You Are Mine, Viona : The Revenge

Tergoda makanan ibu hamil



Tergoda makanan ibu hamil

0Karena hari masih siang kedai ramen favorit Viona yang pernah didatangi Fernando masih tutup, pasalnya memang di daerah pecinan itu memang baru akan ramai pada sore sampai dini hari. Jadi saat pagi menjelang siang daerah itu sangat sepi, hampir tak terlihat aktivitas apapun. Hanya beberapa anak-anak kecil sajalah yang terlihat di kawasan itu.     
0

"Kan benar, feelingku tak pernah salah justin."Harry berbisik pelan pada Justin saat mereka berhenti di depan kedai ramen yang sedang tutup.      

"Diam, nanti Tuan marah,"sahut Justin ketus.     

Harry langsung menutup mulutnya dengan rapat mendengar perkataan Justin, ia lupa kalau sebenarnya tujuan mereka datang ke tempat ini adalah karena Fernando yang ingin membelikan ramen untuk istrinya yang sedang hamil.     

"Apa kata ada orang yang bisa kita tanya," ucap Fernando tiba-tiba sambil berjalan pelan, menuju kedai ramen yang terlihat jelas tulisan close tergantung di jendela kacanya.      

"Untuk kawasan seperti ini memang mereka biasanya tidak buka dari pagi karena mereka tutup dari jam empat pagi Tuan, jadi tidak mungkin sekarang sudah buka. Mereka pasti butuh istirahat, jadi mustahil kalau saat ini kita bisa menemui orang di tempat ini,"jawab Harry dengan cepat sambil menatap sekeliling yang memang benar-benar sepi.      

"Kalau begini bagaimana aku bisa menemukan ramen? Hanya tempat ini yang aku tahu menjual ramen, apalagi ini adalah salah satu ramen kesukaan Viona. Kenapa juga anak-anakku selalu suka makanan seperti ini? Kenapa tak ada yang suka junk food seperti burger atau pizza yang mudah dicari." Gerutu Fernando kesal, ia benar-benar tak punya jalan keluar lagi saat ini karena benar-benar buta dengan makanan asal Asia seperti itu.      

Pasalnya selama ini ia tak pernah makan makanan seperti itu meskipun sedang pergi ke Jepang untuk melakukan bisnis trip, karena biasanya ramen hanya dijual di kedai-kedai yang dikunjungi oleh para turis menengah ke bawah dan untuk seorang Fernando yang merupakan pebisnis hebat tak mungkin makan-makanan seperti itu. Setiap berkunjung ke Jepang hanya makan makanan berkualitas sajalah yang disajikan oleh para koki restoran atau hotel tempatnya singgah, para rekan bisnisnya pun tak akan mungkin menyajikan ramen untuk menjamu seorang Fernando. Alhasil sampai detik ini Fernando tidak pernah tahu ada makanan seperti itu ada di Kanada, ia baru tahu tempat ini pun saat Viona hamil pertama kali tahun lalu.      

Disaat Fernando dan Harry sedang bingung karena tempat mereka mencari ramen tutup, Justin justru terlihat sibuk menggunakan ponsel pintarnya untuk mencari restoran ramen terdekat dari tempat mereka berada saat ini. Ia mencari ramen yang dijual oleh orang Jepang seperti ramen yang diminta oleh Viona, karena sejak awal Viona menengaskan bahwa hanya mau makan ramen yang kokinya orang Jepang. Saat sedang berseluncur di dunia maya mencari restoran ramen tiba-tiba Justin mengumpat dengan cukup keras, saat melihat satu restoran ramen yang cukup terkenal dan memiliki rating tinggi ternyata berada tak jauh dari tempat tinggal Fernando saat ini di dekat komplek perumahan perdana menteri.     

"Si bodoh ini, kenapa kau mengumpat seperti itu? Nanti kalau Tuan Fernando dengar bagaimana brengsek!"sengit Harry dengan cepat sambil memukul lengan Justin secara spontan.     

"Aku yakin kau saat tahu juga pasti akan mengumpat sepertiku, lihat saja sendiri," jawab Justin datar sambil menyerahkan ponselnya kepada Harry.     

Tanpa bicara Harry pun menerima ponsel milik Justin, kedua matanya langsung membulat sempurna saat melihat apa yang tertera di layar ponselnya Justin.     

"Fuck…"     

Fernando yang sedang kesal bertambah marah saat mendengar kedua anak buah terbaiknya saling mengumpat."Kalian ini kenapa dari tadi saling mengumpat? Kalian marah padaku karena aku minta kalian untuk mengantarku datang ketempat ini?"hardik Fernando dengan suara meninggi.     

"Bu-bukan begitu Tuan, ini lebih baik anda lihat saja sendiri,"jawab Harry pelan, tangannya terlihat gemetaran saat mengulurkan ponsel Justin pada Fernando.     

Tidak seperti Justin dan Harry yang mengumpat, Fernando justru tertawa terbahak-bahak saat melihat alamat restoran ramen yang ditunjukkan oleh Harry. Melihat Fernando tertawa seperti itu membuat Justin dan Harry menciut, pasalnya sangat aneh melihat Fernando tertawa disaat seperti ini.      

"Anda baik-baik saja Tuan?"tanya Harry pelan.     

"Anak-anakku memang luar biasa, mereka benar-benar anakku. Masih empat bulan dalam kandungan ibunya saja sudah membuat ayahnya kalang kabut seperti ini, aku yakin anak-anakku akan menjadi penguasa dunia. Aku akan pastikan mereka menjadi pemimpin dunia yang akan ditakuti oleh semua rival-rivalnya, akan kubuat darah Willan menguasai semua bisnis yang ada di dunia ini,"ucap Fernando penuh semangat sambil mengepalkan tangannya.     

"Tuan kenapa?"bisik Harry lirih pada Justin.     

"Jangan banyak bicara Harry, saat ini lebih baik kita diam. Karena percayalah diam adalah emas,"jawab Justin pelan.     

"Tapi Tuan aneh Justin…"     

"Iya aku tahu, maka dari itu lebih baik kita tutup mulut saja. Jangan banyak bicara,"sahut Justin kembali dengan suara yang hampir tak terdengar karena takut kalau Fernando dengar apa yang sedang mereka bicarakan.     

Setelah bicara sendiri Fernando kemudian berjalan masuk kedalam mobilnya meninggalkan kedai ramen yang sedang tutup, melihat Fernando masuk ke dalam mobil Justin dan Harry pun langsung mengekor di belakang. Harry pun langsung mengemudikan mobilnya dengan cepat meninggalkan kawasan Pecinan yang sangat sepi itu menuju kedai ramen yang ada di dekat rumah, meskipun Fernando tidak mengatakan tujuannya namun Harry sudah tahu kalau Fernando ingin pergi ke kedai ramen yang ia tunjukkan sebelumnya. Saat Fernando tersenyum-senyum sendiri di bangku belakang, Justin dan Harry hanya bisa diam sambil sesekali saling lirik menatap ke arah kaca spion yang menunjukkan Fernando yang tak henti tersenyum. Mereka tahu ada yang tak beres dengan Fernando, karena tak biasanya sang Tuan seperti itu. Empat menit kemudian mereka akhirnya tiba di kedai ramen yang dimaksud, ketika baru sampai mereka langsung disambut oleh seorang pelayan pria yang langsung membimbing mereka masuk kedalam ruangan yang masih tersedia.      

"Aku mau pesan ramen satu porsi dengan toping udang dan pedas untuk dibawa pulang,"ucap Fernando dengan cepat tanpa jeda, ia berusaha mengingat apa yang dipesan oleh Viona sebelumnya.      

"Pelan-pelan Tuan, silahkan pilih dulu menunya. Kami ada berbagai macam pilihan topping dan kuah, anda bertiga bisa memilih ukuran mangkoknya juga. Bisa sendiri atau bersama-sama,  jadi kita akan sajikan ramen dalam porsi besar dalam satu mangkok dan bisa dinikmati untuk tiga orang. Tapi kalau mau sendiri-sendiri pun bisa," jawab sang pelayan ramen dengan ramah sambil membuka buku menu yang ada di depan Fernando.      

"Aku mau membelikan ramen untuk istriku yang sedang hamil bukan untukku, sebenarnya aku tak terlalu suka ramen jadi…"     

"Silahkan coba saja Tuan, kalau memang anda tidak suka anda tidak perlu bayar. Dan untuk ramen yang dipesan oleh istri anda juga akan tetap kami siapkan, jadi sembari kami menyiapkan ramen untuk istri anda yang sedang hamil anda bertiga bisa menikmati ramen yang sama juga. Jadi nanti kalau misalkan istri anda ingin ramen kembali anda sudah tahu harus datang kemana untuk mencari ramen Tuan,"sahut sang pelayan dengan cepat memotong perkataan Fernando.      

Karena terus dirayu seperti itu Fernando akhirnya pun luluh, ia tak tega melihat pelayan yang sangat ramah itu menawarkan makanan tanpa hasil. Akhirnya Fernando memesan tiga buah ramen yang menurut sang pelayan merupakan ramen dengan penjualan paling tinggi karena sering dipesan oleh para pembeli, Harry dan Justin yang juga tak terbiasa dengan ramen hanya mengikuti masukan dari sang pelayan saja. Tak menunggu waktu lama akhirnya ramen milik Fernando, Justin dan Harry pun sudah terhidang di depan mata mereka.      

"Ayo makan, jangan biarkan makanan ini dingin,"ucap Fernando pelan, ia sudah tergoda dengan wangi ramen yang ada di depan matanya.      

Dengan sebuah anggukan kecil Justin dan Harry lalu mengikuti apa yang dilakukan oleh Fernando menikmati ramen yang sangat nikmat itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.