You Are Mine, Viona : The Revenge

Mesir and Hot girl



Mesir and Hot girl

0Setelah sang ayah mengurus Ruben Oliviera dan semua anak buahnya akhirnya Abby terbang ke Mesir menyusul adiknya yang sudah berada di negara itu sejak beberapa hari yang lalu, selama berada dalam pesawat Abby terus memikirkan kondisi Natalie dan Nelly yang langsung berangkat ke Italia malam itu juga ayahnya mengurus Ruben Oliviera dan anak buahnya beserta Victor Oliveira yang ternyata berhasil kabur saat akan ditangkap bersama sang ayah.      
0

Berita penangkapan Ruben Olivera pun membuat organisasi yang dipimpin oleh Ruben hancur dan Travis yang berada di Italia saat itu langsung mengambil alih kepemimpinan, dengan mengatakan kalau ia adalah Xander sang pemimpin dari 666 yang selama ini menghilang. Awalnya Travis menolak mengaku sebagai Xander, namun karena Abby terus memaksa ditambah desakan dari anak buah Fernando akhirnya ia tak bisa menolak dan lakukan perintah sama tuan. Kini identitas Abby sebagai Xander pun sudah tidak ada karena sudah ada Travis yang menggantikannya, rencana Fernando sekali lagi pun berhasil. Kini tak akan ada lagi orang yang akan tahu masa lalu putranya di Sisilia, Italia. Yang akan mereka tahu Abraham Alexander Willan adalah salah seorang pewaris merawat bisnis Fernando Grey Willan.      

Bandar udara Internasional Kairo      

Pesawat jet yang Abby akhirnya tiba di Mesir dengan selamat, beberapa orang anak buahnya yang sudah menunggu langsung menyambutnya dengan hormat dan bergegas membawanya menuju hotel tempat dimana sang tuan muda kedua berada.      

"Dimana adikku?"tanya Abby pelan pada Loren, asisten Aaric.     

"Tuan muda ada di hotel, tadi pagi ia baru kembali dari lokasi proyek bersama Nona Zabina dan beberapa orang yang lain tuan, setelah selesai memantau pemasangan panel surya mereka kembali bekerja di hotel, Tuan,"jawab Loren dengan cepat.     

Abby melepas kacamata hitam yang menutupi kedua matanya. "Jadi sudah dimulai hari ini?     

"Iya Tuan, mereka sangat sibuk sejak tadi malam dan sampai pagi Tuan Aaric dan Nona Zabina belum makan sampai saat ini. Saya khawatir sekali, Tuan."     

Abby langsung menghentikan langkahnya seketika. "Belum makan? Bagaimana bisa?"     

"Tuan muda menolak, beliau mengatakan akan muntah jika perutnya diisi makanan terlebih dahulu saat bekerja Tuan." Loren menjawab pertanyaan Abby dengan suara bergetar.     

"Damn, si bodoh itu. Ya sudah sekarang kau pergi ke restoran favoritnya untuk membeli makanan, adikku yang bodoh itu tak boleh sakit. Aku tak mau menjadi bulan-bulanan Mommy,"sahut Abby kembali dengan cepat.      

"Siap Tuan."      

Abby pun mempercepat langkahnya menuju mobil untuk segera pergi menyusul sang adik ke hotel tempat Aaric menginap, sementara Loren dan anak buahnya yang lain bergegas menuju restoran junk food untuk memesankan makanan. Biasanya kalau Aaric tak memiliki selera makan, Abby akan memesankan beberapa junk food kesukaannya. Sepanjang perjalanan menuju hotel Abby terus terhubung dengan sang ayah yang masih berada di Ottawa, saat ini Fernando belum bisa ikut pergi bersama Abby ke mesir. Pasalnya ia harus menyelesaikan beberapa urusan yang mendesak termasuk menuntaskan masalah Ruben Olivera, karena Fernando mempunyai akses yang sangat besar di Italia akhirnya organisasi-organisasi yang mendukung Ruben Oliviera tak berkutik. Begitu tahu siapa orang yang sudah menghancurkan Ruben Oliviera mereka semua langsung mengibarkan bendera putih tanda menyerah dan langsung tunduk kepada Fernando, Fernando sedang membuat citra seorang Xander berkibar saat ini. Xander kw yang ia buat saat ini muncul kembali dan memimpin organisasi 666 yang membuat semua orang tunduk, apalagi Xander kw itu sudah memberikan pernyataan bahwa ia tunduk kepada Fernando sebagai pemimpin tertinggi di organisasi 666 dan hal itu sontak membuat semua orang tak ada yang berani bergerak membantu anak buah Ruben yang ditangkap. Organisasi pimpinan Ruben Oliviera benar-benar hancur tanpa sisa, bahkan rumahnya saat ini juga sudah diberi garis polisi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.     

Sonia Olivera pun keberadaannya tak diketahui saat ini, sang nyonya rumah itu sudah menghilang saat anak buah Fernando bergerak mengepung rumah Ruben. Fernando benar-benar menghancurkan Ruben sampai akar dan hal ini belum diketahui oleh Abby yang sedang disibukkan dengan urusan di Mesir, Fernando sengaja membuat Abby sibuk saat ia mulai turun tangan.      

Four Seasons Hotel Cairo at Nile Plaza     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 45 menit akhirnya mobil yang membawa Abby tiba di hotel tempat di mana Aaric menginap, kedatangan Abby langsung disambut oleh sang manager hotel yang sudah tahu akan kehadiran sang pangeran wilan lainnya di hotel itu.      

Kunjungan Abby ke Four Seasons Hotel Cairo at Nile Plaza sebenarnya bukan yang pertama karena itu ia sudah cukup akrab dengan sang manajer hotel yang kini sedang membawanya menuju ke kamar president suite, kamar sejenis yang ditinggali Aaric.      

"Silahkan Tuan Willan, semoga anda suka dengan kamar anda,"ucap sang manager hotel pada Abby dengan ramah.      

Abby tersenyum menatap kamarnya. "Sure, saya selalu senang berada di hotel ini. Apalagi pemandangan dari kamar ini benar-benar luar biasa, saya tidak pernah kecewa."     

"Saya benar-benar senang mendengarnya, baiklah kalau begitu saya permisi. Selamat beristirahat dan sekali lagi selamat datang kembali di Four Seasons Hotel Cairo at Nile Plaza."      

Abby menipiskan bibirnya merespon perkataan sang manager hotel yang akhirnya keluar dari kamarnya, Abby hanya meletakkan jasnya saja di ranjang besarnya sebelum akhirnya ia keluar dari kamarnya menuju kamar sang adik yang berada tak jauh dari kamarnya. Ia harus segera bergabung dengan adiknya untuk mencari tahu perkembangan mega proyek Endurance Corporation.      

"Selamat datang, Tuan." Sapa beberapa orang bodyguard yang sedang berjaga di depan kamar Aaric pada Abby.     

Abby menganggukkan kepalanya. "Adikku, apa dia ada di dalam?"     

"Iya Tuan, saat ini Tuan Aaric masih meeting bersama Nona Zabina."     

Abby tersenyum, ia kemudian masuk kedalam kamar sang adik setelah pintunya dibuka oleh dua orang bodyguard. Kedatangannya Abby langsung disambut Aaric, kebetulan Aaric sedang berdiri sehingga ia bisa melihat kalau kakaknya datang.      

"Bagaimana penerbanganmu, kak?"tanya Aaric pelan saat sudah melepas pelukannya dari Abby.      

"Lancar, tak ada masalah. Proyek kita bagaimana?"     

"Anda baru datang dan langsung bertanya tentang proyek, Tuan. Duduklah dulu, bergabung dengan kami nikmati minuman ini."      

Zabina Petrov tiba-tiba menyela perkataan Abby, gadis itu berjalan mendekati dua pangeran Willan yang sangat tampan itu dengan membawa botol wine dan dua gelas wine yang kosong.      

"Nona Petrov, senang bertemu anda kembali,"ucap Abby pelan sambil menerima gelas kosong dari Zabina.      

Zabina tersenyum, ia kemudian menyerahkan satu gelas lainnya pada Aaric. "Saya yang senang karena diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan dua pria tampan idaman semua wanita di Kanada seperti anda berdua."      

"Ini karena bisnis kita, nona. Jangan lupakan itu." Aaric langsung merespon perkataan Zabina dengan cepat, Aaric tak suka cara Zabina berbicara dengan Abby.      

Zabina terkekeh, ia kemudian menuangkan wine ke gelas Abby dan Aaric secara bergantian dan langsung melakukan toast dengan keduanya menggunakan botol wine yang masih ia pegang.      

"Demi keberhasilan bisnis kita,"ucap Zabina pelan sebelum akhirnya ia meminum wine langsung dari botolnya dihadapan Abby dan Aaric.      

Damn, gadis yang pemberani!      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.