You Are Mine, Viona : The Revenge

Hormon ibu hamil



Hormon ibu hamil

Fernando mengerahkan semua anak buahnya untuk membantunya pindah ke mansion barunya kali ini, ia bahkan sudah memerintahkan Justin dan Harry untuk membuat skenario seolah-olah kalau dirinya sedang ada kegiatan di luar kota bersama Viona. Justin dan Harry lalu menyebarkan foto-foto Fernando dan Viona yang sudah diedit sebelumnya di media sosial, agar semua orang mengira kalau saat ini Fernando sedang ada di tempat lain bersama istrinya.      
0

Kali ini Fernando benar-benar melakukannya dengan sangat rapi dan detail, ia tak mau ada orang yang mengetahui tempat tinggalnya yang baru termasuk teman-teman baiknya untuk sementara waktu. Fernando harus memastikan Viona tidak terjangkau oleh ketiga wanita gila yang masih mengejar-ngejarnya itu, oleh karenanya Ia melakukan semua ini. Bahkan kedua adik angkat sang istri Jennie dan Amina pun tidak diberitahu kalau mereka akan pindah , mereka berdua juga tidak tau kalau saat ini Viona sudah hamil lagi dengan bayi kembar. Viona ingin mengabari kedua adiknya itu, namun Fernando melarang karena takut kalau informasinya akan bocor dan bisa terdengar oleh Natasya, Nessie dan Amelia Smith.  Karena alasan itulah ia menahan Viona untuk tak memberitahukan apapun kepada adik-adiknya sementara waktu, Viona akhirnya menuruti perkataan suaminya. Saat ia hamil dulu dengan anak pertamanya Viona sudah membuat banyak sekali kesalahan dengan membantah perkataan sang suami, namun kali ini ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk menuruti perkataan suaminya walaupun kadang-kadang terlalu berlebihan dan tidak masuk akal. Akan tetapi Viona yakin kalau apa yang dilakukan oleh Fernando saat ini adalah demi keselamatannya dan anak-anak, oleh karena itu ia tak protes apapun ketika Fernando pertama kali mengatakan ide untuk pindah tempat tinggal.     

Iring-iringan mobil antipeluru terlihat memasuki komplek kediaman perdana menteri Kanada, mobil mobil mewah itu berhenti di sebuah mansion yang memiliki taman besar di samping kediaman resmi perdana menteri Kanada. Yang mana mansion itu sudah secara resmi menjadi milik Fernando, di komplek itu hanya terdapat lima rumah saja termasuk rumah yang kini Fernando tempati. Dan para penghuni kediaman itu adalah orang-orang penting yang memiliki perusahaan multinasional dan rata-rata di antara mereka sangat jarang bersosialisasi dengan tetangga, jadi saat ini tak ada yang tahu kalau Fernando sudah pindah ke tempat itu. Termasuk sang perdana menteri sendiri yang memang sangat sibuk, ia hanya pulang ke tempat itu di akhir minggu saja. Selebihnya ia akan tinggal di rumah dinasnya di ibukota bersama sang istri dan anak-anaknya walaupun kadang-kadang secara tak terduga ia kembali ke kediamannya, sehingga para polisi dan tentara yang berjaga di tempat itu tak bisa meninggalkan area kediaman perdana menteri karena takut salah pemimpin kan ada itu kembali sewaktu-waktu.      

Karena alasan inilah Fernando memilih untuk membeli mansion yang ada di sebelah kediaman sang perdana menteri, ia ingin memanfaatkan para polisi dan tentara yang berjaga itu untuk ikut menjaga keamanan sang istri. Walaupun sebenarnya kalau ia mau ia bisa memintanya secara langsung, namun karena Fernando tak mau ada yang mengetahui tentang masalah yang menimpa dirinya ia memilih tetap merahasiakan masalah ini. Fernando beranggapan masih bisa menangani masalah ini dengan mengetahui anak buahnya,yang terpenting saat ini ia harus menyembunyikan sang istri yang sedang hamil dari jangkauan wanita-wanita jahat itu secepatnya.     

"Babe, bangun. Kita sudah sampai," bisik Fernando lembut sambil mencubit pipi Viona perlahan.     

"Mmmmm aku masih mau tidur Fernando," jawab Viona dengan cepat.     

"Aku tau, ya sudah makanya ayo bangun. Aku tak bisa menggendongmu masuk ke dalam rumah, terlalu banyak tangga dan lampu taman belum diganti jadi masih gelap. Aku tak mau mengambil resiko apapun," ucap Fernando pelan, ia tau kalau istrinya pasti mengantuk karena saat ini masih pukul tiga pagi.      

"Kenapa juga kita harus pindah malam-malam seperti ini?"protes Viona pelan sambil membuka kedua matanya perlahan.     

"Malam hari akan menyamarkan kegiatan apapun yang my love, baik itu perampokan, penculikan, pembunuhan atau…"     

"Tapi kan kita tidak sedang melakukan kejahatan!!!"sahut Viona dengan cepat, ia tak suka dengan perkataan terakhir Fernando yang tak masuk akal itu.     

"Aaww...aaww..sakit!!!"jerit Viona kembali sambil memegangi hidungnya yang di cubit Fernando dan kini sudah memerah.     

"Makanya kalau suami belum selesai bicara jangan dipotong, nanti akan membuat kita salah paham dan berujung dengan pertengkaran," ucap Fernando pelan sambil tersenyum.      

"Ya tadi kau bilang katanya malam hari itu identik dengan tindakan tindakan jahat seperti itu, ya wajar saja kalau aku langsung marah," jawab Viona mencoba untuk membela diri.      

Fernando meminta Lucas untuk turun terlebih dahulu dari mobil meninggalkan dirinya dan Viona yang masih memiliki pembahasan yang harus diselesaikan, setelah Lucas pergi Fernando kemudian membuka kaca jendela yang ada di sampingnya supaya udara bisa masuk.     

"Jadi begini sayangku, maksud dari perkataanku tadi adalah kita bisa memanfaatkan keadaan sunyinya malam untuk pindah karena orang-orang pasti akan memilih tetap berada dirumah karena malam hari adalah waktu yang berbahaya untuk beraktifitas. Oleh karena itu apa yang kita lakukan kali ini pasti tidak akan diduga oleh orang-orang lain, itu maksud pembicaraanku tadi yang sebenarnya my love," ucap Fernando lembut mencoba untuk menjelaskan pada Viona yang salah paham.      

"Jadi kau sengaja mengajakku pindah malam hari supaya tidak diketahui orang lain?" tanya Viona pelan tanpa rasa bersalah.      

"Sure!!!"jawab Fernando dengan cepat.     

"Maaf, aku sudah salah paham. Aku kesal saja kau menyamakan apa yang kita lakukan ini dengan apa yang dilakukan para penjahat itu, aku kan bukan orang jahat," protes Viona ketus sambil memajukan bibirnya dan melipat kedua tangannya di dada.     

Melihat apa yang dilakukan oleh Viona membuat Fernando tersenyum geli, ia menahan diri agar suaranya tak keluar. Fernando tau Viona pasti akan marah kepada dirinya kalau ia menertawakannya, dengan masih menggigit bibir bawahnya Fernando merapikan rambut sang istri yang berantakan.      

"Maafkan aku kalau membuatmu tak nyaman, pindah diwaktu malam hari seperti ini yang seharusnya kau tidur nyenyak. Aku benar-benar harus melakukan ini untuk mengalihkan perhatian mereka bertiga, ketiga wanita itu semuanya sangat licik dan jahat. Aku yakin mereka pasti sudah membuat rencana besar untuk mengganggu kedamaian rumah tangga kita, maka dari itu aku melakukan ini di saat mereka sedang terlelap dalam tidurnya sebelum besok pagi mereka membuat rencana yang lain untuk mengganggu kita. Maafkan aku juga karena belum bisa membuatmu hidup dengan tenang, aku berjanji akan segera menuntaskan bayang-bayang ketiga wanita jahat itu supaya kita bisa hidup bahagia bersama anak-anak kita nanti," ucap Fernando pelan seraya meraba perut Viona yang masih rata.     

Cup! Viona mendaratkan sebuah kecupan di bibir Fernando dengan lembut secara tiba-tiba.     

"Ini bukan salahmu Daddy, hal seperti ini tak bisa kita prediksi. Mereka bukanlah penyakit yang bisa kita hindari di jauh-jauh hari jadi kau tak perlu menyalahkan dirimu seperti itu, aku akan berusaha untuk tetap tenang dan bersabar disampingmu apapun yang terjadi. Asal kau tak membawa perempuan lagi saja kehadapanku maka aku akan tetap setia disampingmu," jawab Viona dengan cepat.      

"No babe, aku tak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Aku janji padamu, mungkin kau sudah bosan mendengar janji-janjiku tapi kali ini aku serius. Aku tak akan melakukan hal sebodoh itu lagi, aku tak mau ditinggal lagi olehmu. Sepuluh bulan tanpa menyentuh dan melihat wajahmu benar-benar hampir membuatku gila, aku tak mau jika hal itu terjadi lagi," sahut Fernando dengan cepat sambil merangkul Viona dengan cepat.     

Didalam pelukan Fernando yang sangat erat itu Viona tersenyum, ia senang mendengar perkataan suaminya.      

"I want you Fernando," bisik Viona lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Fernando yang masih terbawa suasana bisa mendengar perkataan Viona, dengan cepat ia melepaskan pelukan dari tubuh sang istri lalu menatap wajah Viona dengan tatapan tajam.     

"Kau bilang apa tadi babe?"tanya Fernando pelan, ia ingin memastikan kalau tak salah dengar.     

"Im horny," jawab Viona singkat tanpa rasa malu, entah kenapa tiba-tiba ia sangat bergairah padahal ia hanya dipeluk oleh Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.