You Are Mine, Viona : The Revenge

Pengkhianat = mati



Pengkhianat = mati

0Setelah mengetahui para penyerang Sergio Mendes adalah orang-orang bayaran walikota yang merupakan rekan dekat Richard Gyle, Abby tersenyum. Abby lalu memerintahkan anak buah Sergio Mendes untuk menghubungi polisi, supaya kasus penyerangan ke rumah Sergio Mendes diproses secara hukum.     
0

"Karena anda sudah diurus dengan baik oleh dokter, saya pamit undur diri Tuan Sergio,"ucap Abby pelan saat dokter yang memeriksa Sergio Mendes pulang.      

"Tunggu sebentar Tuan." Sergio Mendes langsung menahan Abby.     

Abby yang sudah keluar dari kamar Sergio Mendes lalu menghentikan langkahnya. "Ada apa Tuan?      

Sergio Mendes mengucapkan terima kasih kepada Abby karena sudah menyelamatkan dirinya dengan tulus, istri Sergio Mendes juga mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah menyelamatkan masa depan anak-anaknya yang hampir dirusak para preman.      

"Jangan berterima kasih kepada saya Tuan, berterimakasihlah pada Tuhan yang sudah membimbing saya datang ke rumah anda untuk mengembalikan kelebihan uang yang anda kirimkan pada saya,"ucap Abby pelan merespon perkataan Sergio Mendes dan istrinya.      

"Mengembalikan kelebihan uang?"     

Abby tersenyum dan menatap wanita paruh baya yang duduk di sebelah Sergio Mendes. "Iya Nyonya, saya mendapatkan pekerjaan dari Tuan Sergio dan beliau sudah membayar saya, akan tetapi ternyata jumlah yang beliau kirimkan kepada saya terlalu banyak. Oleh karena itu saya datang ke tempat ini untuk mengembalikan sisa kelebihan uang itu Nyonya."     

"Saya mohon jangan kembalikan Tuan, jumlah itu memang layak untuk anda dapatkan,"sahut Sergio Mendes dengan cepat.     

Abby menatap Sergio Mendes dan tersenyum. "Saya bekerja sesuai kesepakatan yang sudah kita buat di awal termasuk dengan bayarannya, karena itulah saya tidak bisa menerima uang itu."     

"Tapi Tuan…"     

"Tenang saja Tuan, orang-orang itu tidak akan bisa menyentuh anda kembali. Masalah Sebastian Hagrid itu akan menjadi tanggung jawabku, anda tak perlu khawatir. Karena semuanya sudah selesai kalau begitu saya pamit undur diri masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan malam ini, permisi." Abby langsung memotong perkataan Sergio Mendes.      

Sergio Mendes dan istrinya pun tak bisa berkata apa-apa lagi, karena Abby tetap memutuskan untuk mengembalikan sisa uang yang ia terima. Mereka kini bisa bernafas dengan lega karena keselamatan mereka dilindungi oleh kelompok 666 atas perintah Xander, saat Abby melangkah pergi dari tempat itu kedua anak Sergio Mendes menatapnya tanpa berkedip. Angelic Mendes dan kakaknya Patricia Mendes, meski Patricia adalah anak pertama dari Sergio Mendes namun ia tak terkenal seperti adiknya Angelic. Orang-orang bahkan mengira Angelic adalah putri tunggal Sergio Mendes. Karena itulah para penjahat biasanya selalu menarget Angelic sebagai sasaran ketimbang Patricia yang tak menonjol, Patricia yang tombol memang tak pernah mau muncul di publik oleh karena itu tak heran banyak orang yang tak mengenal dirinya sebagai putri Sergio Mendes.      

"Aku penasaran seperti apa wajah pria itu,"ucap Patricia pelan sambil melipat kedua tangannya di dada tanpa mengalihkan pandangannya kepada Abby yang sedang naik ke mobilnya.     

"Dia pasti tampan kak,"jawab Angelic singkat.     

"Cih, kau terlalu naif. Kau masih kecil dan selalu berpikir bahwa orang yang baik itu juga memiliki wajah yang menunjang, padahal belum tentu karena kenyataannya di luar sana para penjahat berwajah tampan justru jauh lebih banyak,"sahut Patricia dengan cepat.     

Angelic menoleh ke arah sang kakak dengan kesal. "Kakak!!"     

"Hahaha maaf sudah membuyarkan bayanganmu tentang pria itu, tapi coba kau gunakan logikamu adikku sayang. Kalau memang pria itu memiliki wajah yang tampan untuk apa ia menyembunyikan wajahnya dengan topeng? Coba kau pikir dengan otak jeniusmu itu,"cibir Patricia kembali.      

Angelic pun terdiam mendengar perkataan sang kakak, ia tak bisa berkata-kata lagi karena apa yang kakaknya ucapkan itu benar.      

"Biasanya orang tampan justru memamerkan wajahnya, bukan menyembunyikan wajahnya di balik topeng seperti itu. Jadi lebih baik kau jangan berkhayal terlalu tinggi karena nanti ketika kau kecewa rasanya akan menyakitkan adikku sayang,"imbuh Patricia kembali, setelah puas menggoda adiknya, Patricia pun pergi dari tempat itu dan berjalan menuju kamarnya kembali.     

Angelic sendiri hanya diam merespon perkataan sang kakak, ia masih bergeming dan tetap berdiri di tempatnya di dekat jendelanya menatap ke halaman rumahnya yang sudah kosong tak seperti beberapa waktu yang lalu. Wajah Angelic bersemu merah saat mengingat Abby, meski belum melihat wajah habis seperti apa namun ia sudah menyimpan perasaan untuk pria yang sudah menolong keluarganya itu.     

Seoul, Korea Selatan     

Di rooftop sebuah gedung berlantai 8 saat ini sedang terjadi perdebatan sengit antara dua orang pria berbadan besar, dihadapan bos besar mereka yang sejak tadi hanya diam. Kedua pria itu sedang memberikan pendapatnya masing-masing karena menganggap dirinyalah yang paling benar.      

"Aku malam itu tidak ada di klub, kau ada di apartemen bersama wanitaku. Jadi kau jangan asal bicara Yo Jun!!"pekik Kim Hyun yang dituduh sebagai pengkhianat.      

"Di apartemen bersama wanita? Benarkah? Bukankah waktu itu kau sedang berada di klub milik Park Min Yo musuh bos kita, jadi jangan mengada-ada Kim Hyun!!"sahut Yo Jun salah satu orang kepercayaan Alex.      

"Si-siapa yang bilang, aku bersama wanitaku di apartemen. Lagi pula mana mungkin aku berani mengkhianati bos,"ucap Kim Hyun terbata.     

Yo Jun tersenyum mendengar perkataan temannya yang sedang disidang itu. "Sejak tadi kami tak menuduhmu berkhianat Kim Hyun, kami hanya bertanya apa kau berada di klub milik Park Min Yo atau tidak. Bukan membahas masalah pengkhianatan."     

Seketika wajah Kim Hyun berubah pucat, padahal saat ini semua orang yang ada di tempat itu pipinya sedang memerah karena dinginnya udara di rooftop saat ini.      

Seorang pria berjaket hitam yang sejak tadi hanya menjadi penonton nampak tersenyum, ia kemudian melangkahkan kakinya mendekati Kim Hyun dan Yo Jun yang masih bertengkar.     

"Aku memberikan kesempatan terakhir padamu Kim Hyun, jawab jujur pertanyaan yang diberikan Yo Jun. Sebelum aku sendiri yang mengintrogasimu,"ucap pria itu dengan suara dingin.     

Kim Hyun menatap bos besarnya yang baru bicara, ia tahu bosnya adalah orang yang tak suka dengan seorang pengkhianat. Karena itu ia sangat ketakutan saat ini..     

Bruk     

"Ampun Tuan, saya bersalah. Saya hanya dijebak, pria itu memberikan saya perempuan supaya saya membocorkan rahasia perusahaan padanya. Karena itulah saat ini…"     

Kim Hyun tak melanjutkan perkataannya saat ia menyadari sudah kelepasan bicara, seketika tubuhnya pun bergetar hebat saat ini.      

Sang bos besar itu pun tersenyum simpul mendengar perkataan anak buahnya yang sedang berlutut di hadapannya itu, tanpa bicara ia kemudian melemparkannya sebuah pistol ke arah Kim Hyun.      

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan Hyun,"ujarnya pelan sambil berjalan pergi dari rooftop, diikuti semua anak buahnya.     

Kim Hyun pun semakin ketakutan saat melihat pistol itu, ia tahu konsekuensi menghianati bos besarnya itu.     

Saat orang-orang itu berjalan masuk ke dalam gedung, tiba-tiba terdengar suara tembakan yang cukup keras disusul suara ambruknya tubuh seseorang menghantam lantai.     

"Urus mayat penghianat itu Loren."     

"Siap Tuan, saya mengerti."      

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca  \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka.  ^_^     

Salam hangat Anne-Jack     

Dan jangan lupa ikuti kisah Angelica dalam Cruel CEO : The Forgotten Princess, secepatnya Angelica akan di update secara rutin di webnovel tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.