You Are Mine, Viona : The Revenge

Foto di Las Vegas



Foto di Las Vegas

0Selama berada dikantor pikiran Abby terus tertuju pada Natalie, saat ini Natalie sedang menemani ibunya berbelanja di mall untuk memberikan sedikit sentuhan dikamar Aaric dan Kate. Abby mungkin saja bisa melarang ibunya membawa Natalie tadi, tapi ketika sudah berhadapan dengan sang ayah yang sangat mencintai ibunya Abby tak punya kuasa. Alhasil dengan sangat terpaksa Abby membiarkan Natalie pergi bersama sang ibu.     
0

"Brengsek, ini gara-gara Denise. Dia yang sudah menculik Natalie kemarin seharian,"umpat Abby kesal mengutuk Denise.     

Tak menyentuh Natalie selama lebih dari satu minggu membuat Abby hampir gila, seluruh tubuhnya bahkan terasa sangat sakit saat ini karena tak menyalurkan hasratnya. Rasanya benar-benar sangat tersiksa sekali.     

Saat Abby sedang membayangkan wajah cantik Natalie yang memerah saat berada dibawah tubuhnya tiba-tiba pintu ruangannya dibuka dari luar secara tiba-tiba tanpa permisi sehingga membuat Abby terkejut, beruntung tangannya tak sedang menyentuh benda keras yang sudah menyesakkan celananya itu.     

"Maaf Mr. Willan, maafkan saya jika saya membuat anda terkejut." Suara Zabina terdengar penuh sesal saat bicara.     

Abby yang sudah menoleh ke arah Zabina nampak tersenyum meski dipaksakan. "Tidak Nona Petrov, saya tidak apa-apa."     

"Apakah saya mengganggu anda?"     

Abby menggeleng. "Tidak, silahkan duduk Nona Petrov." Abby mempersilahkan Zabina duduk.     

Zabina yang saat ini sudah memakai pakaian ketat yang membentuk tubuh indahnya perlahan duduk di kursi yang ada dihadapan Abby, sejak kembali dari Toronto Zabina memutuskan mengganti penampilannya menjadi lebih seksi. Hal itu ia lakukan tentu saja untuk mendapatkan perhatian Aaric, pria yang sudah mendapatkan kesuciannya sembilan tahun yang lalu di Paris.     

  "Saya datang karena mewakili kakak saya, Vladimir untuk membahas proyek kita di Mesir,"ucap Zabina pelen sembari meletakkan laptopnya diatas meja.     

"Vladimir, akh iya. Kenapa kalian tak datang pada pernikahan Aaric kemarin? Bukankah aku sudah mengirimkan undangan pada kalian berdua, Nona Petrov?"     

Zabina tersenyum. "Kami tak bisa datang karena ada urusan keluarga yang tak mungkin ditinggalkan di Ukraina, jadi mohon maaf jika kami tak bisa menyaksikan kebahagian Tuan Aaric dan istrinya,"jawab Zabina berbohong, karena pada kenyataannya ia menjadi tamu tak diundang pada saat resepsi berlangsung di villa pribadi keluarga Willan yang ada di kepulauan Gulf.     

"Apa Vladimir sakit lagi?"tanya Abby khawatir.     

"Tidak, kakakku justru sedang berbahagia."     

Abby menaikkan satu alisnya. "Maksudmu?"     

"Kakak baru saja bertunangan dengan kekasihnya Daria Kenova,"jawab Zabina tersenyum.     

"Wah...itu berita yang sangat membahagiakan, benar-benar luar biasa. Kenapa kalian tak memberitahu kami kabar bahagia ini, Nona Petrov?"     

"Hanya acara pertunangan sederhana antar dua keluarga saja, bukan sebuah pesta mewah,"ucap Zabina merendah, mencoba tetep menjaga image baiknya didepan Abby.     

Abby menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan bicara seperti itu, kau dan Vladimir sudah menjadi rekan kerja Endurance Corporation dalam waktu yang lama jadi hubungan kita sudah lebih dari rekan kerja. Jadi untuk kedepannya aku harap kau tak perlu sungkan lagi."     

Ya kau benar, hubungan kita sudah lebih dari rekan kerja. Zabina membatin.     

"Ya sudah kalau begitu kita mulai saja meeting kita, jangan bahas masalah itu lagi. Banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan secepatnya, Tuan Willan,"ucap Zabina lembut seperti biasa.     

Abby menganggukkan kepalanya, ia kemudian memperbaiki posisi duduknya dan mulai fokus pada pekerjaannya. Sesekali Zabina melirik, mencuri pandang pada Abby yang sangat mirip dengan Aaric. Akan sulit bagi orang awam membedakan mereka karena terlalu miripnya wajah mereka, namun karena Zabina sudah mengenal Abby dan Aaric cukup lama dengan mudah ia membedakan keduanya. Apalagi Zabina sudah mengenal setiap inci tubuh Aaric, tentu saja ia mudah membedakan mana Abby dan Aaric.     

Selama Abby meeting dengan Zabina pikirannya pada Natalie pun hilang, mega proyek di Mesir sudah berjalan dengan baik. Semua panel surya yang mereka pasang sudah berfungsi dengan baik dan bisa menghasilkan tenaga listrik yang berlimpah, proyek mobil tenaga matahari mereka pun akan segera di mulai. Dan Abby sudah tidak sabar menanti hal itu, salah satu mimpi masa kecilnya akan segera terwujud dan yang lebih membahagiakan adalah ia ikut andil dalam proyek mobil tenaga surya itu. Abby benar-benar sudah tidak sabar menunggu semua mega proyek itu dimulai.     

The Shops At Crystals at CityCenter, Las Vegas, USA.     

Natalie benar-benar tak bisa berkata-kata saat tempat berbelanja sang ibu mertua ternyata disalah satu mall terbaik di Las Vegas, The Shops At Crystals at CityCenter adalah pusat perbelanjaan kelas atas di kompleks CityCenter di Las Vegas Strip di Paradise, Nevada. Mal seluas 262.354 kaki persegi berisi pengecer kelas atas, restoran gourmet, galeri seni, kantor insidental, dan area pendukung. Sehingga tak heran jika yang datang ke tempat itu memiliki kebanggan tersendiri, entah sejak kapan Viona menyukai barang-barang mewah. Yang jelas statusnya sebagai nyonya Willan membuat Viona memiliki selera fashion yang baik dan luar biasa.     

"Mom, apa nanti Xander tak akan marah?"tanya Natalie khawatir saat melihat jam bvlgari keluaran terbaru yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.     

Viona yang sedang melihat-lihat perhiasan menoleh dan tersenyum pada calon menantunya. "Abby tak akan mungkin berani marah padamu."     

Natalie mengerucutkan bibirnya. "Tapi tadi pagi dia.."     

"Itu berbeda sayang, tadi malam kau pergi bersama Denise dan hari ini kau pergi bersama Mommy. Percayalah si anak posesif itu tak akan berani memarahimu, ada Mommy dan Daddy yang akan menjadi pelingdungmu, sayang."     

Serr...     

Dada Natalie terasa sejuk mendengar perkataan Viona, sungguh ia merasa sangat tenang saat ini. Berbeda dengan beberapa saat yang lalu dimana ia sangat gelisah dan berkali-kali melihat jam ditangannya.     

"Aku percaya pada Mommy,"ucap Natalie lembut.     

Viona tersenyum. "Nah itu baru Mrs. Willan, kau harus membiasakan dirimu mulai saat ini, Nak. Kau dan Kate harus akur dan saling menjaga dimasa depan, Abby dan Aaric hanya dua bersaudara. Seandainya Mommy dan Daddy tidak ada maka kalian berdualah yang akan menjadi sandaran kedua anak nakal itu."     

"Mom, please. Jangan bicara seperti itu. Mommy dan Daddy akan panjang umur, jadi tolong jangan membicarakan hal itu lagi. sungguh aku tidak mau mendengarnya." Natalie langsung memeluk Viona dengan erat, kehilangan ibunya dua tahun lalu membuat Natalie tak mau kehilangan Viona.     

Viona membelai punggung Natalie dengan lembut, senyumnya mengembang saat Natalie bicara seperti itu. Setelah cukup lama perlahan Viona melepaskan pelukan Natalie ditubuhnya dan memberikan kecupan di kening dan pipi gadis Italia yang cantik itu dengan penuh kasih.     

"Abby beruntung mendapatkanmu, bersabarlah menghadapinya. Perjalanan kalian masih panjang, menikah bukanlah sebuah akhir dari hubungan kalian. Menikah adalah awal dari perjalanan hidup kalian yang baru."     

Natalie mengangguk pelan. "Iya Mom, aku mengerti."     

Viona tersenyum. "Ya sudah ayo kita berbelanja lagi, kau harus memberikan masukkan pada Mommy. Mommy tidak tahu selera anak muda jaman sekarang."     

Natalie yang sudah sangat menyukai Viona kembali memeluknya dengan erat sebelum akhirnya kembali memilih-milih perhiasan berlian seharga jutaan dollar itu, tanpa Natalie sadari dari balik dinding terlihat dua orang pria yang baru saja mengambil fotonya. Keduanya tersenyum dingin menatap Natalie yang bersama dengan istri penguasaha nomor satu Kanada itu.     

Bersambung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.