You Are Mine, Viona : The Revenge

Darah suci



Darah suci

0Saat Elsa masih terkejut melihat tubuh bawah Aaric yang masih terlindung selembar kain itu, tiba-tiba Elsa tersentak saat Aaric sudah berada diatas tubuhnya lagi.      
0

"Aku tak akan mundur lagi Elsa, pastikan kau tak menyesal dengan apa yang akan kita lakukan sebentar lagi,"ucap Aaric pelan saat sudah berada diatas tubuh Elsa kembali yang sudah duduk menempel di pinggiran ranjang.      

"A-aku tak akan menyesal,"jawab Elsa terbata pura-pura kuat.      

"Kalau begitu lepas selimutmu, aku tak mau bercinta atas dasar paksaan,"imbuh Aaric kembali sambil menatap ke arah selimut yang masih dipegang kuat oleh Elsa, kedua payudaranya terlihat menyembul indah dari balik selimut yang menutupi tubuhnya itu.      

Elsa menarik nafas panjang, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk melunasi semua hutang kepada Aaric saat ini juga. Oleh karena itu ia mencoba untuk melepaskan selimut yang masih menutupi tubuhnya, begitu selimut berwarna putih itu lepas dari cengkraman tangan Elsa dalam gerakan singkat Aaric langsung meraih wajah Elsa dan mencium bibirnya dengan rakus. Elsa yang tak siap nampak terkejut, namun tak urung akhirnya ia pasrah dan menerima semua permainan Aaric.      

"Uhukk.."     

"Kau baru pertama kali ciuman seperti ini?"tanya Aaric pelan saat sudah melepaskan bibirnya dari bibir Elsa.     

"Ma-mana mungkin, aku tak seperti itu. Aku hanya tak selihai dirimu,"jawab Elsa berbohong, ia tak mau mengakui semuanya kepada Aaric saat ini karena ia tahu Aaric pasti tak akan mau melakukannya malam ini.     

"Benarkah? Baiklah, kalau begitu aku tak akan sungkan lagi padamu Elsa,"ucap Aaric pelan sembari menurunkan wajahnya ke arah dada Elsa dan kembali sibuk di area itu.      

Tak lama kemudian suara erangan Elsa kembali terdengar memenuhi ruangan kamar president suite itu, Aaric benar-benar sangat lihai memainkan lidahnya di kedua payudara Elsa. Elsa yang sudah kehilangan kesadarannya hanya bisa menjambak rambut Aaric agar menghentikan aktifitas, ia sudah tak bisa menahan diri lebih lama lagi.      

"Sabar, apa kau sudah ingin main ke inti?"tanya Aaric pelan sambil menengadahkan wajahnya menatap Elsa yang saat ini wajahnya sudah penuh dengan keringat.      

"Aku lelah Aaric, beri aku waktu untuk bernafas sebentarrr arrgghh…"     

Elsa memekik keras saat Aaric dengan nakal tanpa aba-aba menyentuh area kewanitaannya, ia menggerakkan jemarinya di area paling sensitif dari Elsa dengan gerakan maju mundur menembus bulu-bulu halus mencoba membelah gundukan daging indah yang menggiurkan.     

"Kau basah Elsa, kau sudah tak tahan rupanya,"ucap Aaric dengan keras saat merasakan vagina Elsa sedikit basah.      

"Kau sudah siap sekali Elsa."Aaric kembali menambahkan perkataannya dengan suara parau penuh nafsu pada Elsa yang sedang menggigit bibir bawahnya, menahan sensasi nikmat luar biasa karena aktivitas Aaric yang masih meraba-raba area kewanitaannya.     

"Aaric..akhh stoppp akuu tak biasa,"jawab Elsa menceracau, kukunya yang tajam sudah menancap di pundak Aaric.      

"Stop? Stop apa Elsa? Aku belum melakukan apapun,"tanya Aaric pelan menggoda Elsa yang sudah menggeliat-liat diperlukannya, meskipun kamar itu dingin namun tubuh Elsa saat ini sudah dibanjiri keringat.      

"Aaric akh..pleaseee…"     

Elsa menengadahkan wajahnya ke belakang saat Aaric mulai memasukkan satu jari ke dalam area kewanitaannya yang belum pernah tersentuh oleh pria manapun itu, tubuh Elsa yang sudah panas pun bergetar hebat saat Aaric menembus area yang paling ia lindungi selama 18 tahun itu.      

Aaric yang sebenarnya belum terlalu dalam bermain di area kewanitaan Elsa tersenyum tipis melihat ekspresi Elsa, ia sudah melihat berbagai wanita bersikap seperti Elsa. Pura-pura kesakitan namun sebenarnya menikmati permainan yang sedang ia lakukan, karena itu saat ini Aaric tak menghentikan aktivitasnya meskipun Elsa sudah menggeliat-liat dipelukannya. Kedua payudara Elsa yang basah keringat pun menempel ke tubuh kekar Aaric.     

"Aaric pleasee…"erang Elsa pelan dengan suara parau, ia benar-benar tak bisa bertahan lagi lebih lama jika Aaric terus melakukan kegiatannya itu di area kewanitaannya.      

Mendengar perkataan Elsa yang memelas itu Aaric pun menarik jari tengahnya dari area kewanitaan Elsa, ia mengeluarkan jarinya dari pangkal paha Elsa dan langsung membersihkannya tanpa jijik menggunakan mulutnya. Melihat apa yang Aaric lakukan membuat Elsa bergidik, ia benar-benar tak menyangka Aaric akan menikmati cairannya seperti itu. Saat Elsa masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, Aaric sudah melepas kain terakhir yang menutupi tubuhnya. Tanpa menunggu lama Aaric meraih tubuh Elsa dan mendudukkannya di atas pahanya, seketika tubuh Elsa bereaksi saat paha bagian dalamnya menyentuh kejantanan Aaric yang sudah berdiri tegak.      

"Aaric…"     

"Kenapa? Lakukan sendiri, sudah terbiasa kan?"ucap Aaric dengan cepat memotong perkataan Elsa.     

Elsa menelan ludahnya dengan susah payah, tangannya terasa basah oleh keringat yang sudah membanjiri seluruh tubuhnya saat ini. Ia tak mungkin menyentuh kejantanan Aaric dengan tangan yang seperti itu, ditambah lagi ini adalah pertama kalinya ia melihat kejantananku seorang pria. Kedua paha Elsa bergetar, ia tak bisa menahan diri lebih lama saat ini. Tubuhnya benar-benar menunjukkan betapa tak berpengalamannya dirinya, namun Aaric yang sudah dirasuki oleh nafsu tak berhasil membacanya.      

"Come on Elsa, do it,"pinta Aaric kembali tanpa mengalihkan pandangannya dari Elsa.     

"Aaric aku...aku tak bisa,"jawab Elsa jujur.     

"Kenapa? Tubuhmu sudah siap untuk bercinta,"tanya Aaric singkat.      

"Hmmm a-aku... aarrgghhhh"     

Elsa menjerit dengan keras saat Aaric yang sudah tak sabar langsung mengangkat tubuh Elsa dan langsung menyatukan diri dengan Elsa, seketika rasa sakit yang menggigit terasa di area kewanitaan Elsa. Ia bahkan sampai menancapkan kukunya lebih dalam di pundak Aaric karena kesakitan, Aaric akhirnya menyadari ada yang salah dengan Elsa saat merasakan ada cairan hangat menetes dari dalam tubuh Elsa membasahi pahanya. Meskipun saat ini kejantanan baru masuk setengah di dalam tubuh Elsa namun Aaric berhasil merobek selaput dara Elsa yang ia jaga seumur hidupnya.     

"Elsa, kau perawan!!"pekik Aaric terkejut saat berhasil melihat darah segar mengotori seprai, saat Aaric bicara secara otomatis ia menggerakkan pinggulnya dan membuat kejantanannya semakin tenggelam didalam tubuh Elsa yang saat ini bergetar hebat.     

Elsa yang sedang kesakitan tak menjawab perkataan Aaric, ia masih menunduk menahan perih luar biasa. Ia hanya bisa menunggu kesakitan sambil memejamkan kedua matanya di balik tubuh Aaric yang kini sedang ia peluk, menyadari betapa kesakitannya Elsa rasa bersalah pun menghampiri Aaric. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan kesucian Elsa dengan cara yang pasti sangat menyakitkan untuk seorang gadis perawan, posisi women on top biasanya dilakukan setiap ia bercinta dengan wanita-wanita yang sudah terbiasa bercinta. Bukan untuk gadis tanpa pengalaman seperti Elsa, karena itu Aaric berusaha untuk mengangkat tubuh Elsa agar bisa terlepas dari kejantanannya yang saat ini merasakan kenikmatan luar biasa di dalam tubuh Elsa.      

"Elsa, kenapa kau tak bilang kalau kau masih perawan?"tanya Aaric pelan penuh rasa bersalah.     

"Hmmpp aakhh…"     

"Elsaaa..maafkan aku lebih baik kau.."     

"Aaricc stopp akhh sakit!!!!"jerit Elsa dengan sangat keras saat Aaric mencoba menarik kejantanannya dari dalam area kewanitaan Elsa yang kini sudah berlumuran darah kesucian.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.