You Are Mine, Viona : The Revenge

Kasih Tuhan



Kasih Tuhan

0Mendengar perkataan Viona membuat Fernando semakin tertunduk, ia memejamkan kedua matanya mencoba untuk menetralisir semua perasaan kesal dan amarah yang sedang bergolak di dalam dadanya. Saat dalam perjalanan pulang Fernando mendapatkan kabar dari tuan Xavier yang mengatakan kalau anak perusahaannya di Perancis sudah tak dapat ditolong lagi, dengan kata lain ia sudah kehilangan satu perusahaan yang sudah ia persiapkan sejak dua tahun yang lalu untuk anak-anaknya yang akan lahir dalam waktu dua bulan lagi itu.      
0

Mengetahui kenyataan sepahit itu Fernando sangat marah, oleh karena itu ia langsung mencari Viona untuk menenangkan diri. Viona yang tak tahu apa-apa sedang menebak-nebak sendiri, apa yang menyebabkan suaminya pulang di sore hari seperti ini. Padahal tadi pagi suaminya mengatakan kalau ada meeting penting dengan tuan Xavier.     

"Kalau kau tak mau bercerita disini kita bisa masuk kamar,"ucap Viona lembut.      

"Beri aku waktu sebentar lagi babe, aku masih nyaman dalam posisi seperti ini,"jawab Fernando pelan dengan suara yang hampir tak terdengar.      

Viona tersenyum, ia mencoba berpikir tenang saat ini dan membiarkan suaminya duduk bersandar seperti itu di pahanya. Setelah hampir lima belas menit duduk dalam posisi seperti itu Fernando lalu mendekatkan bibirnya ke perut Viona.      

"Hei jagoan, kalau kalian berdua sedang bangun tolong dengar suara Daddy. Daddy sayang sekali pada kalian berdua, Daddy sudah tak sabar ingin melihat dan menggendong kalian berdua. Terima kasih sudah menjadi penguat Daddy disaat Daddy lemah, terima kasih sudah menjadi penyemangat Daddy disaat Daddy butuh dukungan. Daddy sudah tak sabar ingin bertemu kalian Aaric, Abby." Fernando mengakhiri perbincangannya dengan kedua bayinya yang masih ada diperut Viona dengan sebuah ciuman.     

"Aaric, Abby? Apakah itu nama untuk mereka?"tanya Viona penasaran saat mendengar perkataan sang suami.      

"Alarick Alexander Willan dan Abraham Alexander Willan, dua pangeran masa depan Ottawa yang akan menguasai seluruh dunia,"jawab Fernando dengan penuh semangat, kedua matanya berbinar saat membahas nama kedua anaknya yang sudah ia pilih selama beberapa minggu terakhir itu.     

"Alarick dan Abraham?"     

"Yes, kau suka dengan kedua nama pilihanku itu kan?" Dengan penuh semangat Fernando menjawab pertanyaan dari Viona.      

Viona tersenyum, perlahan ia meraih wajah berbinar Fernando yang sedang menengadah menatap ke arahnya. "Aku menyukai apapun yang menurutmu baik,"     

"Benarkah? Kau tak protes dengan dua nama itu? Kau suka babe? Suka sekali atau suka bisa saja? Akh pasti suka sekali kan?" Fernando langsung memberondong Viona dengan berbagai pertanyaan tanpa jeda.     

"Iya aku suka, ya sudah sekarang katakan apa yang membuatmu sedih? Jangan tutupi apapun dariku, aku yakin sudah terjadi sesuatu padamu. Bagilah dukamu padaku babe,"jawab Viona pelan kembali bertanya apa yang menimpa Fernando.     

Wajah bahagia Fernando menyendu perlahan, ia kembali sedih saat mendengar perkataan Viona. Namun karena permintaan Viona akhirnya Fernando pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, ia bicara dengan perlahan tanpa ada yang ditutup-tutupi. Saat Fernando bicara Viona tanpa sengaja melihat suaminya menyeka butiran air bening yang terperangkap di kedua sudut matanya.      

"Aku tak sedih kehilangan uang, aku hanya sedikit menyesali kecerobohanku yang mengabaikan kantor itu. Kantor yang aku persembahkan untuk anak-anak kita nanti babe,"ucap Fernando pelan mengakhiri ceritanya.      

"Ada kalanya kita lebih baik melepaskan sesuatu yang akan membuat kita terluka sayang, aku tahu kau sudah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Meskipun sekarang kau harus kehilangan semua hartamu ini, aku dan anak-anak kita tak akan pernah meninggalkanmu sendiri. Jadi kau tak perlu takut, uang masih bisa dicari lagi. Perusahaan masih bisa dibangung lagi, akan tetapi waktu berharga bersama keluarga tak akan bisa terulang. Mungkin ini adalah salah satu cara Tuhan yang yang sudah ia rencanakan untuk membuatmu tetap berada disampingku disaat anak-anak kita lahir nanti, coba bayangkan seandainya kau berhasil menyelamatkan kantor itu. Lalu nanti kedepannya kau akan lebih sibuk untuk membangun perusahaan itu kembali dari awal pasca diserang hacker, kau tak boleh menyebut orang yang sudah menyerang itu sebagai rival bisnis. Kita sebut saja ia hacker yang memang terampil dalam melakukan hal-hal seperti ini, mencuri data-data penting dari sebuah perusahaan. Dan kalau kau sibuk mengurus perusahaan itu lagi maka aku khawatir kau tak akan bisa melihat pertumbuhan anak-anakmu hari demi hari, 1000 hari pertama pertumbuhan anak itu sangat berarti sayang. Karena dalam waktu emas itu kita bisa membuat ikatan yang lebih intens dengan anak-anak kita, coba bayangkan seandainya kau sibuk bekerja di Paris. Apa kau yakin akan bisa melihat pertumbuhan anak-anak kita yang sangat berharga itu? Bukankah kau dulu sangat bersikeras melarangku bekerja dan memintaku untuk mengurus anak di rumah, lalu kenapa sekarang aku tak bisa mengatakan itu padamu? Mengurus seorang anak bukan hanya tugas seorang ibu, akan tetapi peran penting dari seorang ayah juga dibutuhkan. Tak mungkin bukan aku mengendarai kapal besar tanpa kapten?" Viona bicara panjang lebar dengan lembut mencoba untuk menenangkan sang suami yang sedang berduka atas kehilangan anak cabang Endurance Corporation di Paris.     

"K-kau tak sedih kita kehilangan kantor itu sayang?"tanya Fernando tergagap, ia kaget sekali mendengar perkataan Viona yang tak pernah ia sangka itu.      

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan sebelumnya bahwa seandainya kau kehilangan semua uang yang kau miliki ini, aku dan anak-anakmu akan selalu ada disampingmu. Kami akan selalu ada disampingmu dan tak akan pernah meninggalkanmu,"jawab Viona kembali.      

Fernando membatu mendengar perkataan Viona, baru kali ini ia mendengar ada seorang wanita yang terlihat tak sedih sama sekali pasca tahu suaminya mengalami kerugian jutaan dolar. Fernando yang awalnya ragu ingin menceritakan semua ini pada Viona kini terlihat sangat bahagia, ia senang Viona tak meratapi uang mereka yang sudah diambil hacker itu.      

"Apakah uang yang diambil darimu itu akan membuatmu jatuh miskin Fernando?"tanya Viona tiba-tiba membuyarkan suasana.      

"Tentu saja tidak, uang itu tak ada seperempat dari saham Endurance Corporation yang ada disini dan…"     

"Kalau uang itu tak membuatmu rugi dan jatuh miskin, maka uang yang sudah diambil oleh penjahat itu juga tak akan membuatnya kaya. Percaya padaku, karena mengambil hak orang lain yang bukan miliknya tak akan membawa kebahagiaan bagi orang itu sendiri, mungkin jumlah uang yang saat ini berhasil ia ambil sangat besar baginya tapi percayalah uang itu tidak akan bertahan lama di tangannya." Viona kembali memotong perkataan Fernando, ia ingin membuat suaminya tak bersedih lagi atas musibah yang menimpanya itu.      

Fernando yang sedang duduk di lantai langsung berlutut dan memeluk Viona dengan erat. "Beruntungnya aku memilikimu dalam hidupku sayang, Tuhan benar-benar baik mengirimkan malaikat sepertimu ke dalam hidupku. Terima kasih sayang, terima kasih atas semuanya."     

Dalam posisi duduk Viona pun membalas pelukan sang suami, ia tersenyum haru saat mendengar suaminya sudah mulai menyinggung soal Tuhan yang berbaik hati kepada dirinya. Pasalnya selama ini Fernando sangat tidak percaya sekali dengan kasih Tuhan yang ia dapatkan selama ini, karena itulah Viona bahagia sekali.      

"Dengan uang memang kita bisa mendapatkan segalanya, mulai dari kekuasaan, kehormatan dan sanjungan. Akan tetapi jangan lupa bahwa ada kasih Tuhan jauh lebih besar dari itu, percayalah Fernando Tuhan punya rencana lain untukmu. Jadi jangan sesali semua ini,"bisik Viona lirih dalam pelukan Fernando.     

"Iya sayang, aku percaya. Aku percaya kasih Tuhan jauh lebih besar dari semua yang aku dapatkan selama ini, kehadiranmu dalam hidupku adalah salah satu bukti nyata kasih Tuhan yang luar biasa untukku,"ucap Fernando pelan, senyumnya mengembang lebar saat sedang bicara seperti itu.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.