You Are Mine, Viona : The Revenge

Honey moon



Honey moon

0Rencana Zabina untuk mendekati Aaric gagal, pasalnya pengantin baru itu langsung bertolak menuju helipad begitu pesta usai untuk pergi ke tempat bulan madu mereka yang masih dirahasiakan. Kini Zabina pun hanya bisa berdiri di tempatnya menatap helikopter yang membawa Aaric dan Kate pergi menjauh dari pulau.      
0

Wajah Zabina memerah meredam amarah yang sudah membuncah, ia tak bisa berlama-lama di pulau karena jika ia tak segera kembali bersama rombongan lainnya maka ia akan mendapatkan masalah. Karena itu Zabina memutuskan untuk segera menyusul para tamu lainnya naik ke sebuah kapal pesiar yang akan membawa mereka ke pulau utama.      

Saat Zabina berjalan menuju kapal ia tak sengaja melihat Fernando yang sedang bersama Viona.      

"Tidak, kalian tidak akan bisa bahagia tanpa izin dariku. Lihat saja nanti, akan kehancuran rumah tangga anakmu,"ucap Zabina penuh amarah, kedua matanya berkilat saat menatap Fernando yang sedang tersenyum.      

Karena kapal akan segera berangkat Zabina pun memutuskan untuk segera masuk kedalam kapal, bergabung dengan tamu yang lain. Sebenarnya di tempat pesta disediakan kamar bagi tamu yang ingin menginap, tapi karena jumlah kamarnya terbatas akhirnya banyak yang memutuskan kembali.      

Fernando dan Viona melambaikan tangannya ke arah para tamu yang akan segera meninggalkan pulau.      

"Terima kasih untuk malam ini, babe,"ucap Viona pelan pada saat kapal yang membawa para tamu sudah mulai berjalan.     

Fernando tersenyum dan melingkarkan tangannya ke pinggang sang istri. "Sudah tugasku sebagai ayah melakukan ini, bukan?"     

Viona melepaskan pelukan Fernando dari pinggangnya dan memutar tubuhnya untuk menghadap Fernando. "Yes, tapi yang kau lakukan ini sangat luar biasa dan aku sangat bahagia. Aaric dan istrinya pasti akan mengingat pesta ini sepanjang usia mereka, sama sepertiku yang masih mengingat pesta pernikahan kita dulu."     

"Benarkah? Bagaimana kalau kita menikah lagi?"tanya Fernando dengan mata berbinar.     

Viona terkekeh. "Jangan buang-buang uang, lagipula momennya juga sudah lewat."     

"Apa maksudmu dengan momennya sudah lewat?"     

"Pernikahan perak kita sudah lewat, kalau kau ingin melakukan ulang tahun pernikahan mungkin kita bisa melakukannya pada saat usia perbuatannya kita sudah masuk ke 50 tahun,"jawab Viona lembut.     

"Tidak, ulang tahun pernikahan bisa dilakukan setiap 5 tahun sekali. Dan aku ingin melakukannya nanti tahun depan, pada usia pernikahan kita yang ke 30,"ucap Fernando berapi-api.      

Viona tersenyum. "Ok ok, aku akan mengikuti apapun yang kau inginkan. Ya sudah ayo kita masuk ke kamar, malam sudah semakin dingin."     

Melihat Viona tersenyum kemarahan Fernando hilang seketika, Viona benar-benar pintar sekali membuatnya luluh. Dengan senyum mengembang Fernando kemudian membimbing Viona berjalan masuk ke kamar di salah satu villa pribadi mereka.      

Bandar Udara Internasional Vancouver     

Helikopter yang membawa Aaric dan Kate akhirnya tiba di bandara, saat keduanya turun dari helikopter sudah ada puluhan pria berpakaian rapi yang berjajar rapi menyambut pengantin baru itu.     

"Siapa mereka?"tanya Kate lirih.     

Aaric tersenyum. "Para kru pesawat jet."     

"Pesawat jet?" Kate mengulangi perkataan suaminya.      

"Iya, kita akan pergi ke Bali, Indonesia."     

Kate mengangkat satu alisnya. "Bali?"     

"Yes, jangan bilang kau belum pernah mendengar nama pulau itu?"     

"Mendengar sudah, tapi aku belum pernah ke tempat itu,"jawab Kate jujur.     

"Baguslah, jadi ini adalah pengalaman pertamamu. Aku senang sekali selalu menjadi yang pertama untukmu,"bisik Aaric pelan di belakang telinga sang istri.     

Seluruh bulu di tubuh Kate meremang karena hawa panas yang keluar dari mulut Aaric. "Jangan disini, Aaric,"ucap Kate serak.     

Aaric terkekeh. "Aku tahu, ya sudah ayo kita naik ke pesawat. Aku sudah lelah dan ingin menyegarkan tubuhku."     

Kate menganggukkan kepalanya dan berjalan dibelakang Aaric menuju pesawat jet yang sudah siap mengantar mereka ke Bali, Indonesia. Bali adalah salah satu pulau favorit para pesohor dunia untuk berbulan madu, karena itu Aaric ingin membawa Kate ke pulau itu. Selain karena menjadi tujuan wisata favorit, keindahan pulau Bali jugalah yang membuat Aaric ingin mendatangi pulau yang dijuluki sebagai pulau Dewata itu.      

Sebenarnya ini bukan kali pertama untuk Kate naik pesawat jet bersama Aaric, dulu saat mereka masih tinggal di Korea Kate sudah sering menemani Aaric bepergian menggunakan pesawat jet. Namun tetap saja Kate terpukau dengan pesawat jet yang ada di hadapannya.      

"Jangan heran, suamimu seorang Willan, Kate,"ucap Aaric pelan membuyarkan lamunan Kate yang sedang menatap pesawat jet yang ada dihadapannya.     

"Akhh kau ini mengganggu saja!"sahut Kate kesal dan memutuskan untuk naik ke pesawat seorang diri tanpa menunggu Aaric.     

Aaric terkekeh geli melihat tingkah sang istri, karena tak mau menunggu waktu lama Aaric pun menyusul Kate naik ke pesawat disusul Loren dan Bruce yang selalu ikut kemanapun ia pergi bersama lima orang bodyguard lainnya. Setelah Aaric dan anak buahnya masuk ke dalam pesawat, sekitar 8 orang kru yang berbaris kemudian menyusul di belakang. Tak lama kemudian pintu pesawat pun tertutup dan bersiap untuk terbang ke Bali, Indonesia.      

Aaric sudah mendapatkan cuti untuk berbulan madu selama 2 minggu dari perusahaan, meskipun ia adalah anak sama milik perusahaan namun Aaric tetaplah melakukan kewajiban kewajibannya sebagai karyawan seperti yang lain. Karena itulah ia juga mendapatkan cuti pasca menikah.      

"Lama penerbangan kita menuju Bali adalah satu hari sepuluh jam dan kita akan transit sebanyak 2 kali, untuk itu marilah kita berdoa terlebih dahulu semoga kita semua diberi kelancaran sampai ke tempat tujuan,"ucap Pedro sampai lot pribadi Aaric yang tengah berdiri di hadapan Aaric dan Kate yang sudah memasang sabuk pengaman mereka masing-masing.      

Setelah selesai berdoa Pedro kemudian menyalami Aaric dan Kate bersama co-pilotnya Jefrey, sebelum akhirnya pergi ke ruangan pilot untuk segera menerbangkan pesawat.      

Tak lama kemudian pesawat pun mulai mengudara dengan lancar tanpa hambatan, sekitar sepuluh menit terbang Aaric melepas sabuk pengamannya dan mendekati Kate yang sedang melihat pemandangan Vancouver dari udara.      

"Ayo mandi, sepertinya kau harus membersihkan makeup diwajahmu,"ucap Aaric pelan mengagetkan Kate.      

"Kau ini, kenapa selalu bicara vulgar seperti itu? Jaga ucapanmu, Aaric!"     

Aaric terkekeh dan membantu Kate membuka sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. "Tak ada yang salah, lagipula aku berbicara dengan istriku sendiri yang sedang aku ajak pergi berbulan madu."     

Kate pun memilih untuk diam tak menjawab perkataan Aaric, Kate sadar kalau apapun yang ia ucapkan pasti kalah dengan argumen yang akan Aaric lontarkan. Karena itu ia lebih memilih untuk diam dan mematuhi apapun yang Aaric inginkan, termasuk saat ini ketika Aaric memintanya untuk membersihkan make up nya di kamar mandi.      

Perjalanan menuju Bali sangat lama dan mereka mempunyai kamar yang nyaman di pesawat, yang mana hal itu pasti akan disia-siakan oleh Aaric yang sudah sangat menginginkan Kate. Wanita yang sudah mencuri hatinya sejak bertahun-tahun yang lalu lalu ketika ia masih berada di Korea.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.