You Are Mine, Viona : The Revenge

psycho vs psycho



psycho vs psycho

0Ammy yang dijadikan pelampiasan oleh Markus Lim terlihat menggila karena harus melayani nafsu pria bermata satu itu yang seakan tak pernah puas, jerit dan tangis Ammy cukup menyesakkan siapapun yang mendengar itu tak digubris oleh Markus Lim yang masih menggebu-gebu memacu dirinya di atas tubuh Ammy yang sudah ia borgol di ranjang.      
0

Ketika Markus sudah lelah maka ia akan menstimulasi Ammy menggunakan sex toys miliknya, yang pastinya sangat menyiksa Ammy karena ia benar-benar tak diberikan waktu untuk beristirahat semenit pun oleh Markus Lim.     

"Ampun...hentikan."     

"Arrggghh sakitttt...stopp."     

"Tolong hen-tikan tuan Markus, aku mohon hikks."     

Ammy meminta tolong untuk dilepaskan dari siksaan menyakitkan yang dibuat Markus, sudah hampir 3 jam ia menjadi boneka sex Markus dan ia kini sudah tak kuat lagi. Sudah tak terhitung banyaknya Ammy mencapai pelepasan karena terus-menerus distimulasi oleh Markus yang tertawa terbahak-bahak, ketika melihat Ammy mencapai puncak menggunakan sex toys koleksinya.      

Ketika stamina Markus sudah kembali maka ia akan menggantikan tugas sex toys nya untuk kembali menyetubuhi Ammy dengan berbagai gaya, dan apa yang dilakukan Markus itu benar-benar membuat Ammy tak berdaya. Ia juga tak bisa melawan karena kaki dan tangannya terborgol, ia hanya bisa pasrah menerima perlakuan Markus yang gila. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh Ammy adalah menangis, saat dia sudah kelelahan dan akhirnya pingsan maka Markus tidak akan segan menampar wajah dan menyengatkan listrik ke tubuh Ammy supaya ia bangun kembali. Markus tak suka bercinta dengan orang yang pingsan oleh karena itu ia memaksa Ammy untuk tetap terjaga melayani nafsunya yang sangat gila.     

"Sepertinya aku harus memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada nyonya Natasya karena sudah memberikan aku hadiah semenyenangkan ini akhhhh." Markus menjerit dengan keras saat ia kembali menyemprotkan cairannya ke atas tubuh Ammy.      

Markus tak suka mengeluarkan benih-benihnya di dalam tubuh wanita, ia lebih suka membuat wanitanya bermandikan spermanya. Dan kini Ammy benar-benar sudah bermandikan sperma yang kotor, lengket dan bau tentu saja karena bercampur dengan keringatnya yang mengucur deras.      

Ammy yang setengah sadar bisa mendengar perkataan Markus yang menyebut Natasya sebagai orang yang sudah memberikannya hadiah, dengan kata lain ia adalah hadiah yang dikirim oleh Natasya untuk Markus. Ammy benar-benar sangat marah pada Natasya, ia menyesal sudah percaya pada Natasya. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan saat ini adalah merayu Markus untuk melepaskan ikatan di kedua tangan dan kakinya, karena terlalu banyak berontak dan bergerak alhasil kedua tangan dan kakinya kini sangat perih akibat tergores borgol.      

Dalam keadaan yang super lelah Ammy berusaha menggunakan otaknya untuk mencari cara agar Markus mau melepaskan dirinya, meskipun saat ini kami sangat marah kepada Markus namun ia berusaha untuk menutupi kemarahannya itu agar bisa terlepas dari ikatan menyakitkan yang dibuat Markus.     

"Mas-master...lepaskan aku, lepaskan ikatanku. Aku bisa memuaskanmu master,"ucap Ammy terbata-bata, ia menahan diri untuk tetap bisa berkomunikasi dengan baik walaupun saat ini liang kewanitaannya sedang dihajar habis-habisan oleh vibrator yang dipasang oleh Markus yang memang seorang pecinta sex sadis seperti itu.      

Biasanya seorang pecinta sex sadis seperti itu tak akan puas ketika belum melihat wanitanya berdarah-darah dan menangis kesakitan, karena itulah meskipun Ammy sudah tak punya tenaga dan sudah tak terhitung berapa kali pingsan ia tak kunjung puas.     

"Kau panggil apa aku tadi?"tanya Markus dengan keras.     

"Master,"jawab Ammy lirih.     

"Kalau aku master kau adalah…"     

"Your slave sex sir,"sahut Ammy dengan cepat.     

"Hahahaha aku suka denganmu, kau sangat pintar." Tawa Markus Lim menggelegar saat mendengar perkataan Ammy yang menyebut dirinya sebagai budak seksnya.      

"Sebagai slave sex bukankah aku harus memuaskan anda Tuan?"tanya Ammy terbata-bata sembari menahan rasa sakit di kewanitaannya yang baru saja dimasuki sextoys berbentuk kelamin laki-laki yang digerakkan baterai oleh Markus.     

"Dengan begini kau sudah memuaskan aku Amelia,"jawab Markus pelan sambil menjilat cairan cinta milik Ammy yang tertinggal di jarinya.     

"Kalau begini aku yakin kau tidak puas padaku Tuan, aku bisa melakukan apapun yang kau inginkan termasuk melukai diriku sendiri kalau kau memerintahkannya Tuan,"jerit Ammy dengan suara keras karena Markus terlihat akan pergi meninggalkan kamar.      

Markus yang hampir menyentuh handle pintu langsung membatalkan niatnya, ia kemudian menoleh ke arah Ammy yang sedang meliuk-liuk diranjang dengan tubuh yang mengkilat karena terkena keringat dan cairan milik Markus.     

"Apa yang bisa kau lakukan untuk memuaskan aku?"tanya Markus pelan, ia sudah mulai tertarik dengan tawaran Ammy.      

"Apapun Tuan, kau ingin aku melukai diriku bukan? Aku bisa melakukannya, aku bisa membuat tubuhku banjir darah jika kau memerintahkannya Tuan,"jawab Ammy terbata-bata, entah ide gila dari mana ia bisa bicara seperti itu. Yang jelas saat ini tujuannya adalah harus bisa lepas dari borgol yang mengikatnya.     

"Baik, aku akan memberikan kesempatan untuk menyenangkan aku. Akan tetapi kalau kau mengecewakan aku maka jangan pernah berharap kau bisa lepas dari ranjang ini, selamanya kau akan menjadi mainanku,"ucap Markus dingin.     

"Saya siap master, saya akan menerima konsekuensi apapun dari anda jika saya gagal membuat anda senang,"sahut Ammy dengan cepat.     

Karena Markus tertarik dengan penawaran yang diberikan Ammy akhirnya ia membuka borgol yang mengikat tangan dan kaki Ammy, sebagai pecinta sex menyimpang ia menyukai hal-hal baru seperti yang diucapkan Ammy sebelumnya. Ia ingin melihat Ammy melukai dirinya sendiri sebelum ia setubuhi kembali, begitu kedua tangan dan kakinya lepas dari borgol Ammy langsung berusaha melepaskan sextoys yang masih ada di liang kewanitaannya yang sudah bengkak dan memerah. Namun saat akan menarik benda itu keluar tiba-tiba tangan Markus menahan gerakan Ammy.     

"Jangan berani-berani, biarkan benda ini terus menggerus kewanitaanmu. Ia ingin memuaskanmu Amelia, kau tau kan setiap sextoys milikku adalah bagian dari diriku, jadi jangan kau lepaskan. Biarkan dia menyenangkanmu Amelia,"ucap Markus pelan.     

"Baik master saya mengerti, kalau begitu biarkan saya membersihkan tubuh saya sebentar. Saya tak mungkin melayani anda dengan tubuh yang basah keringat seperti ini master,"jawab Ammy lirih.     

"Ok, pergilah ke kamar mandi. Waktumu hanya lima menit tak bisa lebih dari itu,"sahut Markus dengan cepat, ia sudah tak tahan ingin melihat pertunjukan dari Ammy.     

Ammy menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Markus, ia pun berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi dengan sextoys yang masih menancap ditubuhnya.     

Brakkk     

Ammy langsung menarik keluar sextoys yang masih meliuk-liuk itu dari liang kewanitaannya dan melemparkannya di lantai kamar mandi begitu ia sampai di dalam kamar mandi, ia sangat lelah saat ini. Benar-benar lelah, kedua kakinya seperti tak punya tulang akibat penyiksaan Markus.      

"Jangan menyerah Ammy, kau harus tetap kuat. Bertahan Ammy, kau pasti bisa. Kau harus bisa lepas dari Markus si gila itu, setelah itu kau bisa balas dendam ke si jalang Natasya. Dia harus mengalami siksaan yang lebih menyakitkan dari yang kau alami ini, Aarrgggghhhh hhhmppp…"     

Ammy menutup mulutnya dengan rapat saat sedang mengutuk Markus dan Natasya, pasalnya saat ini ia sedang menyiram tubuhnya dengan air dari shower. Karena kedua kakinya terluka alhasil ketika terkena air rasanya luarnya luar biasa perih.     

Dok     

Dok     

"Waktumu hampir habis Amelia, cepat keluar aku sudah tak sabar,"teriak Markus dengan keras setelah menggedor-gedor pintu kamar mandi dimana Ammy berada.     

"Iya master, saya sudah selesai,"jawab Ammy dengan cepat sembari meraih sextoys yang sebelumnya ia buang ke lantai, setelah dibersihkan menggunakan air ambil lalu bersiap memasukkannya kembali ke dalam area kewanitaannya yang terasa sangat sakit.      

Setelah berhasil membersihkan tubuhnya Ammy kemudian keluar dari kamar mandi ia pun tetap membiarkan sextoy milik Markus masih ada di tempatnya supaya tak membuat Markus curiga, melihat Ammy keluar dengan berjalan tertatih karena masih ada sextoy favoritnya Markus tertawa terbahak-bahak. Ia senang karena Ammy melakukan perintahnya untuk tak melepas sextoys favoritnya itu, saat Markus lengah karena tertawa tanpa menunggu lama Ammy menarik sextoy yang terpasang di area kewanitaannya dan ia tusukkan ke mata Markus yang masih berfungsi.      

"Aarrgggghhh mataku matakuuuu bajingan kau Amelia, bajingan kau brengsek. Pelacur murahan aarggghhh...matakuuu."     

Markus menggila karena matanya ditusuk oleh Ammy menggunakan sex toys yang sudah membuat bola matanya pecah dan hancur seketika, darah segar pun langsung membasahi wajahnya. Melihat Markus menggila karena terus bergerak dan berusaha menggapai Ammy yang saat ini sudah sampai di pintu, Ammy berusaha untuk keluar dari kamar yang sudah terkunci rapat. Dan saat berhasil membuka pintu tiba-tiba.      

Dorrr dorrr…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.