You Are Mine, Viona : The Revenge

Datangnya sang Tuan



Datangnya sang Tuan

0Tobias menjalankan misinya saat matahari belum terbit dan kembali ketika bulan sudah menggantikan tugas matahari menyinari bumi, walaupun banyak pekerjaan yang harus dilakukan hari ini namun Tobias senang karena bisa menjalankan tugas yang diberikan Fernando dengan baik.      
0

Dua mobil milik Tobias akhirnya sampai di halaman rumahnya, walaupun dari luar rumah Tobias tidak terlihat terlalu besar namun saat masuk kedalam rumah semua orang akan tercengang karena melihat betapa luasnya rumah mafia itu. Ketika Tobias turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya tiba-tiba ia dikagetkan dengan kehadiran sang tuan yang berdiri dengan gagah sambil memainkan ponselnya.     

"Tuan Fernando." Tobias bergumam ketika melihat secara langsung sang tuan yang hampir lima tahun ini tak ia jumpai.     

Fernando sendiri yang sudah hampir dua jam menanti kedatangan Tobias nampak tersenyum hangat ketika melihat salah satu tangan kanan terbaiknya kini berdiri dihadapannya.      

"Kemarilah brengsek, apa yang kau tunggu!!"hardik Fernando ketus sambil membuka lebar kedua tangannya.      

"Kaulah yang lebih brengsek Tuan," sahut Tobias dengan keras sambil melangkahkan kakinya menuju tempat Fernando menunggu dirinya.     

Fernando langsung memeluk erat Tobias ketika pria penuh tato itu sudah berdiri dihadapannya, Tobias sendiri yang sudah lama sekali tak bertemu dengan Fernando secara langsung seperti ini masih merasa seperti mimpi.     

"Aku senang kau sehat brengsek," ucap Fernando pelan.     

"Tentu saja aku sehat, aku sudah tiga tahun terakhir ini menjauhi narkoba seperti anjuran mu Tuan," jawab Tobias dengan cepat.     

Fernando yang masih memeluk tobias langsung melepaskan pelukannya, ia lalu menatap tanpa berkedip kearah algojonya.      

"Tapi kenapa kau masih jelek, bagaimana bisa aku mencalonkan mu sebagai walikota kalau kau sejelek ini," ucap Fernando bergurau.     

"Kalau aku operasi wajah di Korea mungkin aku akan memiliki wajah setampan para idol Korea yang digilai para gadis itu, tapi karena aku menjaga keaslian wajah tampanku ini maka dari itu aku tak melakukannya Tuan. Lagipula aku sudah tak berniat sama sekali menjadi walikota, menjadi walikota sangat melelahkan karena harus bertemu dengan para tikus-tikus mata duitan yang menggerogoti uang milik masyarakat. Aku lebih menyukai pekerjaanku seperti ini ketimbang harus duduk dibalik meja, melihat banyak orang yang yang terus saling menjilat satu sama lain untuk mendapatkan jabatan," sahut Tobias dengan cepat.      

Fernando tertawa mendengar perkataan Tobias, ia tak menyangka kalau pembunuh bayaran yang sudah sangat setia kepadanya itu bisa berkata bijak seperti ini.      

"Jangan tertawa Tuan aku serius, aku lebih menyukai pekerjaanku ini daripada harus bekerja dengan pakaian rapi duduk dibalik meja melihat banyak orang lemah yang yang mendapatkan perlakuan tidak adil. Karena pemerintah pasti akan melindungi orang-orang beruang dan mengabaikan masyarakat kecil, apalagi sejak anda memberikan tugas ini kepada aku tadi pagi untuk mengurus para pejabat korup. Apa yang aku lihat hari ini benar-benar membuatku ingin muntah, mereka benar-benar tidak tau diri. Memperkaya diri sendiri dengan hidup bergelimang uang untuk bisa menikmati banyak wanita cantik dan seksi di atas ranjangnya masing-masing, tanpa tau bahwa diluar sana banyak orang yang menangis karena kehilangan tempat tinggal, kehilangan keluarga, kehilangan saudara. Orang-orang miskin yang sedang mencari keadilan, tapi mereka dengan bangganya menggunakan uang-uang masyarakat lemah seperti itu untuk kepentingan pribadi. Aku benar-benar sangat muak saya dengan kehidupan politik seperti itu." Tobias mengumpat para pejabat yang ia urus hari ini dengan kasar dan penuh emosi.      

Fernando berserta dua asisten terbaiknya tersenyum tipis mendengar perkataan Tobias, bahkan Lucas yang sebenarnya tak mengerti sama sekali dengan kehidupan para pejabat korup itu pun ikut tersenyum saat Tobias mengumpat para manusia tak bermoral itu.     

"Ok, kau boleh mengeluarkan semua emosimu nanti saat kau sudah mandi. Seluruh tubuhmu sangat bau alkohol dan membuatku pusing," ucap Fernando pelan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.     

"Benarkah? Aku padahal tak minum Tuan," jawab Tobias dengan cepat sambil mengendus-endus dirinya sendiri.     

Deg     

Mata elang Fernando menyipit saat melihat ada bercak darah di celana panjang Tobias.     

"Siapa yang kau lukai hari ini Tobias?"tanya Fernando lirih.     

Tobias yang sudah menduga Fernando akan tau kalau ia sudah menggunakan pistolnya tersenyum lebar sehingga deretan gigi putihnya terlihat, dengan perlahan ia lalu mengeluarkan pistol yang sudah digunakan sebelumnya untuk menembak Nicolas Castaner sang wakil walikota yang menjabat saat ini.     

"Aku akan menjawab pertanyaan anda kalau aku sudah mandi," jawab Tobias pelan sambil menyerahkan pistolnya pada Fernando.     

"Dasar bajingan, ya sudah cepatlah masuk. Aku juga sudah lelah menunggumu diluar seperti ini, kakiku kebas," sahut Fernando dengan cepat sambil menyerahkan pistol Tobias pada Justin yang berdiri tepat di sampingnya.     

Tobias hanya bisa terkekeh saat mendengar penempatan dari Fernando, ia pun lalu berjalan masuk kedalam rumahnya yang bernuansa gelap itu. Saat mereka masuk para penjaga langsung memberi hormat kepada Fernando, rupanya mereka sudah tau siapa Fernando. Tamu yang datang bersama tuannya hari ini.     

Melihat anak buahnya menghormati Fernando membuat Tobias melipat mulutnya, ia kesal karena ternyata Fernando benar-benar sangat populer. Padahal ia belum memperkenalkan tuannya itu pada anak buahnya, tapi ternyata mereka sudah tau lebih dulu siapa Fernando.     

"Jangan heran Tobias, Tuanku sepuluh kali lipat di sudah dikenal para pria dunia gelap seperti ini," ucap Justin pelan menggoda Tobias.     

"Iya aku tau, walaupun sedikit kesal karena anak buahku lebih menghormatinya tapi aku terima," jawab Tobias dengan cepat     

"Sudahlah jangan banyak bergurau, aku duduk dimana? Aku butuh tempat duduk yang nyaman untuk meluruskan tulang belakangku," celetuk Fernando memotong perkataan Justin dan Tobias.     

Tanpa banyak bicara Tobias lalu mempercepat langkah kakinya menuju ke ruang santai yang terdapat sebuah kursi yang nyaman, di ruangan itu biasanya Tobias melakukan meeting bersama anak buahnya baik sebelum melakukan misi atau sudah melakukan misi.      

"Tunggulah sebentar disini Tuan, aku mandi sebentar. Para pelayanku akan datang melayani anda dan yang lain, tak apa bukan anda aku tinggal sebentar?" tanya Tobias pelan pada Fernando yang baru saja duduk di sofa, alih-alih duduk di kursi kebesaran Tobias yang ada di tengah Fernando justru memilih duduk di sofa.     

"Iya Tobias, pergilah mandi dan bersihkan tubuhmu. Semua pengawalmu yang ikut misi hari ini juga, perintahkan mereka untuk mandi,"jawab Fernando pelan sambil menatap seluruh interior kediaman Tobias.     

"Baik Tuan," sahut Tobias singkat.     

Setelah mendengar perintah dari Fernando, Tobias kemudian pergi menuju kamarnya untuk mandi setelah ia memerintahkan para pengawalnya yang ikut pergi dengannya mandi juga.     

Saat berjalan menuju kamarnya Tobias berpesan pada para pelayan untuk memberikan pelayanan terbaik untuk Fernando, ia sangat senang tuannya itu mau datang ke rumahnya. Karena itulah ia mau para pelayannya tak membuat kesalahan sedikitpun malam ini, meskipun ia sangat lelah setelah seharian bekerja namun karena kedatangan Fernando ia langsung bertenaga lagi.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.