You Are Mine, Viona : The Revenge

Wanita selalu menang



Wanita selalu menang

0Dalam perjalanan pulang menuju rumah Fernando terlihat mengendurkan ikat pinggangnya, pasalnya ia sangat kekenyangan pasca menghabiskan empat porsi ramen dengan topping dan kuah berbagai macam. Begitu pula dengan Harry dan Justin yang mau tak mau harus mengimbangi porsi makan Fernando yang sangat gila.     
0

"Kita sudah sampai Tuan,"ucap Harry pelan pada Fernando yang masih sangat nyaman duduk di kursi belakang.      

"Kenapa cepat sekali? Perasaan aku baru duduk beberapa menit yang lalu,"sahut Fernando dengan cepat sambil memegangi perutnya.     

"Bukankah tadi anda mengatakan kalau ingin cepat sampai rumah Tuan? Anda bilang tak mau membuat nyonya menunggu ramennya terlalu lama,"imbuh Justin pelan mencoba mengingatkan Fernando.      

Setelah merapikan pakaiannya kembali Fernando lalu membuka pintu mobil dan berjalan perlahan sembari membawa goodie bag, yang berisi tiga porsi ramen ukuran besar dengan pilihan topping terbaik yang ada di di kedai ramen yang baru saja ia makan. Menurut koki yang memasak ramen tadi, ketiga menu ramen yang saat ini dibawa Fernando menempati peringkat teratas sebagai ramen paling banyak dipesan oleh pembeli. Maka dari itu Fernando membelinya sekaligus tiga porsi untuk masing-masing varian.      

Viona yang sudah menunggu hampir satu jam di ruang tamu, terlihat memberikan tatapan tak bersahabat kepada Fernando yang baru saja masuk ke dalam rumah diikuti Justin dan hari di belakangnya.      

"Maaf sayang telat tadi aku…"     

"Jangan banyak bicara mana ramenku aku sudah sangat ingin mencicipinya,"sahut Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.      

Fernando mengacungkan tangannya yang membawa goodie bag ke arah Teddy yang berdiri di samping Viona, tanpa diperintah Teddy lalu berlari menghampiri Fernando dan membawa goodie bag yang ada di tangan sang Tuan menuju pantry.  Tak lama kemudian Teddy kembali ke ruang tamu tempat Viona duduk dengan membawa nampan yang berisi tiga mangkuk besar ramen yang masih hangat, aroma dari ramen yang dibawa oleh Teddy berhasil membuat Viona menoleh ke arah kepala pelayan itu. Padahal saat ini ia sedang menatap Fernando tanpa berkedip karena dianggap sudah telat pulang kerumah dan membuatnya menunggu sangat lama untuk menikmati ramen.     

"Silahkan Nyonya,"ucap Teddy sopan saat meletakkan nampan yang berisi tiga mangkuk ramen di depan Viona.     

"Terima kasih Teddy,"jawab Viona lembut.     

"Ini sudah tugas saya Nyonya,"sahut Teddy singkat.     

Viona terdiam beberapa saat melihat tiga mangkok ramen yang ada di hadapannya, memang saat ini di salah satu mangkok ramen itu topinya sesuai dengan permintaannya yang sebelumnya. Di mana ia meminta toping udang dan rumput laut, namun entah mengapa ia merasa ada yang sedikit berbeda dengan ramen yang saat ini ada di hadapannya. Meskipun sudah tak makan ramen favoritnya itu selama lebih dari satu tahun tapi Viona yakin kalau ramen yang ada di depan matanya bukan ramen yang ia mau.      

"Ayo babe dimakan, bukankah tadi kau ingin sekali ramen,"ucap Fernando pelan sambil tersenyum.     

Viona tersenyum mendengar perkataan Fernando, dengan perlahan ia meraih sumpit dan sendok yang disiapkan Teddy sebelumnya."Iya, ya sudah kau duduk disini. Kalian berdua juga, aku tak suka diperhatikan ketika sedang makan."     

Tanpa diperintah dua kali Fernando serta Justin dan Harry lalu duduk di sofa tepat di samping Viona yang sedang mengaduk ramen yang ada di depannya, ketiga pria itu sangat terlihat tidak nyaman saat ini. Pasalnya celana mereka menekan kuat perutnya yang sudah penuh terisi ramen.      

Dengan perlahan Viona mencicipi rasa ramen yang ada di hadapannya menggunakan sendok yang ia pegang, kedua matanya langsung membulat saat berhasil merasakan ramen yang baru saja dibeli oleh sang suami. Karena masih ragu dengan rasanya Viona lalu menyodorkan kembali kuah ramen dan mencicipinya kembali.     

"Aku suka rasanya tapi tiba-tiba aku kenyang, kau saja yang makan Fernando,"ucap Viona pelan sambil menyodorkan mangkuk ramen yang baru ia cicipi.     

Deg     

Wajah Fernando langsung memucat seketika mendengar perkataan sang istri, ia sudah makan empat porsi ramen dan sudah tidak mampu menampung makanan lagi.      

Viona yang sedang menyeka bibirnya dengan tisu menaikkan satu alisnya ketika melihat Fernando tak bergeming dan mengabaikan ramen yang ada di depannya.     

"Kenapa? Kau tak mau makan makanan yang sudah terkena bibirku? Apa aku sangat menjijikan sampai kau tak mau memakannya? Atau kau takut aku menularkan penyakit berbahaya padamu?"Viona langsung memberikan bertubi-tubi pertanyaan pada Fernando dengan kedua mata berkaca-kaca.     

Dengan bibir bergetar Fernando berkata,"Bukan sayang, bukan begitu. Aku sebenarnya…"     

"Kalau aku tak mau makan ya sudah, dua porsi ini untuk kalian berdua saja."Viona langsung memotong perkataan Fernando sembari menyodorkan dua mangkuk ramen lainnya kehadapan Justin dan Harry yang duduk tepat di samping Fernando.     

Wajah Harry dan Justin pun langsung memucat seketika saat melihat semangkuk ramen ukuran besar ada didepan matanya, perlahan keduanya menatap ke arah Viona secara bersamaan.     

"Iya itu untuk kalian, jangan sungkan. Habiskan saja,"ucap Viona lembut sambil tersenyum tulus pada kedua asisten terbaik sang suami.      

"Tapi Nyonya bukankah ramen ini untuk anda? Saya tak berani memakannya Nyonya,"jawab Justin lirih.     

"Iya Nyonya, kami sengaja membelikan ini untuk anda. Jadi mana mungkin kamu berani memakannya,"imbuh Harry dengan cepat sambil tertawa seperti orang bodoh.      

Melihat sikap kedua asisten Fernando membuat Viona bingung, ia merasa semakin aneh dengan sikap ketiga pria yang ada di hadapannya saat ini.     

"Apa kau selingkuh Fernando?"tanya Viona tiba-tiba.     

"Mana mungkin!!! Mana mungkin aku selingkuh, aku masih waras dan tidak gila. Aku sangat mencintaimu babe, mana mungkin aku mengambil tindakan paling bodoh itu,"jawab Fernando dengan lantang.     

"Benarkah? Tapi kenapa aku merasa ada yang salah denganmu,"ucap Viona pelan, "Atau kau sudah punya anak dari wanita lain selain aku?"ucapnya kembali bertanya pada Fernando dengan suara yang cukup keras.     

"Viona, jaga ucapanmu!! Memangnya aku sudah gila sampai memiliki anak dari wanita lain yang tidak aku cintai? Aku hanya menginginkan anak darimu, jadi hilangkan pikiran jelekmu itu dari otakmu karena aku tidak suka dan aku akan sangat marah sekali jika kau terus berkata seperti itu. Menuduhku yang tidak-tidak,"hardik Fernando dengan suara meninggi penuh emosi, ia tidak suka ketika mendengar Viona menyinggung soal ia memiliki anak dari wanita lain. "Aku adalah tipe laki-laki setia yang tak akan menyebar spermaku sembarang pada wanita lain, jadi jangan menuduhku yang tidak-tidak. Sampai kapanpun hanya kaulah satu-satunya wanita yang akan melahirkan anak-anakku, hanya kau wanita yang menjadi istriku,"lanjutnya kembali dengan nafas naik turun menunjukkan emosinya yang membuncah.     

"Kalau kau memang mencintaiku dan tak berbuat macam-macam di belakangku, lalu kenapa tidak mau makan makanan yang sudah kucicipi tadi?"tanya Viona dengan cepat.     

Deg     

"Kalian berdua juga, kalian pasti dilarangkan oleh Fernando untuk makan makanan pemberianku? padahal makanan itu tidak aku cicipi, aku tidak menyentuhnya, aku tidak merasakan setetespun kuah ramen itu. Lalu kenapa kalian tak mau memakannya? Apa sejijik itu kalian padaku sekarang?"Viona bertanya tanpa ragu pada Justin dan Harry. "Aku tahu sekarang aku gendut, tapi kan aku gendut karena hamil dua bayi sekaligus pula. Maaf kalau begitu, aku tak akan muncul lagi di hadapan kalian supaya kalian tak jijik lagi saat makan melihatku,"isak Viona lirih.     

Secara spontan Justin dan Harry langsung menoleh kearah Fernando yang terlihat sangat terkejut mendengar perkataan Viona, mereka tak menyangka akan mendengar perkataan seperti itu dari sang nyonya.      

"Babe...iya iya, aku akan makan. Jangan pergi, kami bertiga akan makan ramen ini. Kau jangan marah ya,"pekik Fernando terbata saat melihat Viona akan bangun dari sofa.     

"Benarkah? Kau mau memakannya mmm maksudnya kalian bertiga akan memakannya?"Viona bertanya penuh semangat pada Fernando.      

Fernando menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan sang istri dengan senyum yang sangat dipaksakan.      

"Ok silahkan makan, aku akan duduk manis disini melihat kalian makan,"ucap Viona tanpa rasa bersalah sambil membenarkan posisi duduknya menatap Fernando,Justin dan Harry yang akan memakan ramen untuk kelima kalinya dalam waktu satu jam.     

"Ayo mulai…"     

"I-iya babe, ini masih panas,"jawab Fernando terbata.     

"Ayo Justin, Harry. Jangan malu-malu, makan saja dan dihabiskan ya. Jangan menyisakan makanan, itu tidak bagus. Diluar sana masih banyak orang yang kesulitan untuk makan,"ucap Viona kembali memberikan semangat pada Justin dan hari yang baru mengaduk-aduk mangkok ramennya menggunakan sumpit.      

"Iya Nyonya." Justin dan Harry menjawab kompak perkataan Viona dengan wajah penuh keputusasaan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.