You Are Mine, Viona : The Revenge

Tangisan dokter Louisa



Tangisan dokter Louisa

0Viona mengantar para terapis yang baru saja memijat seluruh tubuhnya, pada awalnya ia kaget saat mendapatkan telepon dari para bodyguard yang berjaga di basement saat mengetahui ada tiga orang terapis wanita datang pasalnya ia tak pernah mengundang mereka untuk datang. Sampai akhirnya ia tau kalau para terapis wanita itu datang atas undangan dari Fernando, setelah Viona memperbolehkan mereka masuk Viona pun bisa langsung menikmati pelayanan home servise dari para petugas terapis pilihan Fernando itu.     
0

"Rasanya nyaman sekali setelah dipijat," ucap Viona pelan sambil menyentuh lehernya yang sudah terasa ringan.     

Tringgg     

Bunyi notification masuk ke ponsel Viona yang ada diatas sofa.     

Dengan cepat Viona berjalan menuju sofa dan meraih ponselnya itu lalu tersenyum saat membaca pesan masuk yang ternyata dikirimkan oleh sang suami, dalam pesan itu Fernando memberikan foto dirinya yang membentuk simbol hati ala korea yang diberikan caption ucapan selamat menikmati pijatan dari para terapis pilihannya.     

"Pintar sekali kau mengambil hatiku Fernando," ucap Viona pelan sambil meletakkan kembali ponselnya di sofa dan meraih segelas teh hijau hangat yang ada diatas meja.     

Saat sedang menikmati masa tenangnya tiba-tiba ponselnya kembali berdering dengan keras dan memaksa Viona untuk meraih ponselnya itu, satu alisnya terangkat saat melihat ada nomor tanpa nama menghubungi dirinya.     

"Hallo..."     

"Hiks...hikss.."     

Deg     

Viona kaget saat mendengar suara tangis seorang wanita saat ia tersambung dengan penelfon tanpa nama itu.     

"Maaf ini dengan siapa? Kenapa tiba-tiba menghubungiku sambil menangis seperti ini, apakah kita saling mengenal?" tanya Viona pelan mecoba untuk tetap ramah.     

"D-dokter i-ini akuuu hikss..."     

"Louisa...kau dokter Louisa bukan?!" pekik Viona dengan suara meninggi saat berhasil mengenali si empunya suara.     

"I-iya hikss...tolong aku dok, aku tak tau harus meminta tolong pada siapa lagi sekarang hikss...aku mohon maafkan aku dan tolong aku dok hu hu hu..." tangis dokter Louisa terdengar sangat memilukan di ujung telepon sehingga membuat Viona merasa ikut sedih.     

"Dimana kau saat ini berada dok, share lokasimu. Aku akan segera datang," ucap Viona dengan cepat.     

"Aku tunggu kedatanganmu dokter hiks hiks," jawab dokter Louisa pelan saat akan menutup sambungan teleponnya dengan Viona.     

Tak lam kemudian sebuah pesan pun masuk kedalam ponsel Viona, pesan itu adalah sebuah lokasi keberadaan dokter Louisa. Dengan cepat Viona membuka map yang dikirimkan oleh dokter Louisa, senyumnya tersungging saat mengetahui alamat yang dikirikan oleh mantan adik iparnya itu. Tanpa pikir panjang Viona lalu meraih tas tangannya yang ada di atas meja lalu berjalan cepat menuju ke lift setelah menyambar sebuah kunci mobil mewah milik sang suami di sebuah kotak penyimpanan kunci, di dalam liff Viona berusaha menghubungi Fernando untuk berpamitan. Namun karena di dalam lift tak ada sinyal akhirnya usaha yang ia lakukan sia-sia, karena lift sudah sampai di basement. Dengan cepat ia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan langsung berjalan menuju mobil yang kuncinya ia pegang, awalnya Viona tak diijinkan menyetir sendiri oleh para bodyguarnya yang berjaga. Namun karena ia mengatakan hanya akan pergi ke supermarket untuk mencari buah akhirnya ia diijinkan untuk mengendarai mobilnya sendiri, setelah berhasil mendapatkan ijin dari para penjaga Viona kemudan memacu mobil porche warna hitam itu menuju hotel yang alamatnya sudah ia pegang.     

Setelah mengendarai mobil selama hampir 25 menit Viona akhirnya sampai di hotel tempat dimana dokter Louisa tinggal, karena sudah tau kamar tempat dokter Louisa menginap ia langsung naik menuju lift. Saat lift terhenti dilantai 9 Viona segera keluar dan berlari menuju ke kamar 910 tempat dokter Louisa berada.     

Tok     

Tok     

"Dok ini aku, buka pintunya," ucap Viona lembut sambil mengetuk pintu kamar dokter Louisa.     

"Dok..."     

Suara Viona terhenti saat pintu kamar 910 itu terbuka dari dalam, kedua mata Viona langsung membelalak lebar saat melihat sosok wanita yang sangat ia kenal dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Kedua matanya bengkak karena terlalu lama menangis, wajahnya pucat dengan bibir yang pecah, rambut basahnya pun hanya dibiarkan tergerai begitu saja tanpa dikeringkan terlebih dahulu.     

"D-dokter V-viona maafkaaannn aku huaaa..."     

Tangis dokter Louisa kembali pecah saat ia melihat Viona sudah berdiri dihadapannya, Viona bahkan harus sampai memeluk dokter Louisa yang menangis sambil berusaha berlutut. Viona yang bingung kenapa tiba-tiba dokter Louisa meminta maaf padanya langsung bertindak, ia langsung meraih tubuh dokter Louisa yang hampir menyentuh lantai.     

"Apa yang terjadi padamu dok, kenapa kau seperti ini?" tanya Viona pelan pada wanita cantik yang ada dipelukannya itu dengan perlahan, tak bertemu selama hampir sepuluh hari dengan doker Louisa membuat Viona kaget saat melihat kondisinya saat ini.     

"Sebelum bicara aku mau minta maaf terlebih dahulu padamu dok...hikss...maafkan aku, maafkan aku yang sudah berbicara buruk padamu waktu itu pada tuan Fernando. Aku tau yang aku lakukan adalah tindakan bodoh, kini aku menyesalinya dok hikk maafkan aku dokter hu hu hu hu," jawab dokter Louisa sambil menangis.     

Viona yang masih belum mengerti dengan arah perkataan dokter Louisa nampak mencoba tersenym, ia lalu melepaskan pelukannya dari tubuh dokter Louisa yang beraroma lavender. Perlahan Viona membimbing dokter Louisa untuk duduk di sebuah sofa yang tak jauh dari tempat mereka, setelah berhasil membuat dokter Louisa duduk Viona meraih sebuah gelas yang masih bersih dan menuangkan air mineral kedalamnya lalu ia berikan pada dokter Louisa yang masih kesulitan menguasai dirinya.     

Karena tangan dokter Louisa gemetaran saat menerima gelas yang ada ditangan Viona akhirnya Viona memutuskan untuk membantu dokter Louisa untuk minum, ia dengan hati-hati membantu sang mantan adik iparnya itu minum dan menyeka bibirnya menggunakan sapu tangan untuk mengeringkan air yang tertinggal di sekitar dagunya.     

"Terima kasih," ucap dokter Louisa lirih.     

"You are welcome," jawab Viona lembut sambil meletakan gelas di atas meja.     

Kedua mata dokter Louisa kembali berkaca-kaca saat melihat Viona duduk dihadapannya, ia merasa sangat malu sekali saat ini.     

"Siapa kau sebenarnya dok?" tanya dokter Louisa terbata.     

"Siapa bagaimana ? aku Viona, teman kerjamu di rumah sakit Global Bross. Tak bertemu selama sepuluh hari apakah kau sudah lupa siapa aku dok?" tanya balik Viona pelan sambil tersenyum.     

"Apakah kau manusia dok? Kenapa kau sangat baik sekali," tanya dokter Louisa kembali dengan air mata yang membasahi pipinya.     

Tanpa bicara Viona meraih sekotak tissue dan menyeka air mata dokter Lousia dengan perlahan, ia tau kalau dokter Louisa kondisinya sedang tak stabil. Oleh karena itu ia berusaha tak menganggap serius omongan sang adik ipar yang ada dihadapannya itu.     

"Setiap manusia dilahirkan menjadi manusia baik dok, tinggal bagamana manusia itu bersikap saja. Oh ia aku ingin tau kenapa kau meminta tolong padaku, apa ada yang bisa aku lakukan?" tanya Viona pelan sambil meraih handuk kecil yang berada tak jauh dari tempatnya duduk, ia berniat untuk mengeringkan rambut dokter Louisa yang masih basah.     

"Hikss hikss...aku bingung dok, apa yang harus aku lakukan saat ini. Aku menyesal menuntut cerai pada Franklin," jawab dokter Louisa kembali menangis.     

"Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa pula kalian bercerai?!lalu sekarang apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Viona kembali.     

"Aku bingung dok, aku tak mau anak yang ada dalam kandunganku lahir tanpa seorang ayah," jawab dokter Louisa terisak.     

"What...kau hamil?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.