You Are Mine, Viona : The Revenge

Kissmark



Kissmark

0Fernando yang belum selesai makan nampak heran saat Viona memintanya untuk pergi ke kamar, namun karena sang istri sudah bangun dan berdiri di sampingnya akhirnya Fernando pun meletakkan garpunya dan mengikuti langkah Viona keluar dari restoran menuju ke lift. Dengan langkah cepat Viona berjalan menuju lift sambil menundukkan wajahnya sementara itu Fernando di belakang terlihat mengejarnya dengan sedikit berlari.      
0

"Babee…"      

"Jangan bicara, kita bicara nanti kalau sudah sampai di kamar," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.      

"Ok," jawab Fernando singkat.     

Viona pun langsung masuk ke dalam lift ketika pintu lift yang ia tunggu terbuka, begitu pula dengan Fernando yang langsung menyusul sang istri. Karena di dalam lift banyak orang, Viona tak berani bicara. Ia hanya diam menutup mulutnya dan berdiri di pojok di belakang Fernando. Beberapa orang gadis yang ada di dalam lift nampak berbisik-bisik sambil menunjuk ke arah leher Fernando yang terlihat sangat jelas memiliki bekas keganasan Viona, walaupun mereka berbicara menggunakan bahasa Perancis namun Viona bisa mengerti dari gaya bahasa mereka yang menunjuk menunjuk ke arah leher Fernando. Darah Viona pun semakin mendidih karenanya.      

Sementara itu Fernando hanya diam saja sambil melipat kedua tangannya di dada, Viona yakin kalau suaminya itu mengerti apa yang dibicarakan oleh ketiga orang gadis muda yang ada di dalam lift bersama mereka itu. Namun Fernando tetap berusaha tenang dan tak menunjukkan tanda-tanda kemarahan apapun, melihat sikap Fernando yang acuh seperti itu membuat Viona semakin marah. Ia menyesal kenapa membuat tanda merah seperti itu di leher sang suami.      

Lift yang membawa mereka menuju ke lantai 5 terasa berjalan sangat pelan bagi Viona, ia merasa satu menit di dalam lift seperti satu jam. Wajahnya sudah sangat memerah, padahal AC di dalam lift lumayan dingin dan menyejukkan. Apalagi pakaian yang ia pakai bukanlah pakaian berbahan tebal, namun karena di dalam dada Viona bergelora kemarahan yang sangat besar ia merasa tidak nyaman ada di dalam lift.      

Akhirnya Setelah menunggu sekian lama lift sampai juga di lantai lima, dengan cepat Viona menerobos orang-orang yang ada di hadapannya. Ia bahkan tak meminta maaf kepada ketiga orang gadis yang tak sengaja tersenggol oleh tubuhnya dan memilih untuk terus berjalan keluar, melihat sikap Viona yang aneh seperti itu membuat Fernando semakin bingung. Ia tak mengerti kenapa istrinya tiba-tiba marah seperti itu, Fernando belum menyadari kalau bekas ciuman Viona di lehernya terlihat oleh semua orang.      

Saat Fernando ingin melangkah keluar dari lift salah satu gadis yang berada dalam lift bersama mereka menghentikan langkah kakinya, ia mengatakan ingin berkenalan secara langsung pada Fernando dengan langsung mengulurkan tangannya ke arah Fernando. Namun karena tau Viona sedang marah akhirnya Terbang hanya tersenyum sambil menunjukkan cincin pernikahannya di jari manis tangan kirinya yang sontak membuat ketiga gadis yang mengajaknya berkenalan itu langsung terdiam seketika, setelah melihat ketiga gadis yang ada di hadapannya kecewa Fernando kemudian melangkahkan kakinya keluar dari lift menyusul sang istri yang sudah tidak terlihat lagi di lorong.      

"Kenapa dia tiba-tiba marah, perasaan aku tak berbuat salah apapun," ucap Fernando dalam hati sambil terus melangkah menuju kamarnya yang ada di ujung lorong lantai lima.     

Dengan perlahan Fernando membuka pintu kamar hotelnya yang tidak terkunci itu, begitu melangkah masuk kedua matanya pun langsung menangkap sosok sang istri yang sedang berdiri di balkon sambil melipat kedua tangannya di dada menatap ke arah Menara Eiffel. Karena angin bertiup cukup keras dress yang dipakai oleh Viona berkibar-kibar terkena tiupan angin dan membuatnya terlihat semakin cantik.     

"Kau kenapa babe?"tanya Fernando pelan sambil memeluk perut Viona dari belakang.     

"Kau jahat Fernando, aku benci padamu," jawab Viona lirih.     

"Jahat, memangnya aku jahat bagaimana? aku tak berbuat macam-macam babe, gadis tadi yang di dalam lift meminta berkenalan denganku saja tak aku hiraukan. Lalu kenapa kau harus marah seperti ini padaku," sahut Fernando bingung.      

"Gadis yang ada di dalam lift tadi minta berkenalan denganmu?" tanya Viona kaget.     

"Iya, tapi aku tak menghiraukan mereka. Lagipula istriku jauh lebih cantik daripada mereka bertiga, jadi untuk apa aku berkenalan lagi dengan gadis-gadis seperti itu," jawab Fernando dengan cepat sambil mencium pundak Viona yang terbuka.      

Wajah Viona memerah mendengar perkataan Fernando, dipuji seperti itu oleh Fernando membuat hatinya senang. Namun karena masih kesal dengan peristiwa di restoran tadi senyum di wajah Viona tak berlangsung lama, ia kembali melipat wajahnya menahan kesal.     

"Sekarang katakan padaku, apa yang membuatmu kesal?" tanya Fernando lirih sambil mencium leher belakang Viona setelah ia menyibak rambut panjang Viona kedepan.     

"Stoppp akhh...aku sedang marah, jangan seperti itu Fernando," jawab Viona terbata sambil meremas tangan Fernando yang melingkar di perutnya.     

"Cepat katakan apa yang membuatmu marah? apa kau tak puas dengan permainanku tadi pagi?" tanya Fernando kembali menggoda Viona.     

"Akhhh stoppp…Fernando…" ucap Viona dengan cepat sambil mendorong tubuh Fernando menjauh darinya, nafas Viona terlihat naik turun. Wajahnya pun sudah memerah, disentuh seperti itu saja oleh Fernando membuatnya hampir gila.      

Fernando tersenyum melihat sang istri, ia lalu meraih kursi yang ada di balkon dan langsung duduk diatasnya. Dengan gerakan cepat yang tak diduga oleh Viona, Fernando sudah menariknya ke arah kursi sehingga saat ini Viona duduk diatas paha Fernando dengan kedua pahanya yang terbuka lebar menghadap Fernando. Duduk berhadapan dengan posisi seperti itu membuat Viona gugup, walaupun mereka adalah suami istri tetap saja ia masih merasa sungkan dan malu.      

Dengan wajah memerah Viona berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Fernando, namun semua usahanya sia-sia karena Fernando sudah memegang kedua pinggangnya. Untung saja Viona memakai celana pendek sehingga saat mereka duduk berhadapan seperti ini celana dalamnya tak langsung terlihat, namun karena kedua pahanya yang terbuka lebar inilah yang membuat Viona tak nyaman.      

"Katakan kah marah kenapa?apa aku sudah membuatmu kesal?" tanya Fernando lembut sambil menggerakkan tangannya ke arah paha Viona.     

"Stop Fernando kita ada di luar, orang-orang bisa melihat kita," jawab Viona dengan cepat sambil menahan tangan Fernando yang meraba-raba paha putihnya.     

"Orang-orang tak akan peduli babe, mau ada yang bercinta di jalan sekalipun tak akan ada yang melarang selama tak merugikan orang lain," sahut Fernando pelan sambil tersenyum lebar.     

"Jangan gila Fernando, aku tak aku bercinta diluar. Aku masih punya harga diri Fernando!!!jangan macam-macam," teriak Viona panik sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Fernando.     

"Hei hei heiii yang mau bercinta itu siapa, aku hanya bicara saja tadi. Jangan langsung ambil kesimpulan seperti ini babe, ini yang akan membuat kita bertengkar," ucap Fernando pelan mencoba menenangkan Viona yang sedang berontak berusaha melepaskan diri dari pangkuannya.     

"Tapi tadi kau bicara seperti itu, aku...aku tak mau Fernando. Jangan lakukan itu diluar," isak Viona lirih.     

Melihat Viona hampir menangis Fernando kemudian memeluk Viona dengan erat, ia menenggelamkan wajahnya di dada Viona. Wangi parfum yang dipakai oleh Viona tercium oleh Fernando.     

"Aku mencintaimu dengan tulus babe, aku tak akan mungkin membuatmu terluka ," ucap Fernando pelan sambil menarik wajahnya dari dada sang istri.     

"Kau percaya kan?" tanya Fernando kembali.     

Sebuah anggukan kecil dari Viona menunjukan kalau ia paham dengan maksud pembicaraan sang suami, senyum Fernando pun tersungging saat melihat jawaban sang istri.     

"Sekarang katakan padaku, kenapa kau marah?" tanya Fernando pelan.     

Deg     

Deg     

Jantung Viona kembali berpacu dengan cepat mendengar perkataan sang suami, dengan perlahan Viona turun dari pangkuan Fernando lalu mengajak suaminya itu untuk masuk ke dalam kamar. Viona mengajak Fernando berjalan sampai ke depan kaca besar yang ada di dalam kamar.     

"Apa kau tak sadar kalau ini terlihat jelas," jawab Viona lirih sambil menunjuk bekas kissmark buatannya di leher Fernando.     

"Ha ha ha ha ...jadi karena itu kau marah babe ha ha ha…."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.