You Are Mine, Viona : The Revenge

No Mercy



No Mercy

0Semua dokter muda yang berada di ruang meeting utama terkejut saat melihat sosok Fernando Grey Willan muncul dihadapan mereka, mereka tak menyangka pria super sibuk itu bisa muncul di rumah sakit Global Bros kembali disaat perusahaannya sedang terlibat sebuah proyek mega besar di Mesir. Langkah kaki Fernando saat menaiki panggung membuat semua dokter muda itu tegang, tak terkecuali Kate dan Denise.     
0

Denise yang takut identitasnya sebagai Willan di bongkar oleh sang daddy nampak menundukan wajahnya, berusaha menghindari kontak mata dengan sang daddy. Sementara Kate yang sudah pernah bertemu dengan Fernando sebelumnya tiga tahun yang lalu nampak was-was, ia takut Fernando akan mengenalinya. Kate tak mau rencana balas dendamnya hancur, ia harus berhasil membuat perhitungan dengan keluarga Willan. Karena itu saat ini ia sangat gelisah.     

Ketika Fernando sudah berhasil tiba di panggung terlihat beberapa dokter senior mengambil posisi masing-masing, berdiri di pinggiran panggung dengan sikap sempurna. Di antara barisan para dokter itu terlihat profesor William, profesor Frank dan profesor Dexter dibarisan paling depan sebagai para dokter senior. Menyadari lengkapnya formasi para petinggi rumah sakit Global Bros membuat para dokter muda yang berada di ruangan itu semakin gugup, bahkan Gloria yang selama ini sangat arogan terlihat sangat gugup. Melihat para petinggi rumah sakit Global Bros membuatnya hampir berteriak, apalagi saat melihat sang pemilik rumah sakit Fernando Grey Willan yang masih sangat tampan meski usianya sudah tak muda lagi.     

"Selamat siang semuanya, aku adalah orang yang tak bisa basa-basi. Sebenarnya aku paling benci basa-basi karena jujur itu membuatku muak, karena itu aku akan bicara langsung ke inti. Aku yakin kalian sudah tahu siapa aku, jadi aku tak perlu melakukan sesi perkenalan yang menyebalkan itu. Sebagai dokter aku yakin kalian pasti memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi, kenapa aku bisa bicara seperti itu? Karena istri tercintaku adalah dokter bedah paling hebat yang aku kenal lebih dari 25 tahun yang lalu, kemudian adik kandungku juga seorang dokter begitu pula dengan istrinya. Jadi aku tahu sekali dengan hal-hal semacam itu, karena itu sangat shock dan kecewa saat melihat kalian para dokter muda yang merupakan generasi baru para tenaga medis yang akan menjadi tumpuan masyarakat dimasa depan melakukan hal yang sangat rendah dan memalukan. Sungguh aku sangat kecewa sekali pada kalian semua, kalian yang sudah melakukan tindakan rendahan,"ucap Fernano panjang lebar, suaranya terdengar sangat lantang saat ini dan menggema di dalam ruangan kedap suara itu.     

Mendengar perkataan Fernando para dokter muda yang sedang itu langsung saling pandang satu sama lain, tak terkecuali Denise dan Kate yang juga terlihat bingung seperti teman-temannya yang lain. Mereka tak mengerti kemana arah pembicaraan Fernando.     

Dari panggung Fernando tersenyum melihat para dokter itu bingung, ia kemudian menoleh ke arah seorang operator yang sudah bersiap di posisinya. Sebuah anggukan kecil terlihat dari operator itu sebelum akhirnya seluruh lampu di ruangan itu dimatikan beberapa detik sebelum akhirnya sebuah lampu dari proyektor menyala dan menyorot ke arah belakang Fernando, semua orang yang ada di ruangan itu memekik kaget saat melihat apa yang muncul di layar besar yang berada di belakang Fernando.     

Saat ini dilayar besar yang ada di belakang Fernando sedang menampilkan percakapan para dokter muda di sebuah grub chat yang membully Kate, bukan hanya menghina mereka bahkan terang-terangan memuat 'meme' dari wajah Kate yang memiliki luka. Semua dokter yang terlibat dalam percakapan itu nampak sangat terkejut dan tak bisa berkata-kata karena nama mereka terpampang nyata dalam layar proyektor saat ini, Denise dan Kate sendiri yang menjadi bahkan perundungan teman-temannya tak percaya kalau saat ini Fernando melakukan semua ini untuk membelanya. Pria yang sangat ia benci, kakek dari bayi yang sempat hidup dalam rahimnya membelanya. Oh Tuhan.     

Denise pun akhirnya sadar apa yang membuat mereka dikumpulkan diruangan meeting itu, perlahan Denise menepuk pundak Kate dengan lembut. "Akhirnya hari keadilan untukmu tiba, Kate."     

Kate menoleh ke arah Denise dengan mata berkaca-kaca. "A-aku tak percaya hal ini terjadi, Denise."     

Denise tersenyum. "Rumah sakit ini dipimpin oleh orang-orang baik, jadi sudah pasti apa yang menimpamu tak akan dibiarkan begitu saja."     

"Tapi aku..."     

"Dokter Katerine Ivanov, silahkan naik."     

Suara lantang Fernando membuat perkataan Kate terhenti, seketika tubuhnya bergetar saat namanya disebut oleh Fernando.     

Denise terkekeh, ia kemudian menyentuh tangan Kate dengan lembut. Menyadarkan Kate dari keterkejutannya. "Pergilah Kate, kau dipanggil."     

"Tapi aku takut,"jawab Kate jujur, ia belum siap bertemu Fernando saat ini karena ia belum ada dalam posisi yang ia inginkan. Apalagi saat ini ia masih menggunakan luka palsu diwajahnya, ia takut Fernando semakin tak suka padanya.     

"Kate...cepatlah, jangan buat pria itu marah. Kau tahu siapa dia, kan?"     

Kate menganggukkan kepalanya perlahan, perlahan Kate bangun dari kursinya dan mulai berjalan menuju panggung dengan takut-takut. Kepalanya tertunduk meskipun saat ini semua lampu di ruangan itu sudah dinyalakan kembali.     

Fernando tersenyum saat melihat Kate, senyumnya pun semakin lebar saat melihat ke arah Denise yang sedang melakukan kiss bye padanya. Dasar anak manja.     

"Kemarilah, berdiri disampingku,"ucap Fernando pelan, meminta Kate mendekat ke arahnya.     

Dengan takut Kate menggeser langkahnya kembali tepat disamping Fernando.     

"Katerine Ivanov sama seperti kalian, dia adalah dokter muda yang berbakat sama seperti kalian. Lalu karena ia memiliki sedikit kekurangan apa kalian diperbolehkan untuk menjadikannya bahan lelucon seperti tadi? Bagaimana kalau keadaannya dibalik? Bagaimana kalau kalian yang ada di posisinya? Apa yang kalian rasakan, selama puluhan tahun aku memimpin rumah sakit baru kali ini hal serendah ini terjadi. Sungguh aku sangat kecewa pada kalian semua, para dokter muda yang luar biasa. Kalau pada teman kalian saja kalian bisa melakukan hal semacam ini bagaimana perlakuan kalian nanti pada pasien, hah?"     

Suara Fernando lantang terdengar meskipun saat ini ia tak berbicara menggunakan mikrophone, kedua matanya merah menahan emosi.     

"Aku benar-benar tak bisa mentolerir hal semacam ini, tak perduli kalian semua berasal dari kampus mana, tak perduli latar belakang keluarga kalian semua dokter yang terlibat dalam percakapan ini akan diberhentikan mulai saat ini juga!!!"     

Deg     

Jantung Kate berpacu sangat cepat mendengar perkataan Fernando, ia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri saat ini karena heningnya keadaan di dalam ruangan meeting itu. Semua dokter yang terlibat dalam percakapan itu nampak sangat lemas saat dipecat oleh Fernando dihadapan semua orang yang hadir, bahkan dari panggung saat ini Kate bisa melihat betapa pucatnya wajah semua teman-teman yang selama ini menghinanya.     

"Karena kalian semua sudah dipecat silahkan pergi, jangan sampai aku..."     

"Tunggu." Dengan berani Kate memotong perkataan Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.