You Are Mine, Viona : The Revenge

Bahagianya wanita tanpa hati



Bahagianya wanita tanpa hati

0Setibanya di rumah sakit Global Bros Justin dan Harry langsung berjalan dengan cepat menuju ke ruang operasi, dimana ketiga wanita yang menjadi korban Amelia Smith sedang berusaha ditolong oleh para dokter hebat Rumah Sakit Global Bros. Pada awalnya para polisi yang tak mengenal mereka berdua sempat menahan di depan lorong area yang sudah disterilkan dari para staf dan pengunjung, namun saat Justin menyebut bahwa dia adalah tangan kanan Fernando Grey Willan sang pemilik Rumah Sakit akhirnya para polisi itu membiarkan mereka untuk masuk ke dalam area ruang operasi yang sudah dijaga ketat oleh empat orang polisi berpakaian preman.     
0

Baru saja melangkahkan kakinya masuk ke ruang operasi tiba-tiba ponsel Justin berdering dengan kencang dan sontak membuat semua orang yang ada di depan ruangan operasi menoleh ke arah mereka berdua.      

"Pergilah dulu, aku harus menerima telpon dari Tuan," ucap Justin pelan.     

"Ok," jawab Harry dengan cepat.     

Setelah berkata seperti itu Justin kemudian mencari ruangan yang sepi untuk menerima panggilan dari Fernando, sementara Harry langsung berjalan menuju ke tempat Andrew bersama ketiga profesor yang sedang duduk dengan penuh harap mendoakan yang terbaik bagi istri dan anak mereka yang sedang ada di dalam ruang operasi.      

"Iya Tuan," jawab Justin pelan begitu tersambung dengan Fernando.     

"Bagaimana kondisi adikku, William dan Dexter sekarang?" tanya Fernando dengan cepat tanpa basa-basi ketika sudah mendengar suara Justin.      

"Belum ada kemajuan Tuan, mereka masih terlihat sedih dan cemas menunggu dokter yang masih berjuang untuk menyelamatkan bayi-bayi tak berdosa itu di ruang operasi,"jawab Justin dengan cepat sambil melirik ke arah Harry yang sedang berbincang dengan Andrew.     

"Sudah hampir satu jam dan mereka belum berhasil juga? Memangnya dokter obgyn itu kerjanya apa? Kenapa mereka tidak cepat bekerja dan menangani dengan baik ketiga wanita malang itu, siapa nama dokter yang bertanggung jawab dalam operasi kali ini Justin? Sepertinya aku harus memberikan peringatan keras kepada mereka setelah operasi itu selesai,"pekik Fernando dengan penuh emosi, ia juga terlihat gugup saat mengetahui kalau nasib ketiga bayi malang itu belum jelas.     

"Untuk itu aku mohon maaf Tuan aku tak tau siapa dokter yang sedang ada di ruang operasi saat ini, yang pasti hanya dokter terbaik sajalah yang diperbolehkan untuk melakukan operasi ini. Mengingat yang sedang berusaha mereka selamatkan adalah anak dari ketiga profesor penting di rumah sakit Global Bros," jawab Justin pernah mencoba untuk menenangkan Fernando.      

Fernando terdiam mendengar jawaban Justin, kepalanya kini terasa sangat sakit saat ini karena memikirkan nasib bayi-bayi yang seharusnya seumuran dengan bayi kembarnya nanti jika mereka lahir. Dan ia benar-benar sangat bersyukur karena merahasiakan perihal kehamilan Viona dari dunia luar, sehingga hal buruk tidak menimpanya kembali seperti satu tahun yang lalu. Apalagi mengingat Ammy adalah perempuan gila yang tak akan segan melakukan kekejaman seperti itu lagi, terbukti kali ini ia beraksi dan berhasil melukai tiga orang wanita yang tak bersalah.      

"Lalu bagaimana dengan Frank? Aku ingin bicara dengannya, apa ia bisa diajak bicara Justin?" tanya Fernando pelan.     

"Sepertinya tidak Tuan, Profesor Frank terlihat sedang menatap kosong ke arah dinding dan jujur saya tak berani mengganggunya saat ini apalagi dalam kondisi seperti ini Tuan," jawab Justin jujur.      

"Ubahlah dalam mode panggilan video dan arahkan kamera ke tempat Justin, William dan Dexter. Aku ingin melihat mereka secara langsung," pinta Fernando pelan pada Justin.     

Tanpa bicara Justin kemudian mengubah panggilan suara menjadi panggilan video dan mengarahkan kameranya ke tempat makan profesor Frank, profesor William dan profesor Dexter yang duduk diam sambil menunduk tanpa suara sementara di sebelahnya terlihat Harry sedang berbincang dengan Andrew. Fernando pun juga hanya bisa diam melihat kearah sang adik dan dua teman baiknya itu, ia tau apa yang sedang mereka rasakan saat ini karena ia pun juga pernah ada diposisi mereka walaupun saat itu kondisinya berbeda. Waktu itu Fernando yang sedang diliputi amarah justru memarahi Viona yang sedang kesakitan, bukan seperti ketiga pria yang sedang ia lihat itu. Mengingat apa yang sudah ia lakukan dulu membuat Fernando berkaca-kaca, ia mengingat betapa jahatnya ia pada Viona.      

"Aku matikan sebentar Justin, nanti sambung lagi dan terus kabarkan informasi apapun yang kau dapatkan," ucap Fernando pelan dengan suara parau.     

"Siap Tuan," jawab Justin singkat.      

Tanpa bicara Fernando lalu mematikan ponselnya dan berjalan pelan menuju kamarnya, perasaannya campur aduk saat ini setelah melihat apa yang terjadi pada sang adik dan kedua teman baiknya. Dengan langkah tertatih Fernando berjalan kembali menuju kamarnya namun langkahnya langsung terhenti saat melihat Viona berdiri di depan pintu sambil tersenyum, rupanya Viona mendengar semua apa yang dibicarakan Fernando dan Justin. Melihat Viona berdiri di hadapannya membuat Fernando tak dapat menahan air matanya, ia langsung berlari ke arah Viona dan langsung berlutut dihadapan Viona lalu memeluk Viona dengan erat sambil mencium perut Viona.     

"Maaf, maafkan aku dulu babe. Aku dulu sangat jahat padamu, aku benar-benar bukan manusia. Aku pantas kau hukum babe, maafkan aku,"ucap Fernando terisak sambil terus memeluk Viona.     

"Kau menangis? Kau kenapa?"tanya Viona kaget.     

"Maafkan aku...aku minta maaf sayang…"     

"Bangunlah dulu, aku memaafkanmu. Ayolah bangun mau sampai kapan kau begini? Aku tak nyaman kau peluk dalam posisi berlutut seperti itu," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.     

Mendengar Viona berkata tak nyaman membuat Fernando lalu melepaskan pelukannya di tubuh Viona, dengan perlahan ia bangun dan menatap Viona yang berdiri dihadapannya. Dengan penuh kasih Viona menyeka air mata Fernando menggunakan tangan kanannya.      

"Kau kenapa? Apa masih merindukan ibumu?"tanya Viona pelan pura-pura tak tau.     

"Ma-maaf maafkan aku sayang, aku dulu sangat jahat padamu," jawab Fernando pelan.     

"Sebentar dari tadi kau terus meminta maaf padaku, memangnya apa yang sedang kau bahas ini? Aku tak mengerti dengan arah pembicaraanmu," tanya Viona kembali.     

"Aku baru saja melakukan video call dengan Justin di rumah sakit dan aku melihat dengan jelas bagaimana kondisi Frank, William serta Dexter saat ini. Mereka terlihat sangat hancur saat menunggu istrinya berjuang antara hidup dan mati untuk mempertahankan bayi mereka di ruang operasi, melihat mereka seperti itu mengingatkan aku atas kejadian satu tahun yang lalu di rumah sakit saint Carolus dimana saat itu aku justru memberikan umpatan-umpatan kasar padamu. Padahal saat itu kau sedang sangat kesakitan karena pendarahan, aku benar-benar sangat jahat babe. Aku menyesal melakukan itu, aku minta maaf padamu babe," jawab Fernando pelan dengan terisak, air mata Fernando benar-benar mengalir deras membasahi wajahnya.     

Senyuman Viona mengembang mendengar perkataan Fernando dengan perlahan ia menyeka air mata yang kembali membasahi wajah tampan sang suami.      

"Jangan bahas yang sudah berlalu, aku sudah melupakannya. Bukankah tadi kau sendiri yang melarangku mengingat hal itu? Lalu kenapa kau malah membahasnya lagi?"tanya Viona kembali dengan lembut.     

Fernando kembali memeluk Viona dengan erat, mendengar istrinya bicara seperti itu membuatnya tak bisa berkata-kata lagi.      

"Aku benar-benar beruntung mendapatkanmu babe, entah jadi apa aku tanpa dirimu," ucap Fernando lirih sambil mencium pundak Viona berkali-kali, Fernando berterima kasih pada Tuhan dalam hati karena memberikan Viona      

kepada dirinya.      

Sementara itu Ammy dan Nessie yang baru sampai di rumah Natasya nampak tertawa lebar, mereka berdua senang karena berhasil membuat ketiga istri dari orang dekat Fernando keguguran. Natasya yang baru saja selesai bercinta dengan Derek untuk ketiga kalinya merasa penasaran dengan suara tawa sang adik sepupu dan Ammy, dengan perlahan ia melepaskan pelukan Derek yang masih memejamkan kedua matanya.     

"Mau kemana?" tanya Derek pelan.     

"Ke bawah sebentar, tidurlah. Nanti aku kembali lagi," jawab Natasya pelan sambil meraba perut sixpack Derek yang berbulu.     

Derek hanya tersenyum mendengar perkataan Natasya, ia kemudian memejamkan kedua matanya lagi. Melayani Natasya membuatnya kepayahan, sementara itu Natasya langsung turun ke lantai satu setelah meraih piyama tidurnya setelah membersihkan sisa sperma Derek di tubuhnya sebelumnya di kamar mandi.      

"Kenapa kalian tertawa sebahagia ini?"tanya Natasya dengan keras saat menuruni tangga.     

"Kami berhasil membunuh anak-anak teman dekat Fernando kak, kami berdua berhasil meneror Fernando kak," jawab Nessie dengan penuh semangat.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.