You Are Mine, Viona : The Revenge

Perlindungan Fernando



Perlindungan Fernando

0Abby langsung memeluk Natalie dengan erat begitu Natalie menyebut nama kakaknya yang sudah meninggalkannya demi bergabung ke kelompok mafia yang lain.     
0

"Aku tahu kau sedang tidak fokus, sayang. Karena itu aku minta padamu untuk tetap tenang dan jangan berfikir yang tidak-tidak, aku tidak selingkuh, aku tidak mengkhianatimu. Kita akan tetap menikah sesuai janjiku dulu padamu, Nate,"ucap Abby lembut.     

"Aku tak mungkin salah lihat, aku masih...."     

Ucapan Natalie terhenti karena Abby tiba-tiba melepaskan pelukannya ada Natalie dan mencengkram kedua pundaknya dengan kuat.     

"Dengarkan aku, saat ini kau ada di Ottawa dan kakakmu ada di Italia. Nelly sudah memutuskan untuk masuk ke dunia hitam meninggalkanmu sendiri bertahun-tahun yang lalu, kalau misalkan dia ingin menemuimu seharusnya ia sudah menemuimu sejak tiga tahun atau saat kau masih berada di Italia disaat kau membutuhkannya. Bukan sekarang disaat sudah ada aku disampingmu, disaat kau sudah mendapatkan keluarga baru."     

Natalie menggigit bibir bawahnya dengan kuat menahan tangis, apa yang diucapkan Abby benar. Nelly pergi meninggalkannya disaat ia berada dalam titik terendahnya, namun dilain sisi ia merasakan kerinduan yang sangat besar pada kakaknya.     

Melihat Natalie yang terus menangis kemarahan Abby luntur, dengan cepat ia melepaskan cengkraman tangannya dari pundak Natalie dan memberikan sebuah ciuaman di bibir calon istrinya itu dengan lembut dan penuh cinta. Abby tak memperdulikan dimana dirinya saat ini berada, yang ada dalam pikirannya adalah menghentikan tangis Natalie. Melihat wanitanya menangis karena memikirkan keluarganya lagi membuat Abby merasa bersalah, ia tahu betapa menderitanya Natalie saat Nelly meninggalkannya. Karena itu Abby berusaha membuat Natalie melupakan Nelly.     

Karena semakin banyak orang yang mengerubuti dan mengambil foto mereka akhirnya Abby melepaskan ciumannya pada Natalie dan mengajaknya masuk kedalam mobil, hari ini masih banyak hal yang harus mereka lakukan. Selama didalam mobil menuju butik Abby tak melepaskan pelukannya pada Natalie yang sudah menyandarkan kepala di pundaknya, dalam keadaan seperti ini Natalie benar-benar terlihat lemah dan Abby merasa sangat semakin bersalah padanya karena apa yang sudah ia lakukan tadi malam.     

Kesunyian di dalam mobil akhirnya pecah saat ponsel Abby berdering cukup keras, Abby menaikkan satu alisnya saat melihat nama sang ayah muncul dilayar ponselnya. Tanpa menunggu waktu lama Abby segera menekan tombol hijau pada ponselnya untuk menerima panggilan dari ayahnya.     

"Yes Dad."     

"Dimana dirimu sekarang, Son?"     

"Sedang dalam perjalanan menuju butik yang direkomendasikan Mommy, Dad. Ada apa?"     

"Ya sudah kalau begitu, fokus saja pada persiapan pernikahanmu. Sisanya biar Daddy yang urus,"jawab Fernando bijaksana.     

Abby tersenyum. "Baik Dad."     

Abby kemudian memasukkan ponselnya kembali saku kemejanya dan kembali fokus pada Natalie yang sudah duduk tegap, menatapnya penuh tanda tanya.     

"Itu Daddy, Daddy bertanya apa yang sedang kita lakukan sekarang,"ucap Abby pelan sambil tersenyum pada Natalie.     

"Memangnya ada apa?"     

Abby membelai pipi Natalie dengan lembut. "Tidak ada apa-apa, hanya bertanya saja apa yang kita lakukan. Sepertinya sifat ingin tahu Mommy sudah menular pada Daddy."     

Tiba-tiba kedua mata Natalie kembali berkaca-kaca saat Abby membahas kedua mertuanya. "A-aku ingin bahagia seperti Mommy dan Daddy, tidak seperti kedua orangtuaku yang...hikss..."     

"Hei..hei...jangan mulai lagi, percayalah semuanya akan baik-baik saja. Kita akan bahagia dengan cara kita sendiri, Nate. Meski aku tak bisa menjamin 100% kehidupan rumah tangga kita baik-baik saja namun aku berjanji padamu bahwa kita tak akan berpisah sampai maut memisahkan, aku serius ingin membangun keluarga bersamamu Natalie Olieveira,"ucap Abby dengan cepat memotong perkataan Natalie.     

"Jangan hianati aku, aku tak akan bisa hidup jika kau menghianati aku."     

Abby merapikan rambut Natalie dan mengaitkannya kebelakang telinganya. "Percayalah hanya kau satu-satunya wanita dalam hidupku, jangan ragukan itu."     

"Aku percaya padamu, Abby."     

"I Love you Natalie Willan."     

Wajah Natalie memerah mendengar Abby menyebut nama Willan dibelakang namanya.     

"Mulai saat ini kau harus membiasakan diri dengan nama itu, itu nama barumu Nyonya Willan." Abby kembali bicara menggoda Natalie.     

"Stop, jangan menggodaku lagi."     

Abby tertawa terbahak-bahak melihat Natalie marah, dengan cepat Abby kembali meraih Natalie kedalam pelukannya. "Maafkan aku tadi malam, aku seharusnya tak melakukan itu padamu."     

"Aku juga minta maaf atas apa yang aku lakukan padamu tadi malam, aku yang bersalah padamu."     

Abby menggelengkan kepalanya dan memberika kecupan dikening Natalie. "Kita akan bahagia setelah ini, Nate. Aku berjanji padamu."     

"Aku percaya padamu, Abby. Aku serahkan hidupku untukmu."     

Mendengar ucapan Natalie membuat Abby  menambah tekanan pada kedua tangannya, ia benar-benar ingin menunjukkan pada Natalie kalau ia adalah miliknya. Diperlakukan seperti itu oleh Abby membuat Natalie tersenyum lebar, ia senang sekali jika Abby memperlakukannya seperti itu. Natalie benar-benar merasa menjadi wanita yang sangat dicintai Abby.     

Endurance Corporation     

"Hapus semua foto-foto itu dari internet, blokir semua akses para pengguna internet sementara waktu. Katakan juga pada para media untuk mentake-down artikel yang sudah terlanjur mereka terbitkan, apabila mereka tak mau melakukan itu maka pastikan perusahaan itu bangkrut dalam 1 x 24 jam,"ucap Fernando tegas pada Justin dan Harry ditelepon untuk menghapus berita soal Abby dan Natalie yang sudah terlanjur tersebar.     

"Siap Tuan."     

"Lakukan secepatnya, ingat kalian berpacu dengan waktu dan jangan kecewakan aku,"imbuh Fernando kembali dengan serius.     

Sekali lagi Justin dan Harry menjawab dengan kompak perintah yang diberikan tuannya, setelah berkata seperti itu Fernando kemudian menutup panggilannya pada Justin dan Harry. Ia lalu kembali fokus pada layar besar yang ada dihadapannya, saat ini Fernando sedang berada di ruang server tim IT dikantornya. Pasca melihat artikel tentang Abby dan Natalie yang diterbitkan salah satu portal berita Fernando segera bergegas menuju ke ruang IT untuk menghilangkan semua pemberitaan itu.     

Fernando melakukan itu untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, sebelum konferensi pers Fernando tak mau ada orang yang tahu tentang hubungan Abby dan Natalie. Dengan background Natalie yang berasal dari keluarga mafia Fernando harus hati-hati memberikan kabar bahagia pernikahan putra pertamanya itu, Fernando tak mau orang-orang Ruben Olieveira menghancurkan hari pernikahan putranya.     

"Karena Abby sudah memilih gadis itu maka kini aku harus melindunginya juga, dia bukan lagi bagian dari Olieveira dia bagian dari Willan saat ini. Natalie Willan,"gumam Fernando lirih sambil menggengam erat ponselnya dengan terus menatap ke arah layar besar yang berisi hasil kerja tim IT terbaiknya yang sedang berusaha menghapus foto-foto Abby dan Natalie yang sudah terlanjur tersebar.     

Sebagai orang yang sudah malang melintang di dunia gelap seperti itu Fernando bisa membaca skenario terburuk jika seandainya hubungan putranya dengan Natalie yang notabene berasal dari keluarga mafia terungkap ke publik, ia tak mau nama baik Willan yang seumur hidupnya ia jaga dengan baik hancur. Karena itu sekarang Fernando melakukan segala cara untuk memblokir pemberitaan itu dan sedang menyiapkan rencana baru untuk menyamarkan identitas Natalie sebelum konferensi pers diadakan.     

"Selama aku hidup tak akan kubiarkan satupun orang menyakiti keluargaku,"ucap Fernando lirih dengan mata yang menyipit menatap layar monitor dihadapannya yang sudah menunjukkan banyak perubahan, foto-foto Abby dan Natalie yang tersebar mulai rusak dan tak dapat dilihat lagi oleh pengguna internet yang lain.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.