You Are Mine, Viona : The Revenge

Not today



Not today

0Waktu berlalu dengan sangat cepat, Abby yang berhasil mengambil alih kepemimpinan Roberto Polo kini dielu-elukan para pendukungnya karena berhasil membuat kelompok mereka menjadi salah satu kelompok mafia yang disegani oleh kelompok lainnya. Bahkan komplek apartemen yang sebelumnya dikenal sebagai daerah rawan karena berdekatan dengan sarang mafia pimpinan Roberto Polo, kini menjadi sebuah daerah yang prestisius dan memiliki harga jual yang tinggi.      
0

Nyonya Camelia sang agen marketing apartemen pun kini menjadi salah satu agen marketing sukses, karena berhasil menjual hampir semua kamar di 4 tower yang berada di kompleks itu. Dan karena kesuksesannya itu nyonya Camelia memberikan sekitar 5 unit apartemen untuk Abby yang memilih dipanggil Xander sebagai ucapan terima kasih karena berhasil merubah tempat itu menjadi sebuah tempat yang sangat memiliki harga nilai jual yang tinggi.     

Meskipun berhasil memimpin kelompok mafia itu Abby tetaplah seorang mahasiswa biasa, saat pagi hari ini akan pergi ke kampus untuk menuntut ilmu. Dan teman-teman di kampusnya tak ada yang tahu bahwa seorang Abby adalah Xander yang ditakuti.      

"Bos, bangun... sudah hampir jam 9 pagi. Bukankah Anda ada jadwal kuliah jam setengah sepuluh pagi,"ucap umur Marco pelan membangunkan Abby yang masih tertidur pulas di kamarnya.     

"Iya bos, apa anda mau dihukum lagi seperti kemarin." Jordan ikut menimpali perkataan Marco, ia merasa kesal karena selalu kesulitan saat membangunkan bosnya dari tidur setiap pagi.     

"Boss…"     

"Hmmm...berisik, aku masih mengantuk,"ucap Abby pelan tanpa membuka kedua matanya.      

Jordan sudah habis kesabaran, tanpa rasa takut ia kemudian mendekati telinga Abby dan berteriak dengan keras. Mendengar teriakan Jordan sekeras itu membuat Abby langsung tersadar dari tidurnya, kesadarannya pun langsung kembali 100% saat itu juga.     

"Maaf bos, hanya ini satu-satunya cara!!!" Jordan yang takut langsung berlari menuju pintu dan berteriak untuk meminta maaf pada Abby, melihat Jordan pergi Marco pun langsung menyusul saat menyadari ada bahaya yang mengancam jiwanya.      

Melihat kedua anak buahnya lari terbirit-birit dari kamarnya membuat Abby hanya bisa diam, padahal sebelumnya ia sudah siap untuk mengeluarkan amarahnya kepada Jordan karena berani membangunkannya dengan cara tidak sopan seperti itu. Namun karena menyadari hal ini adalah salahnya juga akhirnya Abby memilih untuk pergi mandi, apalagi saat menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.      

"Cepat Marco, aku hampir telat,"ucap Abby berkali-kali di dalam mobil saat sedang dalam perjalanan menuju kampus.     

"Sabar bos, ini juga sudah kecepatan tinggi. Aku tak bisa melebihi ini,"jawab Marco dengan cepat dari kursi kemudi.      

"Ish..kau seperti kura-kura, kenapa juga kalian tak membangunkan aku lebih pagi lagi? Lihat saja kalau aku terkena ceramah pagi dari Profesor kalian akan mendapat balasan dariku,"imbuh Abby kembali.      

Jordan yang duduk disebelah Marco langsung menoleh ke belakang, menatap sang bos. "Bagaimana bisa kami kena hukum? Sejak pukul 8 pagi kami sudah membangunkan anda, akan tetapi anda tetap tidak kunjung membuka mata. Jadi ini bukan salah kami, kalau misalkan anda sampai telat lagi seperti ini bos."     

Abby menatap Jordan dengan tajam karena sudah berani menimpali perkataannya. "Apa kalian berdua lupa dengan peraturan paling dasar yang sudah aku buat?"     

Wajah Jordan langsung memucat mendengar perkataan sang bos, keberaniannya pun langsung sirna seketika.      

"Coba kalian ucapkan peraturan yang sudah pernah aku buat itu,"pinta Abby dengan cepat.     

Marco dan Jordan pun saling pandang beberapa saat, setelah itu mereka pun berkata. "Pasal satu seorang Abraham Alexander Willan tak pernah bersalah, pasal dua jika Abraham Alexander Willan bersalah maka kembali lagi ke pasal satu."     

Prok     

Prok     

Prok     

"Good boy, ternyata kalian masih ingat. Aku kira kalian sudah lupa,"ucap Abby terkekeh sambil bertepuk tangan. "Ya sudah cepat tambah kecepatan mobilmu Marco, hari sudah semakin siang."     

"Baik bos."      

Setelah berkata seperti itu Marco kemudian menambah kecepatan mobilnya, meskipun saat ini ia sudah membawa mobil dengan kecepatan yang paling tinggi yang merupakan standar berkendara di Italia namun karena mendapat perintah dari sang Tuan akhirnya ia memberanikan diri untuk menambah kecepatan mobilnya lagi demi sampai di kampus tepat waktu. Beruntung saat Marco membawa mobilnya dalam kecepatan tinggi tak ada polisi yang sedang berjaga di jalanan, alhasil ia pun bisa sampai di kampus tepat waktu.      

Begitu tiba di halaman kampus Abby langsung memakai kacamata super tebalnya dan bergegas keluar dari mobil, bergabung dengan beberapa mahasiswa yang lain yang juga hampir terlihat seperti dirinya. Bekerja sambil kuliah benar-benar membuat Abby sangat kelelahan, ia bahkan tak jarang tertidur di dalam kelas saat pelajaran berlangsung karena sangat mengantuk.      

"Ishh Profesor galak itu pagi,"ucap Abby dalam hati saat menyadari kalau jam pertamanya kali ini adalah seorang profesor pria yang berkali-kali sudah menghukumnya karena telat masuk ke dalam kelas.      

Abby yang tak mau dihukum lagi hari ini pun memutuskan untuk berlari menuju ruang kelasnya yang ada di lantai dua, berbalapan dengan sang profesor killer yang juga tengah berlari. Karena tak mungkin lewat tangga akhirnya Abby memutuskan untuk menggunakan sedikit kemampuannya untuk menuju lantai dua, dengan memanfaatkan sebuah kursi yang ada di taman Abby melompat dan meraih sebuah batang pohon yang menjuntai ke arah lantai dua.      

"Happ...i got it!!"ucap Abby puas saat berhasil sampai di lantai dua terlebih dahulu dari sang profesor yang masih berlari di tangga.     

Beberapa mahasiswi yang melihat aksi Abby nampak terkesima, mereka bahkan menjerit-jerit saat melihat Abby mampu melakukan hal yang tak mungkin seperti itu. Sebagai seorang mahasiswa semester 3 popularitas Abby cukup menonjol, meskipun ia memakai kacamata tebal akan tetapi ketampanannya tetap terlihat. Jadi tak heran jika banyak mahasiswi yang merupakan fans Abby rela berdiri didepan pintu untuk melihat adegan Abby berlari-lari seperti biasanya agar tak terlambat, namun kali ini mereka justru melihat sebuah pertunjukan yang tak mungkin dilakukan oleh siapapun yang tak punya skill khusus.      

"Abraham Alexander!!!"pekik Profesor Gustavo dengan keras saat melihat apa yang dilakukan Abby, ia sangat terkejut melihat apa yang dilakukan Abby.      

Alih-alih berhenti karena dipanggil sang profesor, Abby justru memilih untuk meneruskan langkah kakinya menuju ruang kelas dan mengabaikan sang profesor yang sangat shock setelah melihat apa yang ia lakukan.     

"Not today dude, today I'm not late so you can't punish me."Abby bicara dalam hati sambil terus berlari menuju ruang kelasnya dengan terus melambaikan tangannya ke arah para mahasiswi yang memanggil namanya.      

"Kau benar-benar mencari masalah denganku Abraham Alexander, jangan panggil aku Gustavo kalau tak bisa memberikan pelajaran padamu hari ini,"ucap Profesor Gustavo penuh amarah, ia kesal sekali melihat Abby yang masih sempat melambaikan tangannya pada para mahasiswi yang lain.      

Setelah sampai di ruang kelasnya Abby langsung berjalan menuju kursinya yang berada di barisan paling belakang, melewati beberapa teman-temannya yang sudah duduk dengan rapi di kursinya masing-masing menanti kehadiran sang profesor killer yang akan mengajar mereka pagi ini.      

"Hari ini kau ontime,"ucap salah seorang mahasiswi yang duduk disamping Abby.     

"Sure, mana mungkin aku akan terus telat bukan,"jawab Abby berkelakar.      

"Lebih baik begitu karena…"     

Brakkk     

"Abraham Alexander, bangun dan keluar dari ruang kelas sekarang juga!!"pekik Profesor Gustavo dengan keras saat tiba di ruang kelas.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.