You Are Mine, Viona : The Revenge

New Mansion



New Mansion

0Suasana pagi di apartemen penthouse Fernando saat ini sudah dipenuhi banyak orang, mereka sedang melakukan packing beberapa barang penting yang akan dibawa oleh Fernando dan Viona ke tempat tinggal yang baru tadi malam. Fernando mengatakan pada Viona kalau mereka akan berpindah tempat tinggal lagi, ke sebuah mansion yang langsung dibeli oleh Fernando setelah ia mengetahui kalau Lucia bunuh diri karena tak mau mengambil resiko akan kegilaan Amelia Smith lagi. Maka dari itu Fernando langsung memerintahkan Justin dan Harry untuk membeli mansion yang ada di komplek kediaman perdana Menteri Kanada, sebuah kompleks mansion yang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk karena di sekitar kompleks itu dijaga oleh petugas kepolisian bersenjata lengkap.     
0

"Kita pindah secepat ini?" tanya Viona pelan sambil meletakkan piring yang berisi cake diatas nakas lalu duduk diatas tempat tidur, ia sedang menemani Fernando yang sedang mengeluarkan berkas-berkas penting dari dalam brankas miliknya ke sebuah koper yang ada di atas meja.     

"Iya sayang, aku tak mau mengambil resiko dan menunda waktu lagi karena kita benar-benar tidak tau apa yang sedang direncanakan oleh ketiga wanita busuk itu. Yang menjadi prioritasku saat ini adalah keamananmu dan anak-anak, aku harus menjauhkan mu dari jangkauan mereka secepatnya," jawab Fernando dengan cepat sambil menata brankas brankas yang berisi surat-surat penting nya ke dalam koper.     

"Komplek kediaman perdana menteri Kanada, apakah itu tidak terlalu berlebihan?" tanya Viona sambil.     

"Tidak, hanya itulah satu-satunya tempat yang tidak akan bisa diakses oleh sembarang orang. Bahkan kalaupun misal ada yang berusaha memaksa masuk maka petugas kepolisian yang berjaga di sekitar kompleks mansion itu akan bertindak tegas, tidak peduli itu laki-laki, perempuan, anak-anak atau orang tua sekalipun mereka akan langsung menangkap atau menembaknya," jawab Fernando pelan sambil tersenyum penuh arti.     

Viona terdiam mendengar perkataan Fernando, ia tak bisa membantah lagi perkataan suaminya itu selain hanya bisa mengiyakan saja. Karena ini berhubungan dengan nyawa anak-anak yang sedang ada dalam kandungannya, mengingat peristiwa berdarah yang ia alami saru tahun yang lalu benar-benar membuat Viona takut. Ia tak mau kalau anak-anaknya kembali direnggut secara paksa oleh wanita-wanita jahat yang pernah hadir dalam kehidupan Fernando itu.      

Melihat Viona terdiam sambil memegangi perutnya membuat Fernando langsung menghentikan aktivitasnya, ia lalu meraih sebuah tisu basah untuk menggunakan untuk membersihkan tangannya setelah itu dengan cepat Fernando memeluk Viona dari samping dengan erat.     

"Anak-anak kita pasti baik-baik saja, aku janji padamu," bisik Fernando pelan ke telinga Viona, ia seolah tau apa yang sedang ada dalam pikiran Viona saat ini.     

"Aku hanya ingin hidup tenang, rasanya sangat mengerikan sekali hidup dalam bayang-bayang orang-orang jahat itu. Apalagi kau tau sendiri mereka adalah wanita-wanita yang sangat terobsesi padamu," jawab Viona lirih.     

"Aku sebenarnya punya cara lain untuk menyelamatkan anak-anak kita, dengan cara yang paling mudah dan paling cepat untuk dilakukan," ucap Viona pelan sambil menepuk tangan Fernando yang sedang memeluk tubuhnya.     

"Cara apa maksudmu?" tanya Fernando penasaran.     

"Ceraikan aku, buat berita perceraian kita secara besar-besaran di media massa. Dengan itu ketiga wanita gila itu akan berhenti menggangguku dan kembali fokus padamu, mungkin ketiganya akan kembali bersaing satu sama lain untuk memperebutkanmu. Jadi aku dan anak-anak…"     

"No!!!!aku tak mau melepaskanmu, jangan pernah ada pikiran seperti itu lagi di dalam dirimu. Aku tak mungkin menceraikanmu, aku tak bisa hidup tanpamu. Aku tak bisa hidup tanpa kalian babe, jangan bicara yang macam-macam dan tidak masuk akal seperti itu," sahut Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona.     

Mendengar perkataan Fernando membuat kedua mata Viona berkaca-kaca, sebenarnya saat mengatakan hal itu pun hatinya terasa sakit. Namun ia tak bisa berpikir jernih lagi mengingat kegilaan ketiga wanita yang sudah bekerja sama itu, yang ada di dalam benak Viona saat ini adalah keselamatan anak-anaknya kedua bayi kembarnya harus lahir selamat.      

Fernando melepaskan pelukannya dari tubuh Viona saat mendengar isakan tangis dari sang istri yang sedang ia peluk itu, dengan penuh cinta Fernando meraih wajah Viona yang sedang tertunduk dan dibasahi air mata di kedua pipinya.     

"Aku bersumpah demi nama Tuhan tak akan kubiarkan tangan-tangan menjijikkan mereka menyentuhmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk melindungi kalian. Melindungimu, melindungi anak-anak kita, aku sudah terlalu bersabar menghadapi kegilaan mereka bertiga. Tapi kalau sampai mereka sudah berusaha menyakitimu untuk merenggut anakku kembali, maka aku tak akan main-main lagi. Mereka harus tau siapa Fernando Grey Willan yang sebenarnya, kau tak usah berpikir terlalu jauh yang terpenting saat ini adalah kau sehat anak-anak di dalam dirimu juga sehat. Untuk masalah Natasha, Nessiei dan Amelia Smith itu sudah menjadi tanggung jawabku, aku yang akan turun langsung menghadapi mereka," ucap Fernando panjang lebar sambil menatap wajah Viona penuh cinta sembari menyeka air mata yang membasahi wajah cantik Viona.     

"Aku tak mau merasakan sakit itu lagi Fernando, aku tak mau merasakan kehilangan anak lagi. Rasanya benar-benar sangat sakit, aku pikir waktu itu aku akan benar-benar mati saat pendarahan. Aku.. aku tak mau merasakan... hiksss.."     

Grebb! Fernando langsung meraih tubuh Viona dengan erat.     

"Maaf, maafkan aku... maafkan atas kebodohanku dulu sehingga membuatmu tersiksa sendirian seperti itu babe. Itu benar-benar murni kebodohanku yang tidak ada tandingannya, aku benar-benar bodoh waktu itu karena sudah menyalahkanmu. Seandainya aku bisa memutar waktu aku akan kembali ke masa itu dan ikut merasakan sakit yang kau rasakan, maafkan aku sayang aku benar-benar minta maaf padamu. Mungkin hanya dengan mengucapkan kata maaf saja tidak cukup bagimu karena itu tidak sepadan dengan rasa sakit yang kau rasakan, tapi aku benar-benar tulus minta maaf dari dalam hatiku yang paling dalam aku memohon maaf padamu. Seandainya kau merasa tak puas aku mempersilahkanmu untuk melakukan apapun kepadaku aku agar aku bisa kau terpuaskan dan kau bisa…"     

"Sstttt jangan ungkit yang sudah berlalu, aku tak mau membahas apa yang sudah terjadi di masa lalu. Yang aku inginkan saat ini adalah bisa melahirkan anak-anak ini dengan tenang serta bisa mengawasi mereka tumbuh dengan sehat, aku hanya ingin melakukan itu saja tak ada hal lain yang aku inginkan lagi," ucap Viona pelan memotong perkataan Fernando sambil meletakkan satu jarinya di bibir Fernando.     

"Tapi berjanjilah satu hal padaku jangan mengucapkan kata cerai lagi, aku memilih mati daripada harus berpisah denganmu," sahut Fernando dengan cepat.     

"Huum, maafkan aku. Aku tak akan mengulangi lagi," jawab Viona terisak.      

Fernando mendaratkan ciuman di bibir Viona dengan lembut, ia lalu mencium kening Viona sambil merapikan rambutnya yang menutupi wajah cantiknya.     

"Mommy diam-diam aja ya, ini cake tiramisunya dimakan lagi. Daddy mau kerja lagi," ucap Fernando pelan sambil menyuapi Viona dengan cake tiramisu yang sebelumnya dimakan oleh Viona.     

"Yummy...kau tak mau?"tanya Viona dengan mulut penuh makanan pada Fernando yang baru menyuapinya makanan.     

"Untukmu saja my love, ya sudah aku lanjut bekerja ya," jawab Fernando lembut sambil meletakkan piring yang berisi cake tiramisu ke pangkuan Viona kembali.     

Viona menganggukkan kepalanya penuh semangat, Ia lalu kembali fokus dengan cake yang ada di hadapannya. Sementara itu Fernando kembali bekerja merapikan berkas-berkas pentingnya ke dalam koper.      

"Aku akan melakukan apapun untuk menjaga kalian saat ini, tak ada yang bisa merebut kalian lagi dari sisiku," ucap Fernando dalam hati sambil menatap ke arah Viona yang sedang menikmati cake-nya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.