You Are Mine, Viona : The Revenge

Penyelidikan



Penyelidikan

0Saat sudah sampai di rumah Fernando langsung mengajak Justin dan Harry yang sejak tadi di rumah untuk meeting di ruang kerjanya, Harry yang tak tahu apa-apa hanya menurut saja ketika diajak meeting. Sementara Justin yang sudah tahu akan membahas apa nampak sibuk dengan tabletnya sejak turun dari mobil.     
0

"Kenapa kau sibuk sekali melihat CCTV bandara Macdonald-Cartier Justin?"tanya Harry penasaran sambil menatap ke arah tablet pintar Justin.     

Dengan singkat Justin berkata, "Memastikan sesuatu."     

Harry mendengus kesal. "Iya aku tahu, maksudnya memastikan apa? Sudah hampir lima belas menit kau menatap cctv di bandara itu."      

"Kau akan tahu saat Tuan datang sesaat lagi,"jawab Justin kembali dengan singkat.     

"Cih anak ini, jawab saja harus pakai teka teki seperti ini,"sengit Harry kesal, ia akhirnya duduk kembali di sofa sambil terus menatap Justin yang masih sibuk dengan gadget-gadget pintarnya di kedua tangan.     

Justin yang sedang memantau sosok Derek dan Natasya yang masih duduk di ruang tunggu tak menghiraukan perkataan Harry, ia masih fokus pada teman kuliahnya itu. Meskipun saat ini ia sudah tahu negara mana yang akan dituju oleh Derek dan Natasya, namun tetap saja Justin harus memastikan sendiri apakah sepasang suami istri itu benar-benar pergi meninggalkan Kanada atau tidak. Karenanya ia tak mau mengalihkan pandangannya dari kamera CCTV yang saat ini berhasil ia bajak dan sedang berfokus mengambil gambar Derek dan Natasya.      

Dengan kekuasaan Fernando dengan mudah Justin tahu negara mana yang akan dituju oleh Derek dan Natasya, saat berada di mobil sebenarnya Justin sudah langsung tahu kalau sepasang suami istri itu akan pergi ke Austria sebuah negara maju yang ada di Eropa Tengah. Namun tetap saja Justin harus memastikan secara langsung apakah mereka benar-benar berangkat atau tidak, saat suasana hening karena Justin dan Harry tak saling bicara tiba-tiba pintu ruangan kerja terbuka dari luar dan masuklah Fernando dengan membawa laptopnya yang ia ambil dari kamar.      

Melihat Fernando datang Harry pun mengubah posisi duduknya, ia langsung duduk dengan tegap dan langsung bersiap di depan laptop canggih kesayangannya.      

"Bagaimana Justin?"tanya Fernando tiba-tiba.     

"Mereka masih duduk diruang tunggu Tuan, jadwal keberangkatan menuju Wina masih dua puluh menit lagi." Tanpa menoleh Justin langsung menjawab dengan cepat pertanyaan Fernando.     

"Wina, siapa yang mau pergi ke Austria Tuan?"tanya Harry penasaran.     

Fernando menatap Harry dengan sebuah senyum yang tak bisa dideskripsikan dan berkata, "Derek dan Natasya."      

"Ooh...what!!! Derek dan Natasya!!"pekik Harry kaget.      

"Iya, sepasang suami istri gila itu,"sahut Justin pelan merespon perkataan Harry yang duduk dihadapannya.      

"Kenapa tak bilang sejak tadi brengsek!!! Aku kan bisa membantumu untuk memantau mereka di bandara,"hardik Harry kesal dengan langsung mencoba mengakses keadaan di sekitar Bandar Udara Internasional Macdonald-Cartier.      

Fernando tersenyum melihat kedua tangan kanannya berdebat karena pekerjaan, Harry dan Justin memang selalu bersaing dan saling melengkapi. Jadi tak heran jika Harry langsung mengikuti apa yang dilakukan oleh Justin, saat Harry berhasil mengakses keadaan di sekitar Bandar Udara Internasional Macdonald-Cartier ia langsung fokus dan tak banyak bicara. Tanpa diperintah Harry langsung tahu apa yang harus ia kerjakan, mulai dari mencari tahu jadwal penerbangan Derek dan Natasya menuju Wina sampai jadwal seharusnya mereka tiba di negara Austria. Karena kedua anak buahnya bekerja Fernando pun mulai sibuk dengan laptopnya, meskipun dia sudah memiliki dua anak buah yang bisa dipercaya akan tetapi Fernando tetap berusaha mencari tahu sendiri supaya ia tahu perkembangannya sampai mana.      

Selama hampir dua puluh menit suasana di ruang kerja Fernando menjadi hening, tak terjadi percakapan apapun diantara ketiga pria jenius yang sama-sama sibuk dengan laptopnya masing-masing itu. Sampai akhirnya tiba-tiba Justin menggebrak meja yang ada di depannya dengan cukup keras.     

"Bangun... Derek bangun Tuan, sepertinya ia akan segera masuk ke pesawat,"pekik Justin histeris.     

"Jangan berteriak brengsek aku juga bisa melihatnya,"sahut Harry ketus sambil memegangi dadanya yang kaget karena perbuatan Justin sebelumnya yang memukul meja.      

"Fokus Justin!!! Lihat apakah mereka benar-benar masuk pesawat atau tidak." Dari mejanya Fernando langsung memberikan perintah tambahan pada Justin yang hilang kendali.      

"Baik Tuan, maafkan saya."     

Menyadari kesalahannya Justin pun kembali fokus pada layar laptop yang sedang menampilkan kejadian yang sebenarnya di Bandar Udara Internasional Macdonald-Cartier saat ini, dimana Derek dengan hati-hati mendorong Natasya yang masih terlelap di kursi rodanya. Meskipun Derek tak mengatakan hal yang sebenarnya, namun Justin yakin sekali kalau Natasya sudah diberi obat tidur oleh Derek sehingga ia terlihat sangat tenang ketika berada di kursi roda. Mengingat bagaimana keras kepalanya Natasya, Justin yakin sekali kalau Derek sudah melakukan hal itu. Karena jika Natasya dalam kondisi sadar ia tak akan mungkin sepatuh itu, karena Derek dan Natasya sudah masuk ke Garbarata yang merupakan jembatan yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari pesawat alhasil ia tak bisa melihat lagi apakah suami istri itu sudah masuk pesawat atau belum. Namun biasanya kalau penumpang sudah memasuki area garbarata kemungkinan besar ia naik pesawat itu sangat tinggi, kecuali jika memang ada hal-hal yang membuatnya memutuskan untuk tak jadi naik pesawat dan biasanya jika hal itu terjadi maka sang penumpang akan langsung keluar kembali dari area garbarata menuju ke ruang tunggu kembali. Akan tetapi setelah menunggu lebih dari 5 menit sampai akhirnya pesawat benar-benar take off Justin yakin sekali kalau Derek dan Natasya benar-benar berada di pesawat yang akan mengantar mereka menuju ke Wina Austria.      

"Sepertinya mereka benar-benar jadi pergi Tuan,"ucap Justin pelan tak lama kemudian setelah ia melihat pesawat yang membawa Derek dan Natasya take off.      

Fernando yang sebenarnya juga melihat keadaan di bandara tampak tersenyum mendengar Justin. "Ternyata Derek serius, ia benar-benar mencintai Natasya."     

"Iya Tuan, semoga saja dengan Derek membawa Natasya pergi ke Austria kehidupan anda akan tenang meskipun masih ada Nessi yang tak kita ketahui keberadaannya dimana,"jawab Justin pelan dengan sedikit bergetar, Justin masih tak percaya kalau Derek benar-benar meninggalkan Kanada demi Natasya. Ia tak menyangka kalau Derek benar-benar jatuh cinta pada seorang Natasya, sang wanita gila yang haus seks.      

"Masalah Nessi kita pikirkan nanti Justin, yang penting saat ini kita harus memastikan terlebih dahulu apakah Derek dan Natasya memang menuju Wina atau tidak. Meskipun kita sudah melihat kalau Derek dan Natasya naik pesawat itu akan tetapi kita belum tahu apakah mereka akan benar-benar menuju Wina atau tidak, mungkin Derek jujur akan tetapi Natasya...aku tahu sekali sifat wanita itu,"ucap Fernando serius sambil mengepalkan kedua tangannya diatas meja, ia masih belum tenang saat ini. Meskipun dalam hati kecil Fernando bersyukur kalau Derek membawa Natasya pergi, akan tetapi sebagai orang yang pernah hidup bersama Natasya yang sangat licik itu Fernando tahu betul sifat wanita itu. Karenanya ia belum benar-benar tenang saat ini, meski Fernando sedikit bersyukur dengan keputusan Derek yang artinya ia tak perlu menggunakan pulau khusus miliknya yang sudah dipersiapkan untuk menghukum Natasya.      

Brakk     

Tiba-tiba Harry memukul meja, mengulang apa yang dilakukan oleh Justin sebelumnya.      

"Harry kau…"     

"Tunggu tuan jangan marah, aku berhasil menemukan hal yang sangat menarik. Anda pasti suka." Dengan cepat Harry langsung memotong perkataan Fernando yang hampir meledak itu.     

"Hal menarik apa?"tanya Fernando mulai emosi, ia kesal sekali sejak tadi dikagetkan oleh kedua orang kepercayaannya.     

Tanpa bicara Harry langsung mengirimkan apa yang ia temukan ke laptop Fernando.      

"Ini…"     

"Iya, itu adalah bukti penjualan semua aset milik mendiang Andy Kwan yang dilakukan oleh Derek Tuan,"sahut Harry dengan cepat memotong perkataan Fernando penuh kebanggaan karena berhasil menemukan informasi yang sangat penting.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.