You Are Mine, Viona : The Revenge

Kejutan sang ibu mertua



Kejutan sang ibu mertua

0Kate menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya saat melihat penyambutan yang sudah disiapkan oleh sang ibu mertua, jalan yang dibuat dari jutaan kelopak bunga mawar, balon-balon cantik beraneka warna, spanduk yang berisi tulisan 'welcome home', serta confetti yang ditarik dua pelayan saat ia menginjakkan kaki di dalam rumah benar-benar membuat Kate tak bisa berkata-kata. Ia tak menyangka akan mendapatkan penyambutan luar biasa seperti saat ini.     
0

"Wellcome home." Viona dan Natalie kompak mengucapkan kalimat itu pada saat muncul dari balik kerumunan para pelayan dengan membawa potongan cake, strawberry cake lebih tepatnya.     

"Mommy...Natalie..."     

Viona tersenyum, perlahan ia berjalan menuju tempat Kate berdiri dengan anggun meninggalkan Natalie yang membawa cake lezat itu. Suara hentakan sepatunya yang beradu dengan lantai marmer membuat jantung Kate berpacu lebih cepat.     

"Dulu, saat pertama kali datang ke rumah ini tak ada ibu mertua atau keluarga lain yang menyambutku. Jadi maafkan Mommy jika sambutan yang Mommy buat ini tak sesuai dengan keinginanmu,"ucapnya pelan saat sudah sampai didepan Kate.     

Kate menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak mom, jangan bicara seperti itu. Jujur saja aku juga tak mengharapkan sambutan apapun darimu, diterima dengan baik menjadi bagian dari keluarga ini saja aku sudah sangat bersyukur." Kedua mata mata Kate nampak berkaca-kaca saat bicara.     

"Baguslah kalau begitu." Viona mendekatkan wajahnya pada Kate dan memberikan kecupan pada keningnya, setelah itu Viona menoleh ke arah Natalie memintanya datang mendekat padanya. Viona ingin Kate memakan cake yang sudah dihias oleh Viona dan Natalie sebelumnya itu, ya mereka hanya menghiasnya saja karena yang membuat cake itu adalah koki yang bekerja di dapur.     

Dengan sangat anggun Kate mengunyah cake yang baru saja disuapkan sang ibu mertua dan calon adik iparnya yang tersenyum padanya.     

"Selamat datang,"ucap Natalie sopan pada saat Kate menyeka bibirnya menggunakan tisu.     

"Terima kasih, nanti kalau kau dan Abby pergi giliranku dan Mommy yang akan melakukan ini untukmu. Bukan begitu, Mom?"     

"Benar sekali,"sahut Viona dengan cepat.     

Pipi Natalie memerah. "A-aku tak memerlukan penyambutan seperti ini, lagipula aku juga tak tahu kapan akan menikah dengan Abby."     

"Segera, setelah Aaric mulai bekerja Abby akan menurus pernak pernik pernikahan denganmu seperti yang dilakukan Aaric dan Kate sebelumnya. Mommy harap sebelum bulan berganti kau sudah sah menjadi istri Abby,"ucap Viona dengan cepat menyahut ucapan Natalie.     

"Nah itu dia, jadi tunggu ya sambutan dariku ya." Kate semakin menjadi-jadi menggoda Natalie yang wajahnya sudah semerah tomat.     

Tak lama kemudian ketiga wanita beda generasi itu masuk kedalam rumah saat melihat Aaric mulai menaiki anak tangga, sebelumnya Aaric memang meminta Kate masuk ke dalam rumah terlebih dahulu karena ia terkejut mendapatkan sebuah pesan dari seoang wanita yang sudah sangat lama ia coba lupakan. Elsa Wesley, wanita itu tiba-tiba saja mengirimkan pesan padanya dengan mengirimkan foto kamar hotel tempatnya menyerahkan kesuciannya pada Aaric.     

Pada awalnya Aaric mengira itu adalah nomor iseng yang sedang menggodanya, Aaric masih berpikir bahwa di dunia ini pemilik nama Elsa Wesley itu lebih dari 100. Karena itu ia tak ambil pusing, namun setelah nomor asing itu mengirimkan foto kamar hotel bersejarah itu Aaric menjadi sedikit terganggu, ia yang selama ini percaya Elsa sudah meninggal menjadi tak tenang. Satu hal yang mengusik ketenangan Aaric adalah bagaimana wanita itu tahu nomor ponselnya. Pasalnya nomor ponselnya adalah nomor eksklusif yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja, bahkan sekretaris pribadinya dikantor saja tak tahu nomor ponselnya itu.     

"Kenapa Son? Apa ada masalah di perusahaan?"tanya Viona pelan pada saat Aaric sudah masuk kedalam rumah.     

Aaric yang sedang tak fokus tak melihat keadaan didalam rumahnya yang sudah di sulap menjadi romantis, ia bahkan tak menyadari keberadaan kelopak-kelopak bunga mawar yang ada dibawah kakinya.     

"T-tidak Mom."     

"Benarkah? Tapi kenapa kau tak fokus sekali, kau terlihat gelisah. Kau tidak sedang memikirkan selingkuhanmu, bukan?"     

Deg     

Ucapan Viona langsung membuat seluruh tubuh Aaric membeku, kedua kakinya tiba-tiba saja seperti terpaku di tempatnya berpijak saat ini. Bahkan saat ini Kate juga langsung menoleh ke arah Viona dan suaminya, padahal ia sudah bersiap menaiki anak tangga menuju lantai dua bersama Natalie yang juga sama terkejutnya dengan sang pengantin baru itu.     

Viona terkekeh geli saat menyadari semua orang menatapnya dengan tatapan membunuh, terlebih dengan Aaric yang saat ini menatapnya dengan tatapan tajam seperti Fernando yang sedang marah. "Mommy hanya bergurau, sayang. Kenapa kau terkejut seperti ini? Bukankah setahu Mommy putra Mommy yang satu ini adalah orang yang suka bergurau, ya? Apa karena kau sudah menikah jadi selera humormu jadi hilang saat ini?"     

"Mommy..."desah Aaric dengan cepat. "Jangan menggodaku dengan membahas soal wanita lain, Mommy tidak tahu bukan betapa cemburuannya menantu Mommy itu."Aaric yang sudah berhasil menguasai dirinya langsung mengalihkan pembicaraan dengan membahas Kate.     

"Enak saja, mana ada aku cemburuan. Jangan asal bicara, Aaric,"pekik Kate dengan cepat.     

Aaric terkekeh. "Oh benarkah?" binar jahil terpendar dari kedua mata biru Aaric. "Lalu kejadian pada saat kita transit itu apa?"     

"Aaric!!"     

"Hahaha..."     

Suara tawa Aaric menggema dirumah saat berhasil menggoda Kate yang wajahnya sudah memerah, Kate yang kesal diingatkan soal kejadian di Tokyo saat mereka transit kemudian meraih tangan Natalie untuk segera naik ke lantai dua meninggalkan suaminya yang menyebalkan dan ibu mertuanya yang juga nampak tersenyum melihatnya salah tingkah. Fix, mereka benar-benar ibu dan anak yang jahil.     

Setelah melihat Kate menghilang Viona meraih tubuh Aaric dan memeluknya erat. "Selamat datang dirumah, my love."     

Aaric tersenyum dalam pelukan ibunya, pada saat akan membalas perkataan ibunya tiba-tiba Aaric menyadari sesuatu. Ia melihat keadaan di sekelilingnya yang luar biasa.     

"Mom, ini...awww.." Aaric menjerit keras saat telinganya dijewer sang ibu. "Sakit Mom."     

"Itu hukuman untukmu yang lambat menyadari penyambutan yang Mommy buat untuk kalian berdua, dasar anak nakal."     

Aaric terkekeh geli dan langsung memeluk tubuh ibunya kembali dengan erat. "Aku sangat mencintaimu, Mom. Entah apa jadinya aku tanpamu."     

"Dasar bermulut manis, kau sama seperti Daddmu yang pandai merayu Mommy. Ya sudah cepatlah naik, ada kejutan lain didalam kamar yang sudah Mommy siapkan untuk kalian berdua lagi."     

"Lagi?"     

Kedua mata Viona membulat sempurna. "Iya, cepatlah naik susul istrimu."     

Tanpa rasa curiga Aaric pun bergegas naik kekamarnya meninggalkan sang ibu yang sedang tersenyum-senyum dilantai satu, pada saat tiba dilantai dua Aaric berpapasan dengan calon istri kakaknya yang baru saja meninggalkan kamarnya. Natalie nampak menahan senyum saat berpapasan dengan Aaric, ia seperti sedang sangat senang karena berhasil melakukan sebuah misi. Aaric yang tak berpikir sejauh itu memilih terus meneruskan langkahnya menuju kamarnya yang sudah berada tak jauh dari tempatnya berjalan.     

"Jesus, apa ini?"pekik Aaric dengan keras pada saat ia melihat keadaan kamarnya yang sudah di sulap menjadi kamar yang sangat mengerikan, kain-kain sutra berwarna merah nampak menggantung diantara chandelier dan beberpaa tempat lainnya. Jangan lupakan juga dengan kelopak mawar lainnya yang berhamburan di lantai dan diatas ranjang.     

Tidak sampai situ, Aaric juga dikejutkan dengan benda yang dipegang Kate yang juga sedang sangat shock.     

"Itu apa?"desah Aaric terkejut, ia tak percaya ibunya bisa melakukan hal seliar ini dengan menyiapkan lingerie seksi dan vibrator yang dipegang Kate.      

Kate menatap Aaric dan mengangkat lingerie super seksi ditangannya. "Isi lemariku hanya ada ini dan ini, Aaric."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.