You Are Mine, Viona : The Revenge

love on the bed



love on the bed

0Wajah Fernando langsung memerah seketika mendengar pengakuan Fiona yang tak biasa itu, kemarin mereka memang gagal bercinta pasca Justin datang bersama Brian. Padahal waktu itu Viona mengatakan kalau ia ingin bercinta, tanpa menunggu lama Fernando kemudian membuka pintu mobil yang ada di sebelahnya. Ia lalu turun dan mengulurkan tangan kepada Viona yang masih ada di dalam mobil, dengan tersenyum Viona meraih tangan suaminya dan turun dari mobil dengan hati-hati karena seperti yang dikatakan Fernando sebelumnya bahwa lampu di taman masih gelap dan tidak terlalu terang. Apalagi ditambah mereka baru masuk ke tempat itu hari ini dan belum mengenal jalan setapak itu menuju ke mansion barunya, Fernando berjalan dengan perlahan sambil menuntun Viona yang berjalan di belakangnya dengan hati-hati sambil melihat  ke bawah. Ia menambahkan penerangan dari lampu ponsel untuk membuat jalanan makin terang, Viona takut menginjak ular di bebatuan kecil itu.     
0

"Waw lampunya indah," ucap Viona tanpa sadar saat melihat lampu gantung yang ada di ruang tamu mansion baru mereka.     

"Di istanaku juga seindah ini babe,"sahut Fernando ketus.     

"Tapi di istanamu itu dulu itu bukan aku nyonya rumah pertama kali yang melihat semuanya, jadi tak indah menurutku," jawab Viona dengan cepat sambil meneruskan langkah kakinya menuju ke dalam istana barunya itu.      

Fernando terdiam mendengar perkataan Viona, karena apa yang dikatakan oleh Viona adalah sebuah fakta. Pasalnya sebelum Viona datang dalam kehidupannya sudah banyak wanita yang ia bawa pulang ke istananya.      

"Dimana kita tidur? aku lelah," tanya Viona pelan sambil menguap.     

"Lantai dua sayang, kamar utama kita. Disana ranjang dan perlengkapan lainnya sudah tertata rapi," jawab Fernando singkat sembari menunjuk a kamar yang ada dilantai dua.     

Tanpa bicara Viona lalu mulai menaiki anak tangga satu demi satu menuju lantai dua, Fernando pun mengikuti langkah sang istri dari belakang setelah ia memberikan perintah pada anak buahnya untuk istirahat jika sudah menurunkan semua barang dari dalam mobil dan meminta mereka melanjutkan besok pagi. Pasalnya hari semakin pagi, Fernando tak mau anak buahnya itu sakit.      

Viona tersenyum ketika menginjakkan kaki di kamar barunya, interior kamar barunya ini bernuansa putih dan pastel. Kombinasi warna yang ia sukai, tak seperti kamar Fernando yang ada di istana yang berwarna gelap. Berbagai macam hiasan lucu nampak tertata apik di sebuah lemari kaca kecil diantara make up Viona yang sudah ditata sedemikian rupa, sebuah foto pernikahannya dan Fernando pun juga sudah terpasang apik tepat diatas ranjang. Dan Viona selalu takjup dengan foto-foto pernikahannya yang super besar itu, pasalnya foto yang ukurannya serupa pun nampak terpasang di kamar apartemen penthouse yang baru mereka tinggalkan. Begitu pula dengan kamar yang ada di istana, foto pernikahannya juga terpasang tepat diatas tempat tidur.     

"Kau suka?"tanya Fernando berbisik sambil melingkarkan pelukannya pada perut Viona.     

"Yes," jawab Viona singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari foto pernikahannya yang terpasang apik dihadapannya.     

"Kau sangat cantik dalam balutan gaun pengantin itu babe," ucap Fernando pelan sembari mendaratkan sebuah kecupan di pundak Viona yang terbuka.      

"Akhhh…"     

"I haven't started it honey, don't start sighing yet," bisik Fernando lirih sambil menutup mulut Viona yang sudah mendesah saat ia memberikan gigitan kecil di leher Viona.     

"I want you right now," jawab Viona susah payah menahan dirinya yang sudah kembali bergelora, pasca Fernando memasukkan jemarinya kedalam celana dalamnya di balik gaun tidurnya.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan Viona, tanpa bicara lagi Fernando kemudian menggendong Viona menuju ke tempat tidur setelah ia menutup pintu kamarnya dengan cara ditendang sehingga menimbulkan suara yang cukup keras dan  membuat Viona kaget.     

"Babe…"     

"Im sorry, i can't control my self," ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona yang pasti akan menegurnya karena ia menutup pintu dengan sangat kasar.     

"Dasar menyebalkan, banyak sekali alasan yang kau .."     

Sebuah ciuman yang Fernando daratkan di bibir Viona membuat Viona tak bisa menyelesaikan perkataannya, ia kemudian membalas ciuman yang diberikan sang suami. Tanpa melepaskan ciuman Fernando membaringkan Viona diatas ranjang, saat tangan Viona akan melingkar di lehernya dengan cepat Fernando meraih kedua tangan Viona dan menguncinya diatas kepalanya menggunakan satu tangan.     

Setelah membuat Viona dalam kekuasaannya Fernando lalu mulai melancarkan aksinya, ia meremas payudara Viona yang terasa makin berisi itu dengan gemas sehingga membuat Viona menggeliat-liat dibawah kungkungannya. Tanpa melepaskan ciumannya Fernando terus memberikan rangsangan di bagian tubuh Viona yang lain, Fernando meraba-raba bagian sensitif Viona tanpa melepaskan gaun tidur yang masih menutupi tubuhnya dan hal itu membuat Viona menggila.      

"Not yet honey," ucap Fernando pelan sambil mendorong perut Viona dengan perlahan saat viona mengangkat bokongnya ke atas sebagai tanda kalau ia sudah tak tahan.     

"Fernando akhhh.."      

Suara desahan Viona terdengar jelas saat Fernando melepaskan ciumannya, ia kini sibuk dengan kedua payudara Viona yang semakin menggairahkan. Hamil benar-benar membuat perubahan besar di tubuh Viona dan Fernando menyukainya, secara bergantian Fernando memainkan lidahnya di kedua puting Viona yang sudah mengeras. Hanya dijilat-jilat saja oleh Fernando membuat Viona frustasi, ia benar-benar sudah dalam puncak birahi yang menginginkan Fernando seutuhnya namun Fernando yang belum merasa puas untuk pemanasan masih ingin menikmati tubuh Viona dengan caranya seperti biasa.     

"Fernando akhh do it," erang Viona dengan suara serak sambil menjambak rambut Fernando yang kini sedang menyesap kuat di payudaranya.     

"Be patient dear let me satisfy you first," jawab Fernando pelan tanpa melepaskan puting payudara Viona yang kini ada dalam mulutnya.     

"Akhh... Fernando sakit," pekik Viona pelan saat Fernando menggigit gemas puting payudara Viona di sebelah kiri yang belum ia hisap, setelah melancarkan gigitan kecil dengan mulut terbuka Fernando langsung melahap payudara sang istri dengan rakus.      

Hisapan demi hisapan yang dibarengi permainan lidah Fernando membuat Viona hampir gila, ia benar-benar tak bisa menahan dirinya saat merayakan kenikmatan yang diberikan oleh Fernando. Saat sudah puas Fernando lalu menyingkap gaun yang dipakai sang istri, ia mengangkat gaun itu dan menggulungnya sebatas perut Viona lalu melepaskan celana dalam Viona dalam sekali tarikan. Senyumnya tersungging saat menyadari kalau istrinya itu sudah basah yang artinya bahwa istrinya itu sudah mengalami orgasme pertamanya, dengan satu gerakan Fernando membuka lebar paha Viona sehingga membuatnya melihat pemandangan indah didepan matanya. Belahan vagina yang masih rapi dan cantik membuatnya tergila-gila, menjadi pria pertama yang menikmati area itu membuat Fernando selalu ketagihan untuk merasakan aroma khas yang keluar dari vagina sang istri. Apalagi Viona sangat pintar merawat area sensitifnya itu, rambut halus di sekitar kemaluannya pun sudah tercukur rapi sehingga tak mengganggu Fernando ketika akan menjilati area itu.     

"Akkkhhh," desahan Viona terdengar indah di telinga Fernando saat ia membelah kedua bibir vagina Viona menggunakan lidahnya, sampai akhirnya lidah Fernando menyentuh klitoris pink yang tersembunyi dibalik bibir dalam vagina.     

"Fernando akhhh…"      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.