You Are Mine, Viona : The Revenge

Last day in Bali



Last day in Bali

0Selama beberapa hari terakhir di Bali, Kate dan Aaric beserta semua asistennya benar-benar memuaskan diri menikmati berbagai makanan tradisional Bali. Loren dan Bruce terutama, kedua orang itu sudah tergila-gila dengan kelezatan makanan buatan warga lokal dan menolak makanan asal negara barat disetiap makan acara makan bersama mereka.     
0

"Kenapa hari cepat sekali berlalu, aku belum mau kembali,"gerutu Loren saat sudah selesai makan pagi bersama Aaric dan Kate.     

Kate tertawa geli. "Kalau kau masih betah tinggal di Bali, kau bisa melanjutkan liburanmu, Loren."     

"Oh tidak, terima kasih, Nyonya." Loren langsung menolak dengan cepat usulan Kate.     

Bruce dan Aaric pun tertawa geli melihat ekspresi terkejut Loren, selama berada di Bali sepuluh hari terakhir ini mereka menjadi lebih akrab satu sama lain meskipun sebelumnya mereka sudah saling mengenal ketika tinggal di Seoul, Korea.     

"Besok kita pulang, apa rencanamu hari ini?"     

Kate tersenyum pada Aaric yang baru saja bertanya padanya. "Di resort saja, aku ingin bermalas-malas. Pergi berbelanja untuk membeli oleh-oleh kemarin benar-benar membuat semua kakiku sakit."     

"Baiklah kalau begitu, aku akan memanggil beberapa wanita untuk memberikan massage padamu."     

Kedua mata Kate membulat sempurna. "Kau serius?!"     

"Iya, demi istriku aku akan melakukan apapun,"jawab Aaric sambil tersenyum.     

Kate menipiskan bibirnya. "Baiklah pesan saja lebih banyak petugas, aku yakin kalian semua juga membutuhkan massage bukan hanya aku. Sepertinya akan menyenangkan jika kita semua massage secara bersamaan sebelum terbang berjam-jam menuju Kanada, bagaimana? Apa kau setuju?"     

Aaric tersenyum. "Baiklah, aku akan memesan banyak petugas massage untuk datang ke resort kita."     

Kate mengangguk penuh semangat, ia lalu kemali menikmati sate lilit pedas yang menjadi favoritnya di Bali sama seperti Loren dan Bruce yang sudah tergila-gila dengan makanan dan rempah-rempah Bali. Bali benar-benar memberikan pengalaman luar biasa, bukan hanya karena pemandangan Bali saja yang membuat mereka seperti berada di surga. Makanan tradisionalnya pun membuat lidah mereka sangat dimanjakan.     

Satu hal yang membuat Aaric semakin mencintai Kate adalah karena Kate sangat perhatian sekali pada anak buahnya, bukan hanya pada Loren dan Bruce saja. Kepada para bodyguard pun Kate sangat ramah, ia benar-benar menjadi sosok ibu bos yang luar biasa. Sama seperti ibu mertuanya yang sangat memanusiakan manusia ketika Fernando tengah marah-marah dulu, karena sikap yang mirip sang ibu itulah Aaric semakin mencintai istrinya.     

Setelah semua anak buahnya selesai makan Aaric kemudian mengajak semuanya kembali ke resort untuk massage seperti yang diinginkan Kate sebelumnya, Kate benar-benar menikmati pijatan-pijatan lembut para terapis di seluruh tubuhnya. Selain karena banyakny aktivitas ranjang yang ia lakukan dengan Aaric setiap malam, seluruh tubuh Kate juga terasa lebih sakit setelah berputar-putar di banyak tempat oleh-oleh terkenal di Bali. Hampir semua jajanan khas Bali mereka beli, sebenarnya itu sangat tidak masalah karena pesawat jet mereka masih mampu membawa makanan dalam jumlah yang lebih banyak lagi dari yang sudah dibeli Kate.     

"Tolong jangan pijat bagian perut terlalu keras,"pinta Kate lirih pada seorang terapis wanita yang sedang memijat tubuh bagian depan.     

"Yes, Miss."     

Kate tersenyum. "Aku senang sekali berada di pulau ini, selain alam dan makanan yang luar biasa penduduknya juga ramah-ramah. Aku belum pernah bertemu dengan penduduk seramah penduduk Bali."     

Terapis itu tersenyum. "Kami warga Indonesia, khususnya Bali memang sangat menghargai turis yang berkunjung di tempat kami, Miss. Dan bukan hanya Miss saja yang bicara seperti ini, turis lain yang baru pertama kali datang ke Bali pun juga mengatakan hal yang sama seperti anda."     

"Wah benarkah? Jadi bukan hanya penduduk Bali saja yang ramah?"     

"Tentu saja bukan, Miss. Salah satu ciri khas bangsa Indonesia dimata para turis adalah kami semua ramah-ramah, mungkin hal ini terpengaruh dengan adat istiadat warisan nenek moyang kami, Miss."     

"Wah, aku jadi ingin mengunjungi tempat indah lainnya di Indonesia. Selain Bali, tempat wisata mana lagi yang menakjubkan dengan pemandangan alamnya?"     

"Banyak, Miss. Ada Raja Ampat di Papua, Pantai di Belitung, Danau Toba di Sumatra, Candi Borobudur di Jawa Tengah dan banyak tempat lainnya saya tak bisa menyebutkan satu persatu karena terlalu banyak tempat luar biasa di negara kami, Miss."     

Kate tersenyum dan kembali terlibat pembicaraan menarik dengan terapis itu sebelum akhirnya tertidur setelah menerima pijatan di punggungnya, sama seperti Kate yang sudah tertidur lelap Aaric yang hanya dipisahkan tirai itu juga sudah tidur. Kedua terapis yang sudah selesai melakukan tugasnya itu kemudian mengeraskan suara musik pendukung untuk membuat keduanya makin lelap sebelum pergi keluar dari kamar Aaric dan Kate untuk menunggu diluar sebelum melanjutkan tugasnya lagi.     

Lain halnya dengan Aaric dan Kate yang benar-benar menikmati sesi massage mereka Loren dan Bruce serta para bodyguard lainnya justru tertawa-tawa, bukan karena pijatannya tidak enak hanya saja mereka merasa kasihan para para terapis yang terlihat kelelahan memijat mereka yang memiliki tubuh yang kekar dan keras. Alhasil sesi massage yang harusnya dilakukan pada seluruh tubuh diganti dengan massage kaki dan tangan serta kepala saja, hal ini dilakukan supaya para terapis itu tidak tersinggung.     

Setelah dua puluh menit berlalu Kate terbangun terlebih dahulu setelah sang terapis menyentuh pundaknya dengan lembut. "Apa masih ada sesi lainnya?"tanya Kate lembut sambil menutup mulutnya perlahan karena menguap.     

"Ada Miss, setelah ini Miss dan Mr akan mandi bersama di air yang sudah kami siapkan di bathup,"jawab sang terapis dengan lembut.     

"Mandi?"     

"Iya mandi rempah-rempah, di dalam air sudah kami berikan ramuan yang akan membuat tubuh anda berdua menjadi lebih rileks, Miss."     

Kate tersenyum lebar. "Wah sepertinya menarik."     

"Mari Miss, saya bantu berganti pakaian terlebih dahulu."     

Tanpa diminta dua kali Kate kemudian turun dari ranjang khusus massagenya untuk segera pergi menuju bathup yang dimaksud, senyum Kate kembali merekah lebar saat melihat bathup yang sudah diberi ramuan khusus yang wanginya sangat menyejukkan. Begitu selesai berganti pakaian Kate dipersilahkan masuk kedalam bathup terlebih dahulu yang kemudian di susul Aaric yang juga sudah berganti celana kain yang lebih nyaman, meski begitu Kate masih bisa melihat benda tumpul kesukaannya dari balik celana kain berwarna hitam yang digunakan Aaric.     

Dengan cepat pipi Kate pun memerah, membayangkan betapa kerasnya benda itu jika sudah berfungsi dan siap melakukan tugasnya. Damn, pikiran Kate menjadi kotor saat ini. Dan sialnya perubahan sikap Kate disadari Aaric yang kemudian memberikan kode pada kedua terapis mereka untuk keluar dari kamarnya.     

"Lho, kenapa mereka pergi? Apakah tugas mereka sudah selesai? Tadi kalau aku tak salah dengar masih ada massage kepala,"tanya Kate bingung ketika melihat kedua terapisnya pergi keluar.     

Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri Aaric justru masuk kedalam bathub dan langsung mendekati Kate, tangannya yang nakal langsung meremas salah satu dada Kate dengan gerakan yang membuat Kate menggila. "Aku yang meminta mereka untuk pergi, aku yang akan melanjutkan tugas mereka, memijat tubuhmu, honey."     

"A-aaric....ssstopp..."     

"Stop? Apa yang harus aku hentikan, hm?"     

Kate memekik keras saat tangan Aaric semakin kuat menekan area intinya yang tertutup selembar kain tipis dibalik pakaian khusus yang ia gunakan saat ini, Aaric benar-benar tahu dimana letak kelemahan istrinya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.