You Are Mine, Viona : The Revenge

Perahu daun



Perahu daun

0Natasya yang pergi ke sebuah bar untuk menenangkan diri nampak tak bisa mengontrol dirinya setelah menghabiskan lima gelas whisky seorang diri, ia kemudian memilih untuk keluar dari Bar itu karena mendapatkan telepon dari suaminya yang meminta dirinya untuk pergi ke sebuah restoran untuk menemaninya makan siang bersama cliennya. Rupanya Andy Kwan ingin memamerkan Natasya kepada rekan kerjanya, pria berusia 65 tahun itu ingin menyombongkan dirinya di hadapan teman-teman bisnisnya yang lain kalau ia memiliki seorang istri cantik seperti Natasya. Oleh karena itu ia menginginkan Natasya untuk datang menemaninya makan siang.     
0

Saat keluar dari bar Natasya terlihat sudah tidak bisa berjalan dengan baik, pasalnya ia sudah dalam pengaruh alkohol. Sampai akhirnya seorang pelayan bar mengantarnya menuju ke pintu keluar, pada awalnya Natasya ingin mengendarai mobilnya sendiri menuju ke alamat yang sudah dikirimkan oleh sang suami. Namun karena melihat kondisi Natasya yang tak bisa mengendarai mobil sendiri sang pelayan yang membantunya keluar dari bar melarangnya, ia akhirnya memesankan sebuah taksi untuk Natasya. Saat sedang menunggu taksi Natasya tiba-tiba melihat ke arah gerombolan pria yang nampak keluar dari Asian store, yang tak jauh letaknya dari bar tempa ia baru saja minum. Kedua matanya menyipit saat melihat seseorang yang tak asing bagi dirinya.      

"Bukankah itu driver pribadi Fernandoku," ucap Natasya lirih saat melihat ke arah Lucas, Lucas sudah ikut bekerja bersama Fernando sejak ia masih menjadi tunangan Fernando sehingga tak heran kalau ia masih bisa mengenali Lucas dengan baik.      

"Ada apa nona?" tanya sang pelayan bar dengan cepat.     

"Apa kau lihat itu, ke arah gerombolan orang itu. Aku rasa itu adalah driver pribadi Fernando Grey Willan kekasihku," jawab Natasya asal bicara.     

"Kekasih anda? bukankah Tuan Fernando Grey Willan sudah menikah dan saat ini mereka bahkan sedang honeymoon di…"     

"Hehh...jangan asal bicara, aku Natasya tunangan Fernando sejak tujuh tahun yang lalu. Aku calon istrinya sebelum pengasuh menjijikan itu datang, aku pasti sudah menikah saat ini jika pengasuh itu tak menggoda Fernandoku," ucap Natasya dengan cepat memotong perkataan sang pelayan.     

Sang pelayan yang tau kalau Natasya sedang mabuk hanya bisa tersenyum, ia kemudian membukakan pintu taksi yang sudah sampai di hadapan mereka. Dengan hati-hati ia membantu Natasya untuk duduk di kursi belakang, karena tak mau terjadi hal-hal yang tak diinginkan sang pelayan memasang sabuk pengaman di tubuh Natasya. Ia juga memberikan Natasya obat pereda mabuk.      

"Antarkan nyonya ini ke alamat ini ya pak, nanti di tempat itu sudah ada suaminya yang menanti," ucap sang pelayan pelan sambil menunjukkan sebuah alamat restoran kepada supir taksi.     

"Baik nona, terima kasih," jawab sang supir taksi dengan cepat, tak lama kemudian ia menginjak gas dan memacu mobilnya menuju ke tempat yang sudah ditunjukkan oleh sang pelayan membawa Natasya yang sedang mabuk.     

Melihat taksi yang membawa Natasya pergi sang pelayan hanya menggelengkan kepalanya perlahan, ia menertawakan Natasya yang mengaku sebagai tunangan Fernando. Padahal semua orang di Kanada sudah tau siapa istri seorang Fernando Grey Willan, karena tugasnya sudah selesai ia kemudian masuk kembali kedalam bar untuk melanjutkan pekerjaannya.      

Sementara itu di dalam mobil Range Rover warna hitam anti peluru terlihat Fernando sedang melepas penyamarannya, ia merasa geli memakai kumis dan jenggot palsu.      

"Anda terlihat lebih tampan dengan itu semua Tuan," ucap Harry pelan mengomentari Fernando.     

"Istriku pasti tak suka, aku tak mau disuruh tidur diluar kalau aku memiliki kumis dan jenggot," jawab Fernando dengan cepat.     

"Benarkah Tuan, biasanya kan para wanita suka melihat pria yang memiliki kumis tipis seperti itu Tuan," imbuh Justin ikut bicara.     

"Mungkin, tapi hal itu tak berlaku untuk istriku. Dia wanita istimewa," sahut Fernando pelan, sebuah senyum tersungging di wajahnya saat mengingat kejadian yang baru saja terjadi di Asian store.     

Mendengar perkataan sang Tuan membuat para pemuda itu diam, mereka tak mau lagi mengomentari penampilan Fernando. Pasalnya sang Tuan sudah mengatakan kalau ia tak mungkin berpenampilan yang tak disukai Viona, dengan kata lain sang tuan sudah sepenuhnya takluk pada istrinya. Yang artinya mereka pun juga harus patuh pada sang nyonya.     

Perjalanan pulang menuju ke mansion baru yang ada di komplek kediaman perdana Menteri Kanada terasa lebih cepat dibanding dengan perjalan pergi menuju asian store bagi Fernando, pasalnya ia kini tenang di tangannya sudah ada makanan korea yang dipesan oleh sang istri. Ia sudah tak sabar ingin memberikannya pada Viona yang menunggu di rumah, karena mobil Fernando sudah di catat oleh security yang berjaga di gerbang depan alhasil mereka tak mendapatkan kesulitan ketika masuk ke dalam area elit itu. Karena mansion Fernando adalah mansion terbesar kedua setelah milik sang perdana menteri tak sulit baginya untuk menyimpan banyak mobil di kediamannya, sehingga ketika ia dan tiga mobil pengawalnya masuk para bodyguard yang berjaga di rumah tak perlu memindahkan mobil seperti saat tinggal di apartemen.     

"Selamat datang Tuan," sapa Teddy yang menyambut Fernando di depan pintu.     

"Dimana istriku?" tanya Fernando dengan cepat.     

"Nyonya ada di kolam ikan Tuan," jawab Teddy pelan.     

"Kolam ikan?!apa yang ia lakukan disana, bagaimana kalau dia jatuh terpeleset. Kolam itu pasti licin bukan, aduh itu bahaya sekali. Kerja kalian itu apa sebenarnya," pekik Fernando panik sambil berlari menuju kolam ikan yang ada disamping rumahnya.     

Melihat Fernando berlari sontak membuat Justin, Harry dan Lucas mengikuti dari belakang dengan tergesa-gesa, hanya Teddy saja yang berjalan santai mengikuti sang Tuan. Sesampainya di tujuan Fernando yang awalnya terlihat panik dan marah langsung terdiam seketika saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya, Justin dan Harry yang berlari bahkan hampir terjatuh saat melihat apa yang sedang nyonya mereka lakukan. Lucas bahan sampai menjatuhkan susu pisangnya yang ia beli di Asian store saat melihat ke arah sang nyonya.     

"Apa yang kau lakukan sayang?"tanya Fernando lirih.     

"Lomba balap perahu," jawab Viona tanpa rasa bersalah.     

"Di kolam ikan?"tanya Fernando kembali.     

"Yup, lihatlah bukankah ini menyenangkan," jawab Viona dengan cepat.     

Fernando hanya menganggukkan kepalanya merespon perkataan Viona, ia yang sebelumnya panik saat mendengar laporan dari Teddy yang mengatakan kalau Viona sedang ada di kolam ikan hanya bisa diam tanpa suara. Pasalnya saat ini Viona sedang duduk di tikar piknik bersama para pelayan wanita yang baru datang dari istana tadi pagi, mereka sedang melihat ke arah kolam dimana sudah ada perahu-perahu kecil yang terbuat dari dedaunan yang sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk perahu terlihat sedang mengapung di kolam ikan mas koi. Mereka memberikan sedikit warna pada perahu yang dibentuk dari daun itu sebagai tanda kepemilikan, karena perahu daun itu ada di kolam ikan alhasil sejak tadi hanya berputar-putar saja ditempat yang sama karena terkena gerakan ikan yang berenang kesana kemari. Sehingga sejak tadi belum ada yang berhasil sampai ke garis finish yang dibuat oleh Viona.     

"Lomba macam apa ini," tanya Justin berbisik  pada Harry.     

"Aku pun tak tau, aku baru pertama kali melihatnya ini," jawab Harry pekan, ia benar-benar tak mengerti dengan lomba perahu yang disebut oleh sang nyonya.     

"Kenapa kau tak bilang ini sejak awal Teddy?" tanya Fernando pelan pada Teddy yang berdiri disampingnya.     

"Bagaimana bisa saya memberitahu anda kalau saya belum selesai bicara saja, anda sudah panik dan langsung berlari menuju tempat ini tuan," jawab Teddy dengan cepat.      

Fernando hanya tertawa tanpa suara mendengar perkataan Teddy, ia pun akhirnya berjalan pelan mendekati Viona yang sedang memantau perahu miliknya menggunakan teropong yang tergantung di lehernya.     

"Apa yang sedang kau lakukan babe?" tanya Fernando kembali pada Viona, ia mencoba untuk bicara hati-hati supaya tak membuat sang istri tersinggung.      

"Lomba babe, kan tadi aku sudah bilang," jawab Viona kembali sambil tersenyum tanpa melepas teropong dari matanya.     

"Bagaimana bisa menang, bergerak saja tidak itu perahunya. Lalu apa yang disebut lomba,"ucap Fernando tanpa sadar.      

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona menurunkan teropongnya, dengan perlahan ia lalu menatap kedua mata sang suami yang sedang duduk di sebelahnya dengan mata yang berkaca-kaca.      

"Saat masih di panti dulu, kami biasa melakukan ini hampir setiap hari setelah pulang sekolah saat musim semi tiba. Bedanya kami melakukan lomba balap perahu di sungai kecil yang ada di dekat panti, ibu Maria yang memiliki ide ini. Beliau mengajarkan kami cara membuat perahu dari daun karena beliau tak memiliki cukup uang untuk membelikan kami mainan. Jangankan untuk membeli mainan, untuk makan saja ibu Maria harus berusaha sangat keras waktu itu," ucap Viona pelan dengan suara parau menahan tangis.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.