You Are Mine, Viona : The Revenge

Rahasia dibalik kebencian Ruben Oliviera



Rahasia dibalik kebencian Ruben Oliviera

0Karena tamparan Nelly Oliveira akhirnya topeng yang digunakan Abby terlepas, wajahnya pun dapat dilihat dengan jelas oleh semua orang yang ada di tempat itu. Nelly bahkan yang tak sengaja ingin melepas topeng Abby sangat terkejut saat melihat wajah asli Abby yang sangat tampan dan mirip sekali dengan Fernando Grey Willan, pria yang baru mereka bahas.     
0

"K-kau…"     

Abby sempat terdiam beberapa saat ketika menyadari topeng yang ia gunakan terlepas dari wajahnya, penyamaran yang ia lakukan selama 2 tahun tinggal di Italia pun langsung terbongkar saat ini.      

Abby tersenyum dan menatap Nelly yang sangat terkejut itu. "Ya Nona, seperti yang ada dalam otakmu saat ini. Aku adalah Abraham Alexander Willan putra pertama Fernando Grey Willan."     

Kali ini Ruben Oliviera benar-benar terjatuh di lantai mendengar perkataan Abby, pasalnya putranya Victor sudah terjatuh terlebih dahulu ke lantai saat mendengar perkataan Abby. Mereka benar-benar sangat terkejut mendengar perkataan Abby.Dari ekor matanya Abby bisa melihat kondisi Ruben Oliviera saat ini, perlahan ia pun meninggalkan Nelly dan beralih pada Ruben. Abby berjongkok di depan Ruben sambil tersenyum.      

"Maaf kalau wajahku mengejutkanmu, Tuan Oliveira,"ucap Abby pelan sambil tersenyum tipis.     

"Tak mungkin, k-kau tak mungkin Xander pemimpin 666 yang ada di Sisilia. Kau pasti berbohong." Ruben Oliviera terbata, menyanggah ucapan Abby.      

Abby tersenyum. "Apakah aku harus menyebutkan daftar kejahatan yang sudah kau buat Tuan Oliveira, sang Don Juan yang mengklaim sangat mencintai anak dan istrinya ini."     

"Apa maksudmu?"pekik Victor tanpa sadar.      

Pandangan Abby beralih pada Victor. "Kau tahu Victor, ayahmu yang selalu mengatakan sangat mencintai ibumu dan kalian ini sebenarnya adalah pria paling brengsek yang pernah masuk dalam daftar buruanku karena pernah membeli dua orang anak dibawah umur yang tinggal dalam wilayah kekuasaanku untuk dijadikan pemuas nafsunya."      

"Bohong!!! Daddy tak mungkin seperti itu!"jerit Nelly Oliveira histeris.     

"Iya, kau pasti berbohong. Jangan berakting lagi, sebagai anak pria paling berpengaruh di negara ini kau sudah dibayar berapa untuk melindungi Xander itu hah? Bisa-bisanya kau datang ke apartemen kami dan berakting seperti pria itu dan memfitnah Daddy kami,"imbuh Victor Oliveira, ia tak rela ayahnya disebut sebagai pria bajingan oleh Abby.      

Abby tersenyum, ia menatap Victor dan Nelly secara bergantian. Kedua anak kebanggaan Ruben Oliviera itu benar-benar tidak tahu sepak terjang ayahnya, Abby menoleh ke arah Marco yang sejak tadi berdiri di depan pintu. Marco yang paham dengan tatapan santuan langsung negatif tuannya dan menyerahkan sebuah kotak hitam kecil berisi flashdisk dari dalam jam saku bajunya.      

Tanpa bicara Abby kemudian melangkahkan kakinya menuju televisi besar yang ada di hadapan mereka, segera setelah flashdisk itu terpasang di televisi muncullah beberapa video yang membuat kedua anak Ruben Oliviera terbelalak. Mereka tak percaya melihat video itu, dalam rekaman video itu terlihat jelas sang ayah sedang memaksa dua orang gadis berusia dibawah umur menari striptis di hadapannya di sebuah bar. Ruben bahkan tak segan-segan mengeluarkan jam bukan ke tubuh kedua gadis malang itu jika mereka menolak menari, tawa Ruben Oliviera pun terdengar sangat jelas ketika melihat kedua garis itu merangkak di lantai dalam keadaan tanpa busana berusaha mendekatinya.      

Nelly langsung memejamkan kedua matanya saat melihat sang ayah mulai menyatukan tubuhnya pada salah tau gadis itu, begitu juga dengan Victor yang langsung menundukkan wajahnya saat mendengar tangisan gadis yang diperkosa oleh ayahnya itu.      

"Nelly itu bukan Daddy...Victor itu bukan Daddy, kalian percaya pada Daddy bukan? Itu adalah orang lain, Xander...pria ini sudah merekayasa video itu. Daddy tak mungkin melakukan hal serendah itu, kalian harus percaya. Daddy tak…"     

"Stop!!!"jerit seorang gadis dengan keras muncul dari arah belakang anak buah Abby tiba-tiba memotong perkataan Ruben.      

Semua orang yang ada di tempat itu termasuk Abby langsung menoleh mencoba mencari sang empunya suara, Abby hampir memekik saat melihat sosok Natalie Oliveira teman satu kelasnya dulu saat berkuliah di Italia sudah berdiri di hadapannya. Abby lupa kalau Natalie juga ada di Ottawa.      

"Jangan bicara lagi Daddy, jelas-jelas itu Daddy masih saja tak mau mengaku. Kami bukan anak kecil lagi yang bisa selalu dibohongi,"ucap Natalie Oliveira sang putri bungsu Ruben Oliviera dengan air mata yang sudah mengalir deras.     

"Nate... dengar sayang, Daddy bisa…"     

"Stop... stop... stop...aku benci pada Daddy, Daddy tidak hanya menghianati Mommy. Tapi Daddy juga menghianati kami bertiga, anak-anak Daddy yang selalu bangga dan percaya dengan semua ucapan Daddy,"imbuh Natalie kembali memotong perkataan Ruben Oliviera yang panik.      

Nelly Oliviera menyeka air mata yang mengalir dari kedua matanya. "Jadi ini alasan Daddy ingin menyingkirkan Xander? Apa karena Xander punya rahasia Daddy jadi Daddy ingin melenyapkannya begitu?"     

"Jawab Daddy, jawab!!"hardik Victor penuh emosi.      

Ruben Oliviera tak bisa berkata-kata, ia hanya bisa diam mendengar pertanyaan bergantian dari ketiga anaknya. Karena sangat kesal Ruben Oliviera langsung meraih pistol yang ia simpan tak jauh dari tempatnya duduk dan langsung diarahkan pada Abby, akan tetapi gerakannya kalah cepat dibanding anak buah Fernando yang sudah sangat terlatih itu. Beberapa diantara mereka langsung membentuk pagar betis untuk melindungi Abby saat dua orang lainnya menyergap Ruben dan membuat pria itu jatuh tersungkur di lantai dengan bibir yang sudah pecah mengeluarkan darah.      

Nelly, Victor dan Natalie pun hanya diam saat melihat kondisi ayahnya yang saat ini sudah tak berdaya, ketiganya masih sangat kecewa atas apa yang mereka baru ketahui. Anak buah Ruben yang lain pun hanya bisa diam dan tak membantu tuannya karena mereka juga sedang dalam bidikan senjata api di kepala masing-masing.     

Setelah merasa kondisi aman Abby lalu keluar dari perlindungan anak buah sang ayah, ia kembali mendekati Ruben yang sudah tengkurap di lantai dalam posisi yang tak berdaya. Abby tersenyum melihat kondisi Ruben yang mengenaskan itu.     

Abby kemudian mengalihkan pandangannya pada ketiga anak Ruben Oliviera yang menatapnya tanpa berkedip. "Kalian mungkin bingung tapi kalian bertiga harus tahu satu hal penting, sebenarnya aku sudah memberikan kesempatan berkali-kali pada ayah kalian untuk tidak menyentuh anak-anak di bawah umur yang berada di wilayah kekuasaanku. Akan tetapi ayah kalian ini selalu mengulangi kesalahan yang sama dan yang paling memuakkan adalah dia menyalahkan aku sebagai orang yang berusaha merusak kekuasaan keluarga kalian, padahal sejak 3 tahun yang lalu aku sudah memutuskan untuk meninggalkan dunia itu dan kembali kepada keluargaku. Aku tahu sampai detik ini ia terus saja mengeluarkan pernyataan bahwa aku dan anak buahku, masih berusaha menentangnya. Berusaha menghancurkan kekuasaan keluarga kalian, padahal kenyataan sebenarnya yang diinginkan oleh ayah kalian adalah hilangnya bukti-bukti kejahatannya dengan kematianku. Karena aku menyimpan semua bukti kejahatan yang dilakukan pria ini."      

"K-kau punya semua bukti kejahatan Daddyku?"tanya Natalie terbata.      

Abby tersenyum menatap Natalie. "Mungkin ini terlambat mengatakan ini, tapi aku senang bertemu denganmu lagi Nate. Kau sudah menjadi lebih dewasa sekarang dan jauh lebih cantik dari terakhir kali aku melihatmu."      

Mendapat pujian seperti itu dari pria yang sempat mencuri hatinya wajah Natalie memerah seketika, begitu juga dengan Nelly. Jantung Nelly bahkan kini berdetak lebih cepat, apalagi saat mengingat ciuman yang Abby berikan sebelumnya padanya tadi.      

"Katakan, bukti apa yang kau miliki?"Nelly ikut bicara menyela pembicaraan Abby dan Natalie.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.