You Are Mine, Viona : The Revenge

Hadiah untuk pengantin baru



Hadiah untuk pengantin baru

0Zabina masih menikmati liburan singkatnya di apartemen mewahnya di Toronto sebelum kembali ke Ottawa, Zabina sedang menyusun rencana untuk menyambut kepulangan Aaric dari bulan madu.      
0

"Sabar, tinggal lima hari lagi mereka kembali. Saat Aaric pulang kau bisa datang padanya dan menuntut pertanggungjawabannya, Elsa." Zabina bicara didepan kaca dengan menyebutkan nama yang sudah lama tak digunakan.      

Setelah wajahnya berubah total, Elsa juga mengganti identitasnya. Sehingga tak ada yang tahu kalau dirinya adalah Elsa Wesley, orang yang pernah ditugaskan untuk membunuh keluarga Willan oleh Adam Collins.      

Dengan melepas sheet mask yang terpasang di wajahnya, Zabina menatap wajah cantiknya di depan kaca.     

"Semangat, Zabina. Kau harus mendapatkan hakmu, bukan wanita itu yang pantas mendampingi Aaric. Yang pantas mendampinginya adalah dirimu, kau sudah memberikan kesucianmu kepadanya, jadi dia harus bertanggung jawab atas mu dengan menjadikanmu istrinya."     

Setelah berkata seperti itu akhirnya kemudian tertawa terbahak-bahak, ia tak sabar menunggu saat-saat itu tiba. Lima hari lagi memang masih cukup lama, tapi Zabina bisa menunggu dengan sabar. Lima hari adalah waktu yang singkat untuknya setelah apa yang ia lakukan selama ini, menunggu waktu yang tepat untuk kembali pada Aaric dengan mengatakan identitas sebenarnya.      

****     

Bali, Indonesia.     

Selama tiga hari pertama berada di Bali Aaric memang tak melepaskan Kate dari pelukannya, namun beberapa hari terakhir ini mereka mengeksplor banyak tempat indah di Bali bersama dua tour guide yang sangat profesional.      

Sehingga hampir tak ada satupun tempat indah di Bali yang terlewat untuk dikunjungi.      

"Indah sekali, sepertinya aku akan betah jika tinggal di pulau ini, Aaric,"ucap Kate pelan saat menikmati buah kelapa dipinggir pantai.      

Aaric tersenyum. "Kalau kau mau aku bisa membeli salah satu villa di pulau ini."     

"Tidak, tidak usah. Lagipula tadi hanya lelucon saja, jangan dianggap serius,"sahut Kate dengan cepat, ia tak mau membuat masalah dengan ayah mertuanya yang pasti tidak akan setuju jika Aaric tinggal di Bali bersamanya.      

"Kenapa memangnya? Berubah pikiran?"     

Kate mengunyah daging kelapa muda yang sudah di kerok. "Aku hanya asal bicara saja tadi, hanya sebuah ucapan spontan yang aku keluarkan saat mengagumi keindahan pulau ini. Sungguh Bali luar biasa sekali, tak heran jika nama pulau ini adalah pulau Dewata. Benar-benar seperti pulau yang dibuat para dewa untuk kita manusia."     

"Tempat seindah ini akan kurang lengkap jika tak ada dirimu, Kate."     

Ucapan Aaric sontak membuat Kate yang akan membuka lebar mulutnya untuk mengunyah daging kelapa muda mematung, melihat hal itu Aaric terkekeh geli dan langsung memakan daging kelapa muda yang ada di sendok Kate.      

"Manis, tapi tak semanis dirimu."      

Sial, lagi-lagi Aaric mengeluarkan jurus andalannya yang membuat Kate semakin salah tingkah.      

Kalau sebelumnya Kate mematung saat membuka lebar mulutnya, kini Kate hampir tersedak saat minum air kelapa mudanya. Aaric benar-benar menyebalkan.      

Karena suasana sudah tak nyaman Kate langsung bangun dari tikar tempatnya duduk dan kembali berjalan ke arah pantai yang sudah disterilkan dari pengunjung yang lain itu, sehingga saat ini hanya ada pasangan pengantin baru itu dan anak buahnya saja beserta dua orang tour guide saja yang berada disekitar pantai.      

"Kalian jaga tempat ini, jangan sampai kelapa-kelapa ini kotor karena pasir. Aku mau menyusul istriku terlebih dahulu,"ucap Aaric pelan berpesan pada Loren dan Bruce yang berada di samping.     

"Siap Tuan."      

Aaric tersenyum dan melepaskan kemeja yang melekat di tubuhnya untuk bergabung bersama Kate yang sedang menikmati air laut, begitu Aaric datang suara teriakan Kate terdengar jelas karena Aaric tiba-tiba menggendongnya dan tempatnya ke gulungan ombak kecil yang datang.      

Melihat sang tuan bermesraan dengan istrinya membuat rencana jahil Bruce muncul, perlahan Bruce menyenggol Loren yang sedang mengunyah sate lilit yang ada diatas piring.      

"Jangan menggangguku, tadi kau bilang tak mau makanan ini! Jadi sekarang jangan menggangguku yang sedang menikmati makanan ini,"ucap Loren ketus dengan mulut penuh makanan.     

Bruce terkekeh. "Tenang, aku tak berniat untuk merebut makananmu. Aku tak akan meminta, lagipula makananku juga masih banyak. Aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu."     

Loren langsung menoleh ke arah Bruce. "Bertanya apa?"     

"Kau tak iri melihat kemesraan Tuan dan istrinya?"tanya Bruce pelan setengah berbisik.     

"Tidak, aku belum mau menikah. Menikah hanya akan membuatku sakit kepala, aku belum mau berkomitmen dengan seorang wanita yang akan mengaturku seumur hidup. Aku masih senang hidup sendiri, bebas melakukan apa saja yang aku mau dan ikut kemana saja Tuan pergi seperti saat ini. Coba bayangkan sendiri seandainya kita sudah menikah, aku yakin istri-istri kita pasti tidak akan membiarkan kita ikut pergi Tuan berminggu-minggu seperti saat ini,"jawab Loren panjang lebar. "Lagipula usiaku masih muda, kau yang lebih tua dariku. Kau saja dulu yang menikah, Bruce."     

"Shit, umur kita hanya berbeda enam bulan saja. Jangan berlagak sok muda dihadapanku,"sahut Bruce kesal, niatnya menggoda Loren ternyata menjadi bumerang untuk nya sendiri.      

Loren terkekeh geli melihat Bruce marah-marah. "Sudah jangan berisik, lebih baik kau makan ini. Demi Tuhan, ini adalah makanan paling enak yang aku coba."     

Bruce menoleh dan menatap tajam makanan yang sedang disuapkan Loren kepadanya. "Apa ini? Bentuknya aneh!"     

"Sebentar aku lupa, aku tanya terlebih dahulu kepada dua tour guide supaya tidak salah."     

Setelah berkata seperti itu Loren kemudian bertanya kepada dua terkait yang sedang duduk tak jauh dari tempat mereka berada saat ini, dengan sabar kedua warga Bali itu menjelaskan satu-persatu nama makanan yang ada dihadapan Loren dan Bruce.     

"Oh iya tempe, ini tempe mendo what?"     

"Tempe mendoan, Mr." Sang tour guide membenarkan ucapan Loren untuk menyebut nama makanan yang sedang ada ditangannya.     

Bruce menoleh ke arah sang tour guide. "Kenapa makanan-makanan ini sulit sekali disebut namanya?"     

Wanita Bali dengan rambut disanggul itu tersenyum ramah. "Karena ini adalah makanan tradisional negara kami, Mr. Makanan sehari-hari warga lokal yang kami perkenalkan kepada pengunjung pulau ini, supaya anda semua bisa merasakan kenikmatan makanan yang kami buat dengan penuh cinta ini."     

"Dibuat penuh cinta?"celetuk Loren ikut bicara.      

"Betul Mr., dalam pembuatan tempe dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan panjang prosesnya. Karena itu makanan ini kami sebut makanan penuh cinta,"jawab tour guide itu kembali.      

Bruce yang tak percaya dengan perkataan tour guide yang sedang berdiri di hadapannya itu kemudian mengambil potongan tempe mendoan yang berada di depan Loren, tanpa menunggu lama ia langsung memasukkan potongan tempe mendoan itu ke dalam mulutnya dan damn. Kedua matanya terbuka lebar saat mengunyah tempe mendoan yang berada dalam mulutnya.      

"Jesus, makanan dari surga apa ini? Enak sekali, demi Tuhan ini enak!!"pekik Bruce dengan keras.      

Loren dan kedua tour guide yang berada di samping Bruce pun tertawa secara bersamaan, sama seperti Aaric yang sedang bermain-main dengan bahagianya bersama Kate di dalam air yang jernih tanpa mengetahui kalau saat ini wanita dari masa lalunya sedang menyiapkan kejutan besar untuknya dan Kate.      

 Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.