya penuh cinta, bukan karena nafsu aku tak segila itu menganggapmu boneka sex baby. Aku benar-benar sangat tersiksa selama sepuluh bulan kemarin," imbuh Fernando dengan suara parau.     

Setelah berhasil menguasai dirinya Fernando kemudian merapikan kemejanya kembali, Ia lalu duduk di meja kerjanya dan membuka laptop untuk memeriksa sesuatu. Ia ingin memastikan Viona benar-benar pergi ke ruangan Aurelie atau tidak melalui rekaman CCTV, saat sedang memeriksa rekaman CCTV hari ini Fernando tertarik untuk melihat rekaman CCTV tadi malam.kedua mata uangnya langsung menangkap sebuah adegan jungle di sebuah lorong dekat ruangan perawatan Aurelie namun saat ia berusaha mencari rekaman CCTV dari arah lain ia tak menemukan apa-apa hanya gambar buram yang nampak tertangkap oleh CCTV itu.      

"Ini ada yang salah," ucap Fernando dalam hati.     

"Justin cepat masuk," pekik Fernando dengan suara keras memerintahkan Justin untuk masuk ke dalam ruangannya.      

Justin yang sedang berdiri di depan ruangan Fernando sejak tadi pun langsung masuk ke dalam begitu namanya dipanggil oleh sang tuan.      

"Ada apa tuan?" tanya Justin dengan cepat.      

"Cari tahu siapa dokter yang berjaga tadi malam aku penasaran sekali dan ingin memastikan sesuatu," jawab Fernando datar.     

Justin pun langsung membuka tablet nya iya langsung masuk ke dalam sistem rumah sakit untuk mencari jadwal dokter yang berjaga tadi malam kedua matanya langsung membulat saat melihat nama yang muncul dalam kolom pencariannya.     

"Yang berjaga tadi malam adalah dokter Ammy dan suster Lucia tuan," ucap Justin lirih.     

"Ammy...rupanya kau benar-benar tak sabar masuk penjara," desis Fernando penuh emosi.     

"Kumpulkan rekaman CCTV tadi malam dari mulai ruang jaga dokter bedah sampai ke arah lorong ruang perawatan Aurelie, aku tak hanya ingin rekamannya saja. Tapi aku juga butuh suaranya jadi pastikan saat kau menyerahkan rekaman itu aku pun bisa mendengar suaranya," ucap Fernando dengan suara meninggi memberikan perintah kepada Justin.      

"Baik tuan," jawab Justin patuh, iya kemudian keluar dari ruangan Fernando untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh sang tuan.iya langsung berlari ke ruangan it untuk meminta rekaman CCTV yang memiliki suara seperti apa yang diinginkan oleh Fernando.      

Setelah Justin pergi Fernando membuka profil Dokter Ammy, ia mencari alamat terbaru tempat tinggal dokter yang sudah membunuh anaknya itu.     

"Baiklah Ammy, karena kau tak sabar aku akan melayani permainanmu, tunggu hadiah yang aku berikan padamu malam ini," ucap Fernando dengan tersenyum sinis, layar ponselnya nampak baru saja mengirimkan sebuah pesan pada beberapa orang yang sama.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.