You Are Mine, Viona : The Revenge

Rumah sakit terbaik



Rumah sakit terbaik

0Viona yang sedang menikmati makan siang di kantin bersama suster Tina asistennya tersenyum saat membaca pesan yang baru saja ia terima, meskipun isi pesan dari Fernando sedikit menyebalkan namun ketika melihat foto kedua putranya yang sedang sangat serius mengikuti meeting ada kebanggaan tersendiri dalam dirinya. Kedua bayi kecilnya kini sudah benar-benar berubah menjadi pria pria dewasa yang bertanggung jawab dan yang pasti luar biasa tampan seperti Fernando pada saat masih muda, bahkan ketika Viona sedang merindukan masa masa mudanya bersama Fernando ia akan menatap kedua putranya secara bergantian dan hal itu kadang-kadang membuat Fernando kesal. Fernando tak suka Viona terus-menerus menatap kedua putranya di saat ada dirinya disamping sang istri.      
0

"Anda bahagia sekali dok," goda suster Tina sambil tersenyum.      

Viona menipiskan bibirnya, ia kemudian menunjukkan ponselnya kepada suster Tina.      

"Astaga Tuhan, sepertinya Tuan memang tak pernah berubah dok,"ucap suster Tina jujur setelah melihat chat yang dikirimkan Fernando.      

Viona terkekeh. "Kau takkan tahu betapa menyebalkannya dia saat memuja kedua putra kami, seolah-olah yang mempunyai andil paling besar atas anak-anak kami hanya dia seorang padahal jelas-jelas aku yang mengandung dan menyusui mereka."     

"Benar dok, sepertinya laki-laki memang sangat egois seperti itu. Robert bahkan kadangkala jadi sangat menyebalkan saat sudah memuji anak kami apabila ia mendapatkan sebuah prestasi, tapi dia akan menyalahkanku ketika anak kami membuat masalah. Seolah-olah hal buruk yang dilakukan anak kami itu disebabkan oleh ku yang selalu memanjakannya, kadang-kadang aku ingin marah padanya namun di lain sisi aku hanya bisa bersabar dan tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakannya itu,"sahut suster Tina dengan cepat.      

Viona menutup mulutnya dengan tisu yang sedang ia pegang, ia tak mau tawanya terdengar terlalu keras. Mendengar perkataan sang asisten membuat Viona tertawa geli ia tak menyangka seorang dokter Robert akan melakukan hal konyol seperti itu juga, padahal dokter Robert terlihat sangat pendiam dan jauh lebih penyabar dari seorang Fernando yang tak pernah berubah dengan sifat arogannya itu.      

Saat Viona dan suster Tina masih bercakap-cakap, dokter Louisa dan dokter Cecilia datang dan bergabung. Seperti hari biasanya mereka akan menikmati makan siang bersama, para dokter senior itu akan membuat para dokter muda yang sedang magang tak berani berbuat macam-macam di kantin. Apalagi dengan keberadaan Viona sang istri dari pemilik rumah sakit, tak ada yang berani mencari masalah dengannya. Kebanyakan para dokter muda itu akan berusaha menghindarinya untuk mencari aman dan hal itu kadang-kadang membuat Viona merasa tak nyaman, berkali-kali ia sudah menegaskan kepada para juniornya itu untuk bersikap biasa saja jika bertemu dengannya. Akan tetapi omongan Viona hanya menjadi angin lalu bagi mereka, aura Viona yang begitu besar membuat mereka takut. Padahal Viona tak melakukan apa-apa.      

Saat sedang bercengkrama dengan dokter Louisa dan dokter Cecilia tiba-tiba seorang suster datang dengan berlari-lari mencari Viona dan memberitahukan ada keadaan darurat, tiga orang pasien korban tabrak lari baru saja dibawa ke rumah sakit Global Bros. Tanpa banyak bicara Viona pun langsung berlari menuju ruang gawat darurat bersama dokter Louisa dan suster Tina, sedangkan dokter Cecilia yang tak satu bagian dengan Viona dan dokter Louisa masih meneruskan makan siangnya.      

"Siapkan ruang operasi sus, aku akan memeriksa mereka terlebih dahulu,"ucap Viona dengan cepat saat sudah hampir sampai di ruang IGD.     

"Baik dok,"jawab suster Tina dengan cepat, setelah berkata seperti itu ia langsung bergegas menuju ruang operasi dengan cepat bersama beberapa orang suster yang ia temui didepan ruang IGD     

Sementara dokter Louisa tetap bersama Viona, ketika mereka berdua tiba di ruang IGD sudah ada profesor Frank yang memberikan pertolongan. Ia yang baru kembali dari kampus putrinya langsung bertindak saat melihat ada orang yang membutuhkan bantuannya.      

"Tangani dua pasien itu dok, pasien ini aku yang pegang,"ucap profesor Frank dengan cepat saat melihat istrinya dan Viona datang.      

"Baik,"jawab Viona dan dokter Louisa kompak.     

"Ruang operasi?"     

"Sedang disiapkan."      

"Good, pasienku ini akan kutangani di ruang operasi satu. Dokter Louisa apa kau bisa menjadi asistenku?"     

Dokter Louisa yang baru saja akan membantu pasien yang mengalami patah kaki langsung menoleh ke arah sang suami. "Bisa prof, tapi dua pasien ini…"     

"Aku yang akan menangani." Dokter Robert tiba-tiba masuk ke ruang IGD bergabung dengan yang lain.     

Viona tersenyum pada dokter Robert, begitu juga dengan profesor Frank. Setelah dokter Robert bergabung profesor Frank lalu membawa pasiennya bersama dokter Louisa menuju ruang operasi, ia harus segera menyelamatkan pasiennya yang mengalami luka paling parah. Tiga tulang rusuknya patah dan hampir menusuk paru-paru, karena itulah pasien itu harus segera mendapatkan penanganan. Setelah profesor Frank dan dokter Louisa pergi, ruangan IGD menjadi sedikit tenang. Viona dan dokter Robert pun mulai bekerja, keduanya memegang satu pasien masing-masing dan bekerja dengan serius.     

"Ruang operasi 2 dan 3 siap digunakan dok,"ucap suster Tina pelan saat ia masuk kembali ke ruang IGD.      

"Bagus, semuanya bantu saya dan dokter Robert membawa pasien-pasien kami menuju ruang operasi. Suster Tina dampingi aku,"jawab Viona dengan cepat.     

"Siap dok."      

Semua suster yang ada di ruangan itu pun langsung membantu Viona dan dokter Robert mendorong ranjang pasien menuju ke ruang operasi yang sudah disiapkan, meskipun Viona dan dokter Robert adalah dokter senior di rumah sakit itu namun mereka masih saja melakukan beberapa operasi penting seperti saat ini. Bukan karena tak mempercayai para dokter baru namun lebih ke rasa tanggung jawab mereka yang sangat besar pada pasien, karena itulah tak heran jika para dokter senior di rumah sakit Global Bros masih bekerja. Dan hal ini jugalah yang membuat tingkat kegagalan operasi di rumah sakit Global Bros hampir tidak ada, semua dokter bedah yang bekerja benar-benar dokter terbaik. Karena itu tak heran jika nama rumah sakit Global Bros semakin besar dan membuat rumah sakit itu menjadi rumah sakit nasional yang masuk dalam daftar pilihan utama, untuk orang-orang yang ingin melakukan operasi.      

Kepopularitasan rumah sakit Global Bros semakin membuat sahamnya semakin tinggi yang membuat sang pemilik utama, Fernando Grey Willan semakin kaya. Satu hal itu juga yang membuat Fernando semakin kokoh di puncak tertinggi orang paling berpengaruh di Amerika Utara yang berasal dari dunia bisnis, sebenarnya sudah banyak sekali tawaran yang berdatangan pada Fernando dari beberapa partai politik yang memintanya untuk terjun ke dunia itu. Akan tetapi Fernando masih konsisten sama seperti 20 tahun yang lalu, menolak tawaran yang menggiurkan itu. Fernando tak mau membuat istrinya kecewa, yang ia ingin lakukan dalam beberapa tahun kedepan adalah menikmati hidupnya dengan tenang bersama Viona di sebuah pulau yang indah di kawasan Asia walaupun hal itu ditolak tegas oleh Abby dan Aaric yang tak mengijinkan Fernando dan Viona meninggalkan Kanada.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.