You Are Mine, Viona : The Revenge

Lingkaran setan



Lingkaran setan

0Begitu mendapat kabar kalau Sergio Mendes mengirim uang lebih dari perjanjian yang dibuat, akhirnya Abby memutuskan pergi ke rumah pria berdarah Spanyol-Italia itu. Abby tak mau menerima uang yang tak sesuai dengan kesepakatan awal, ketika tiba di kediaman Sergio Mendes awalnya mobil Abby tak diizinkan masuk oleh para penjaga. Akan tetapi setelah Abby mengatakan dirinya adalah Xander pemimpin 666 akhirnya para penjaga itu membukakan pintu untuknya lebar-lebar setelah minta maaf.     
0

"Banyak mobil, sepertinya Sergio Mendes sedang ada tamu,"gumam Abby lirih ketika melihat ada enam mobil terparkir di halaman besar rumah Sergio Mendes.     

Marco menghentikan mobilnya dan menoleh ke arah Abby. "Apa kita masuk saja atau menunggu disini Tuan?"     

"Masuk, aku ingin tahu siapa yang bertamu ke rumah Sergio Mendes,"jawab Abby singkat.     

Begitu mendapat jawaban dari sang tuan Jordan langsung keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Abby yang sejak tadi sudah memakai topeng, dengan tenang Abby melangkah masuk menuju kediaman Sergio Mendes. Meskipun tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan Sergio Mendes akan tetapi Abby tetap merasa harus tahu apa yang sudah terjadi di kediaman pria yang sudah memberinya banyak uang itu, ketika baru melangkahi pintu masuk Abby langsung mencium darah.       

"Tuan..."     

"Aku tahu, berpencar dan jangan buat suara." Abby langsung memotong perkataan Jordan.     

Tanpa membantah Jordan dan Marco pun langsung berpencar, keduanya mencari tempat persembunyian yang aman meninggalkan Abby yang masih berdiri di tempatnya tanpa bersembunyi. Abby terus melangkah masuk ke dalam rumah Sergio Mendes ketika kedua tangan kanannya sudah berada ditempat yang aman.     

"Daddy!!!" jerit seorang anak gadis dengan keras memanggil sang ayah yang terkapar di lantai pasca mendapatkan pukulan dari seorang pria dengan keras.     

Sergio Mendes terkapar di lantai rumahnya dengan mulut yang mengeluarkan darah, ia diserang oleh para tamunya yang ternyata memiliki hubungan dengan Richard Gyle. Mereka tidak terima Richard Gyle saat ini mendekam di penjara dan menyalahkan Sergio Mendes.     

"Cepat katakan, jangan salahkan kami jika kami akan membuatmu mati malam ini juga,"hardik seorang pria berambut blonde dengan keras.     

Anak dan istri Sergio mendes hanya bisa menangis melihat pria itu menjadi bulan-bulanan para tamunya itu, sementara itu semua anak buah Sergio Mendes yang lain saat ini sudah dalam keadaan terikat dan mulut tertutup selotip sehingga mereka tak bisa mengeluarkan suara dan hanya bisa melihat sang tuan terkapar tak berdaya di lantai.     

"Sudahlah, habisi saja dia. Biarkan dia mati bersama rahasianya, setelah si brengsek ini mati kita bisa menikmati kekayaannya dan anaknya yang cantik-cantik ini tentu saja haha."     

"Iya bos, selesaikan saja malam ini. Aku sudah tak sabar mencicipi gadis-gadis cantik dari keluarga Mendes ini."     

Seorang pria yang disebut bos tersenyum sinis, kedua matanya masih menatap ke arah Sergio yang sudah tak berdaya di lantai. "Aku masih baik padamu Sergio, cepat katakan atau kau akan mati mengenaskan malam ini."     

Sergio Mendes yang tak mau memberitahu perihal Abby kepada orang-orang itu hanya bisa memejamkan kedua matanya saat dicecar kembali, baginya rahasia bisnis lebih dari apapun meski ia harus kehilangan nyawa.     

"Bos..."     

"Fuck, si brengsek ini benar-benar. Ternyata kau sangat keras kepala Sergio, baiklah kalau begitu. Aku mau lihat sampai mana kau menyimpan rahasiamu itu, lihat baik-baik Sergio. Aku akan memberikan pertunjukkan bagus padamu, kedua putrimu itu akan kami perkosa secara bersamaan dan akan kami siarkan secara live di..."     

Prok...prok...prok…     

"Luar biasa, menyerang seorang pria yang sudah tak berdaya seperti ini. Benar-benar sebuah tindakan yang patut di contoh." Suara Abby terdengar keras memotong perkataan pimpinan dari penyerang Sergio Mendes.      

Semua orang yang ada di ruang tamu keluarga Mendes langsung menoleh ke arah sumber suara, begitu melihat sosok pria berpakaian serba hitam dengan menggunakan topeng semua orang yang ada di tempat itu terkejut. Termasuk sang pimpinan, yang masih meletakkan kakinya diatas perut Sergio Mendes.     

"K-kau…"     

"Ya, aku adalah Xander. Senang bertemu dengan kalian semua." Abby kembali memotong perkataan seorang pria bertubuh pendek dengan cepat, pria yang sejak tadi mengincar anak-anak Sergio Mendes untuk diperkosa.      

Tak ada suara yang terdengar saat Abby memperkenalkan dirinya, semua orang itu sudah tahu nama besar Xander dari 666. Meskipun saat ini Xander datang seorang diri tapi tetap saja mereka semua takut kepadanya.      

"A-ada perlu apa orang besar seperti anda datang ke tempat ini Tuan?"tanya pimpinan dari kelompok itu dengan terbata.      

Abby menatap pria yang baru saja bertanya padanya tanpa berkedip. "Siapa namamu?"     

"Do-donald, namaku Donald,"jawab pria itu terbata.      

"Donald... Donald...Donald... siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini? Menyerang tuan Sergio Mendes, menyekap anak buahnya dan berusaha menyakiti anak istrinya. Apa kau laki-laki?"tanya Abby dengan suara tenang sambil memasukkan tangannya kedalam saku bajunya.      

Pria bernama Donald langsung pucat mendengar pertanyaan dari Xander, meskipun belum bertemu dengan kelompok 666 akan tetapi ia tahu bahwa kelompok itu sangat tidak menyukai hal-hal yang berbau seperti itu. Karena itulah ia terlihat bingung saat ini menjawab pertanyaan dari Xander, begitu juga anak buahnya yang lain. Baru mendengar Xander bicara beberapa patah kata saja sudah membuat mereka tak nyaman.     

"Katakan apa tujuan kalian sebenarnya datang ke tempat ini?"tanya Abby kembali.      

"Kami ingin mencari tahu siapa orang yang membuat tuan Richard Gyle mendekam di penjara,"jawab pria yang bernama Donald itu dengan suara yang hampir tak terdengar.     

"Kenapa kalian ingin tahu? Akh bukan, siapa yang memerintahkan kalian mencari tahu masalah ini?"     

Donald yang sebelumnya sangat galak mendadak seperti anak ayam, berada di depan seorang Xander membuatnya tak bisa searogan sebelumnya. "Kami tak tahu Tuan, kami hanya mendapat perintah saja."     

"Masih belum mau bicara rupanya, baiklah... Marco, Jordan keluar. Sepertinya kalian harus memberikan sedikit pertunjukan kepada orang-orang ini,"ucap Xander sambil tersenyum tipis.     

Mendengar namanya dipanggil Marco dan Jordan pun keluar dari tempat persembunyiannya, mereka berdua langsung menyergap empat orang pria sekaligus dan membuatnya langsung terkapar di lantai hanya dengan beberapa jurus saja. Tanpa menggunakan senjata tajam keempat anak buah Donald sudah berada dibawah kaki Marco dan Jordan.      

Melihat keempat anak buahnya ditaklukkan dengan mudah oleh dua orang tangan kanan seorang Xander membuat nyali Donald hilang seketika, ia ketakutan. Pasalnya ia tahu betapa kejamnya Xander pimpinan 666 jika memberikan hukuman pada musuh-musuhnya dan seorang Xander biasanya tak pernah pergi sendiri, anak buahnya pasti selalu mengikuti. Dan hal itulah yang membuat Donald takut, ia yakin sekali anak buah Xander pasti saat ini sudah berjaga di luar rumah Sergio Mendes.      

"Bagaimana, apa perlu aku mengulangi pertanyaan yang sama padamu Donald?"     

Bruk      

Tiba-tiba Donald langsung berlutut di hadapan Xander. "Ampun Tuan, maafkan saya yang sudah kurang ajar ini Tuan. Saya benar-benar tidak tahu kalau Tuan Sergio Mendes ternyata…"     

"Jawab pertanyaanku tadi Donald!!"pekik Abby dengan keras memotong perkataan Donald.      

"Sebastian...tuan Sebastian Hagrid, dia yang meminta kami datang ke rumah tuan Sergio Mendes malam ini,"jawab Donald dengan cepat tanpa jeda.     

Abby terdiam mendengar perkataan Donald, senyumnya tersungging saat mendengar nama Sebastian Hagrid disebut.     

"Ternyata walikota itu memiliki hubungan khusus dengan Richard Gyle, pantas saja selama ini kejahatan Richard Gyle tertutup rapi."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.