You Are Mine, Viona : The Revenge

After Honeymoon



After Honeymoon

0Setelah semalaman tidak bisa tidur karena memikirkan Abby akhirnya Natalie bisa tersenyum lega saat pesawat yang membawanya dari Las Vegas mendarat dengan aman di Kanada, Viona yang menyadari kegelisahan calon menantunya pun memilih untuk pulang lebih pagi dari jadwal yang sebelumnya sudah disetujui Fernando. Viona tak tega melihat Natalie yang tak bisa tidur dengan nyenyak.     
0

"Aaric dan istrinya akan mendarat satu jam lagi."     

Natalie yang sedang menikmati kopi hampir tersedak. "Benarkan, Mom?"     

"Iya, apa perlu kita menunggu mereka dan pulang ke Ottawa bersama-sama?"     

Wajah Natalie langsung berubah pucat, terlihat sekali kalau tidak suka dengan gagasan yang baru diucapkan sang calon mertuanya. Pikirannya seketika tertuju pada Abby, bayangan Abby yang sedang marah-marah pun muncul di kepalanya. Beruntung kopi yang sebelumnya ia minum sudah ia letakkan di tempatnya, karena jika tidak mungkin saat ini kopi panas itu akan mengenai tangannya yang sudah gemetar karena takut akan kemarahan Abby.     

Melihat wajah Natalie yang sepucat kertas membuat Viona terkekeh geli. "Mommy hanya bergurau sayang, kau tak perlu ambil pusing. Lagipula Daddymu pasti tak akan suka jika kita pulang terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan."     

"Apakah Daddy orang yang sangat disiplin, Mom?"     

"Bukan hanya sangat disiplin, Daddymu dulu adalah pangeran es yang tak tersentuh nan keras kepala. Tiap kata yang terucap dari bibirnya adalah perintah yang tak bisa dibantah,"jawab Viona lembut sambil tersenyum.     

Seketika tubuh Natalie begidik, membayangkan ucapan sang ibu mertua saja sudah membuatnya ngeri. Satu-satunya orang yang membuat Natalie takut sejak pertama kali bertemu adalah Fernando, tatapan mata Fernando yang tajam dan dingin dua tahun yang lalu saat ia melihatnya pertama kali sangat membekas dalam ingatan Natalie. Fernando benar-benar sosok tiran yang mengerikan.     

"Tapi itu dulu, Daddymu seperti itu karena masa kecilnya yang tak bahagia. Jadi dia menjadi pria yang mengerikan, setelah dua tahun pernikahan kami sifatnya langsung berubah 180 derajat. Apalagi setelah Abby dan Aaric lahir, akh rasanya itu semua baru terjadi kemarin. Tapi kini dua bayi kecilku sudah akan memiliki bayinya masing-masing sekarang."     

Pipi Natalie pun langsung memerah seketika saat sang ibu mertua menyinggung soal bayi.     

"Tenanglah, Mommy tak akan memaksamu untuk cepat-cepat memiliki bayi. Kau masih muda dan keputusan memiliki anak adalah keputusanmu dan Aaby berdua, Mommy sebagai orang tua tak akan ikut campur,"imbuh Viona kembali sambil tersenyum.     

Natalie pun langsung memeluk Viona dengan erat, rasanya semua ketakutan yang selama ini menyesakkan dadanya satu persatu mulai terangkat dari dalam dadanya. Ibu mertuanya benar-benar wanita luar biasa, Natalie benar-benar bersyukur memliki ibu mertua sebaik Viona rasanya ia sudah tak sabar ingin segera menikah dengan Abby supaya tak memiliki kecanggungan lagi.     

***     

Sejak kembali dari The Hug pikiran Abby sama sekali tidak fokus, bertemu dengan Florence benar-benar sebuah kecelakaan yang tak ia harapkan. Bayangan tentang kejadian tadi malam kembali berputar dalam ingatan Abby, suara isak tangis Florence saat mahkotanya sobek masih Abby ingat dengan baik.     

"Tidak mungkin seorang pelacur masih perawan, dia pasti bukan benar-benar karyawan The Hug,"gumam Abby lirih dengan tangan terkepal.     

Sebenarnya mendapatkan keperawanan seorang gadis bukan hanya sekali atau dua kali Abby dapatkan, bahkan saat usianya masih 15 tahun ia sudah mendapatkan dua perawan yang tentunya ia dapatkan di The Hug seperti tadi malam sama seperti adiknya yang juga sudah lebih dari tiga kali meniduri seorang perawan.     

Kalau saja saat ini Abby tak memiliki Natalie mungkin saja ia tak segelisah ini, hubungannya dengan gadis asal Itali itu sudah sangat serius. Bahkan ia sendiri yang membawa gadis itu pulang untuk tinggal bersama dirinya di rumah keluarganya. Karena itu saat ini Abby gelisah, ia takut gadis yang tadi malam ia tiduri muncul dan mengganggu rencana pernikahannya dengan Natalie.     

"Tidak." Abby langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat mencoba menghilangkan pikiran buruk dari dalam otaknya. "Dia tak tahu siapa aku, jadi semuanya akan baik-baik saja. Pernikahanku dengan Nate akan tetap berjalan sesuai rencana."     

Dengan menepuk kedua pahanya dengan keras Abby kemudian bangun dari kursinya dan bergegas pergi dari ruangannya untuk bergabung dengan Jordan dan Marco ke ruangan meeting, pagi ini ia ada meeting penting dengan salah satu vendor proyek mobil tenaga surya milik Endurance Corporation yang mulai masuk ke proses produksi.     

Suasana meeting yang sebelumnya santai berubah tegang saat Abby bergabung dengan mereka semua, Zabina yang menjadi orang kedua yang menghubungkan Endurance Corporation dan pihak ketiga langsung memasang senyum lebar saat melihat Abby datang. Rencana Zabina untuk mendapatkan kepercayaan dari saudara kembar Aaric akan dimulai hari ini, karena sudah tahu kalau hari ini Aaric dan istrinya kembali dari bulan madu makanya Zabina mendekati Abby untuk mendapatkan akses lebih jauh agar bisa lebih dekat ke keluarga Willan.     

Zabina ingin menggunakan Abby agar bisa datang leluasa ke rumah mereka, karena itu saat ini Zabina berusaha untuk menjalin kedekatan dengan Abby lebih jauh. Meski Abby memiliki wajah yang sama persis dengan Aaric tapi Zabina tak tergoda, sasarannya tetaplah Aaric. Pria yang sudah menikmati tubuhnya saat di Paris beberapa tahun yang lalu.     

Ottawa Macdonald-Cartier International Airport.     

Setelah menempuh perjalanan berpuluh-puluh jam dan sedikit drama ketika mereka transit akhirnya Aaric dan Kate tiba di Ottawa dengan selamat, meski terlihat sekali sangat kelelahan namun Kate nampak sangat bersemangat sekali dan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan semua orang dirumah termasuk Denise orang yang selama sepuluh hari ini terus menganggunya tanpa kenal lelah.     

"Bagaimana kalau..."     

"Tidak ada bagaimana, kita langsung pulang. Kau butuh istirahat, lagipula saat ini Denise juga sedang ada dirumah sakit."Aaric yang sudah tahu kemana arah pembicaraan Kate langsung memotongnya dengan cepat.     

Kate mencebik. "Memangnya kau mau bertanggung jawab jika Denise marah?"     

Aaric terkekeh. "Kau lupa dirumah saat ini sudah ada calon istri Abby, aku yakin Denise pasti sudah mengganggunya. Jadi kau tak perlu terlalu memikirkannya."     

Kate terdiam, saat Aaric membasah soal Natalie. Sebagai sahabat Denise selama bertahun-tahun ini, Kate tahu persis sifat Denise yang tak mudah menjalin hubungan pertemanan dengan orang lain. Karena itu ia sedikit sangsi jika Denise mampu berteman baik dengan Natalie, meskipun ia juga mengharapkan itu. Kate juga berharap bisa berhubungan baik dengan Natalie gadis cantik berambut emas itu.     

"Melamun? Memikirkan apa?"     

"T-tidak, aku hanya sedang memikirkan apakah ada oleh-oleh yang tertinggal atau tidak. Itu saja,"jawab Kate terbata.     

Aaric terkekeh. "Aku sangat mengenalmu Key, jadi jangan bohongi aku."     

"Menyebalkan, jangan panggil aku dengan nama lamaku lagi. Namaku sekarang Kate, Katerine Ivanov Willan. Kau tidak lupa kan? Ya sudahlah ayo masuk kedalam mobil, aku lapar."     

Aaric menggelengkan kepalanya melihat sikap sang istri, setelah menikah Kate menjadi lebih manja dari sebelumnya dan jujur saja Aaric menyukai perubahan sifat Kate yang menurutnya manis itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.