You Are Mine, Viona : The Revenge

The big reason



The big reason

0Keyla sudah menjadi wanita Aaric seutuhnya selama 3 bulan, selama itupula ia tak pernah bisa pergi menjauh dari Aaric. Bahkan ketika Aaric harus pergi ke luar kota ia selalu harus ikut dan tak bisa membantah.     
0

"Jam berapa sumpah janjimu dimulai?"tanya Aaric pelan pada Keyla yang masih berada dalam pelukannya.     

"Jam 10 pagi."     

Aaric tersenyum lebar. "Ok, karena masih ada waktu maka kita bisa melanjutkan permainan kita satu ronde lagi."     

"Alex!!!"     

Aaric tertawa terbahak-bahak, ia puas sekali bisa menggoda Keyla yang sudah kehabisan tenaga pasca melayani dirinya sejak jam 3 pagi sampai matahari terbit. Tubuh Keyla yang kecil nampak melingkar, mendekati Aaric mencoba menghangatkan diri seperti koala.     

"Setelah pengambilan sumpah janji kau resmi menjadi dokter?"tanya Aaric kembali sambil membelai punggung Keyla yang tak tertutup selimut.     

"Officially yes."     

"Good, akhirnya kau bisa terus bersamaku dirumah."     

Keyla yang sedang memejamkan kedua matanya untuk mengembalikan energi langsung terperanjat saat mendengar perkataan Aaric, dengan cepat ia bangun dan menatap Aaric yang sedang tersenyum menatapnya.     

"Apa maksud perkataanmu Alex? Bukankah kita sudah sepakat, aku diperbolehkan bekerja,"ucap Keyla dengan suara meninggi.     

Aaric membelai pundak Keyla dengan lembut. "Memang, tapi aku masih belum memikirkan waktu yang tepat kapan."     

"Alex, kau jangan curang."     

Aaric tekekeh, ia kemudian melirih ke arah jam tangan yang masih melingkar ditangan kirinya. "Masih jam 6 pagi, kita masih punya waktu 4 jam sebelum acara dimulai."     

Kedua mata Keyla membeliak. "Alex, kita sudah melakukan itu 3x. Kau tak mungkin ingin melakukannya lagi bukan?"     

"Kenapa tidak? Tenagamu sudah kembali dan aku masih mengingikanmu lagi."     

"A-aku lelah Alex..akuuu..."     

Perkataan Keyla terhenti saat Aaric sudah mendorong dirinya dan langsung menindihnya kembali, memberikan ciuman dahsyat yang tak bisa Keyla hindari dan hanya bisa pasrah. Keyla langsung memejamkan kedua matanya saat Aaric kembali berhasil menyatukan tubuh mereka lagi, sungguh sebenarnya Keyla sangat lelah. Akan tetapi ketika diberikan sentuhan lagi oleh Aaric, seluruh tubuhnya bereaksi kembali. Keyla benar-benar larut dalam permainan yang Aaric berikan, hentakan demi hentakan yang Aaric lakukan membuat rasa cinta Keyla terhadap Aaric semakin besar. Rasa takutnya akan kehilangan Aaric juga semakin besar.     

Meskipun Keyla tak memiliki kuku panjang, akan tetapi tetap saja ketika kuku-kukunya menancap pada kulit Aaric akan membuat luka. Namun Aaric yang sedang menikmati permainannya mengabikan rasa sakit di pundaknya, baginya kenikmatan yang Keyla berikan padanya masih 1000x lebih terasa dibanding luka lecet akibat perbuatan Keyla. Aaric justru senang kalau Keyla memberinya bekas luka, karena itu artinya Keyla menikmati cumbuan yang ia berikan dan faktanya memang benar. Keyla sangat menikmati gerakan tubuh Aaric ketika menghujam dirinya berkali-kali, ia sudah seperti maniac saat ini dan itu semua karena Aaric.     

Sebuah erang kenikmatan terdengar jelas di telinga Aaric saat Keyla sampai di pelepasannya yang sudah tak terhitung yang keberapa, yang jelas tubuh Keyla saat ini seperti ubur-ubur. Tanpa tulang dam terasa lemas, ia tak menghiraukan Aaric yang masih berada diatas tubuhnya dan belum melepaskan diri darinya meski kegiatannya sudah selesai.     

"I love you Key, kau tak akan kubiarkan pergi. Jadilah gadis penurut yang baik, tunggu aku pulang bekerja di rumah,"ucap Aaric lirih sambil menyimpan wajahnya di ceruk leher Keyla.     

"Aku seorang dokter, aku harus menggunakan ilmuku Alex."     

Aaric terkekeh. "Aku mengenal baik seorang dokter hebat yang rela berhenti bekerja di saat karirnya sedang ada dipuncak demi orang-orang terkasihnya, aku harap kau bisa mencontohnya dan patuh padaku."     

Keyla memejamkan mata, hatinya terasa sakit saat mendengar perkataan Aaric. "Aku yakin dokter yang kau kenal itu pasti meninggalkan karirnya demi keluarga, tapi kalau aku apa Alex...apakah aku harus merelakan ilmu yang kupelajari selama bertahun-tahun ini terbuang sia-sia karena aku memilih menjadi wanita simpanan?"     

Kedua mata Aaric langsung terbuka lebar, ia bahkan langsung melepaskan diri dari Keyla dan membuat Keyla meringis merasakan sedikit ngilu saat Aaric tiba-tiba menarik paksa bagian tubuhnya dari dalam dirinya.     

"Wanita simpanan, siapa yang mengatakan kau wanita simpanan Key?"hardik Aaric dengan suara meninggi.     

"Tidak ada,"jawab Keyla lirih sambil menggelengkan kepalanya. "Aku saja yang mengatakan hal itu, memangnya gelar apa lagi yang pantas disematkan untukku selain itu?"     

Aaric menggeram, ia terlihat marah. "Kau adalah wanitaku, wanita Alarick Alexander. Bukan wanita simpanan, ingat itu. Dan jangan pernah mengatakan hal itu lagi karena aku akan marah, aku tak suka mendengarnya."     

Perlahan Keyla bangun dan merasakan cairan hangat yang berasal dari Aaric kini keluar dan membasahi pangkal pahanya. "Alex..."     

"Sudahlah, aku mau mandi. Setelah itu giliranmu." Aaric langsung memotong perkatan Keyla, ia juga tak memperdulikan tangan Keyla yang sudah terulur ke arahnya. Aaric terlalu marah saat ini dan tak mau melanjutkan perdebatannya dengan Keyla, sungguh pertengakaran selalu saja terjadi saat Keyla membahas soal bekerja setelah pengambilan sumpah dokter dilakukan.     

Keyla tak tahu betapa besar rasa takut kehilangan Aaric, gadis itu tak tahu akenapa Aaric seperti tak pernah puas menyentuhnya. Ada ketakutan besar dalam diri Aaric jika mengizinkan Keyla bekerja, Aaric takut Keyla akan meninggalkan dirinya sama seperti seorang gadis yang Aaric kenal. Gadis yang pergi tanpa bicara apa-apa setelah ia menyerahkan kesuciannya dan hal itu membuat Aaric merasa terbebani. Aaric takut jika Keyla bekerja ia akan bertemu dengan seseorang yang bisa membawa Keyla pergi dari sisi Aaric, grrrr memikirkan hal itu saja Aaric sudah marah besar.     

Tanpa menutup pintu kamar mandi dengan rapat Aaric langsung berdiri dibawah shower, ia menikmati tetesan air dingin yang langsung menyentuh tubuhnya yang terjaga dengan baik. Aaric masih tak melakukan apa-apa selain menyentuh dinding yang ada didepannya menggunakan kedua tangannya dengan mata terpejam, berdebat dengan Keyla sungguh membuatnya tak bisa berpikir jernih. Padahal biasanya ide-ide luar biasa akan datang padanya jika sedang mandi pagi, seperti minggu lalu saat sedang mandi tiba-tiba Aaric terpikirkan sebuah ide cemerlang untuk idol grub besutan Ailex Entertaiment untuk melakukan mini konser di sebuah panti asuhan yang berada di pinggiran kota Seoul. Dan acara itu pun sukses besar, pasalnya nama idol grub yang terlibat dalam mini konser itu kembali bersinar. Aaric sengaja tak menyebut konser itu sebagai konser amal, ia ingin ada orang lain yang mengatakan hal itu dan benar saja, pengurus panti asuhan itu mengatakan hal yang sebenarnya pada para wartawan. Wanita tua itu menceritakan kebaikan ceo Ailex Entertaiment yang memberikan seluruh pendapatan dari mini konser yang disiarkan secara langsung melalui saluran tv kabel itu tanpa mengambil keuntungan sedikitpun, sontak begitu berita itu keluar saham Ailex Entertaimet pun melonjak tinggi.     

"Alex..."     

Panggilan dari Keyla yang sudah berdiri dibelakangnya membuat Aaric langsung tersadar, perlahan ia membuka kedua matanya dan menoleh menatap Keyla yang sudah berdiri dibelakangnya. Hampir seluruh tubuhnya memiliki tanda merah keunguan hasil perbuatannya, di dada, perut, leher bahkan kedua pahanya pun tak luput dari serangan Aaric.     

"Maaf..."     

"Jangan bicara lagi, biarkan aku memelukmu." Aaric langsung memeluk Keyla dan membuat Keyla menghentikan perkataannya, air mata Keyla yang keluar langsung hilang bersamaan dengan air yang mengalir dari shower.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.