You Are Mine, Viona : The Revenge

Marahnya Adam



Marahnya Adam

0Viona keluar dari ruang operasi setelah menyelesaikan pekerjaannya selama hampir satu jam, ia terlihat memijat leher belakangnya menggunakan tangan kanannya sambil memejamkan matanya saat keluar dari ruang operasi. Justin dan Harry yang sudah menunggu di depan langsung berlari menuju Viona untuk mencari tahu tentang kondisi sang tuan.      
0

"Bagaimana kondisi tuan?"     

"Tuan baik-baik saja kan nyonya?"      

"Tangan tuan masih bisa berfungsi kan nyonya?"      

"Lalu apa kami bisa menemuinya sekarang?"      

"Kalau kalian berdua terus berbicara tanpa henti aku harus menjawab pertanyaan yang mana terlebih dahulu?" tanya balik Viona sambil melipat tangannya didada menatap Justin dan Harry yang berdiri di hadapannya.     

Ketiga orang suster yang membantu Viona saat mengoperasi tangan Fernando nampak tersenyum ketika melihat Viona memarahi dua pria tampan yang ada di hadapannya, mereka lalu meninggalkan Viona bersama kedua pemuda tampan itu menuju ke ruang ganti pakaian karena tidak diperkenankan seorang dokter atau seorang perawat berjalan-jalan di sekitar rumah sakit dengan menggunakan baju operasi.      

"Maaf nyonya, kami terlalu khawatir pada tuan," jawab Justin pelan sambil menunduk.     

"Iya nyonya, kami takut kalau tangan tuan...     

"Kondisinya baik saat ini sedang tidur karena pengaruh obat bius mungkin 30 menit lagi akan terbangun, tangannya pun baik-baik saja tak ada masalah serius. Untung saja tadi aku langsung memutuskan untuk mengoperasikannya, jadi luka di tangannya cepat ditangani," ucap Viona memotong perkataan Harry.     

"Oh God… terima kasih, terima kasih nyonya sudah menolong tuan," pekik Justin dan Harry kompak.     

"Hanya saja ada tangan kirinya tak akan bisa digerakkan selama satu minggu kedepan, jadi kalian berdua harus menjaganya dengan sangat baik," imbuh Viona menimpali perkataannya yang sebelumnya sambil bersiap pergi meninggalkan Justin dan Harry untuk berganti pakaian.     

"Bukan kami yang dibutuhkan tuan Fernando, tapi anda nyonya istrinya…     

Brakkk     

Obat-obatan yang dibawa Adam jatuh saat mendengar perkataan Justin, kedua matanya pun menatap Viona tanpa berkedip. Ia tak percaya melihat Viona menggunakan seragam khusus operasi para dokter.     

"Kak…     

"Dokter Viona," panggil suster Demi keras berjalan menuju ke arah Viona.     

"Ya suster," jawab Viona tergagap.     

"Saya lupa memberitahu bahwa semua barang-barang pasien yang tadi dokter operasi ada didalam box yang ada di sofa, saya harus memberitahukan hal ini pada dokter. Soalnya jam kerja saya hampir habis, sebuah kehormatan bagi saya secara pribadi bisa mendampingi dokter hebat seperti anda. Rumah sakit Global Bros sangat beruntung mendapatkan seorang dokter bedah seperti anda dok," ucap suster Demi tanpa jeda memuji Viona, ia baru saja mendapatkan info bahwa Viona adalah dokter di rumah sakit ternama di Ontario.     

"Terima kasih infonya sus," sahut Viona terbata.     

"Kalau begitu saya permisi dokter," pamit suster Demi pelan sambil berjalan pergi meninggalkan Viona, Adam, Justin dan Harry yang sedang berada dalam situasi yang canggung.     

"Anji...kau berhutang penjelasan padaku," ucap Adam lirih, ia masih mengingat perkataan Justin sebelumnya yang menyebut Viona sebagai istri dari Fernando dan sebagai dokter di rumah sakit Global Bros.     

Justin dan Harry saling pandang beberapa saat lalu berjalan mendekati Adam, namun saat akan melewati sang nyonya langkah mereka terhenti karena terhalang tangan sang nyonya yang berdiri di hadapannya mereka.     

"Kalian masuk lah lihat kondisi tuanmu," ucap Viona lirih     

"Baik nyonya," jawab Justin dan Harry kompak, mereka berdua lalu berbalik dan masuk kedalam ruang operasi dimana Fernando masih belum sadar meninggalkan Viona dan Adam berdua.     

Setelah Justin dan Harry masuk ke dalam ruang operasi Viona berjalan menuju ruang ganti namun langkahnya terhalang oleh Adam yang mendadak berdiri ditengah jalan.     

"Biarkan aku ganti pakaian dulu kak," ucap Viona lirih.     

Mendengar perkataan Viona membuat Adam langsung menyingkir dari hadapan Viona, ia membiarkan Viona berganti pakaian. Sebagai seorang dokter dia juga tahu etika penggunaan seragam operasi yang sedang dipakai oleh Viona.      

Tak lama kemudian Viona terlihat sudah berganti dengan pakaian yang sebelumnya saat ia datang ke rumah sakit, ia lalu berjalan menuju ke sebuah taman yang ada di dekat rumah sakit dengan perlahan membiarkan Adam mengikutinya dari belakang.     

Viona lalu duduk di sebuah batu besar yang ada di taman, yang biasanya dipakai oleh para keluarga pasien atau para staf rumah sakit untuk membuang rasa lelah. Adam pun memilih untuk berdiri dan terus menatap Viona menunggu jawaban dari perkataannya yang sebelumnya.     

"Seperti yang kakak dengar sebelumnya laki-laki yang bernama Fernando Grey Willan adalah suamiku, dia adalah pria yang membuat ku bertemu denganmu dan ibu 10 bulan yang lalu," ucap Viona pelan membuka percakapan.      

"Aku juga seorang dokter bedah di rumah sakit Global Bros, rumah sakit tempat kakak mengambil obat-obatan," imbuh Viona lirih menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

"Jangan bercanda Anji, aku tau kau suka bergurau. Tapi semua yang kau katakan baru saja sangat tidak lucu," jawab Adam dengan cepat iya ya tak percaya dengan semua perkataan Viona yang baru saja ia dengar.      

"Aku tidak sedang bergurau kak, semua yang aku katakan adalah fakta. Aku pada awalnya juga tak percaya akan bisa bertemu dengannya lagi setelah berpisah selama sepuluh bulan dan berada di tempat terpencil seperti ini tapi…     

"Tapi apa?" tanya Adam mulai tak sabar.     

"Tapi kakak membawanya padaku," jawab Viona singkat.     

"Aku???kapan aku membawanya kepadamu…     

Deg      

Adam langsung terdiam seketika saat mengingat pertemuan Viona dan Fernando pertama kali di desa Elora, dimana waktu itu memang dialah yang mengarahkan Fernando untuk mencari jalan tercepat menuju desa Elora. Wajahnya langsung memerah saat menyadari kesalahan besar yang sudah ia buat, karena tak sengaja membawa pria yang sangat ia benci menemui Viona.     

"Aku tak tau kalau dia adalah mantan…     

"Kami belum bercerai kak," ucap Viona pelan memotong perkataan Adam sambil mengangkat tangan kirinya dan menunjukkan cincin pernikahannya kepada Adam.      

"Anji kau...kau...kau bukankah waktu itu bilang padaku kalau kau tak mau ada hubungan lagi dengannya, bukankah kau sangat membencinya. Tapi kenapa kau malah memakai cincin pernikahan ini...lepas Anji biar aku buang, kau tak bisa memakai cincin itu Anji...kalian sudah bercerai, bukankah waktu itu kau mengatakan sendiri kalau kau sudah menandatangani surat cerai darinya. Dan ya satu lagi bukanlah pria itu adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian bayimu, lalu kenapa kau…     

"Kami masih terikat pernikahan yang sah kak," ucap Viona lirih memotong perkataan Adam yang tanpa jeda.     

Adam yang masih tak terima dengan keputusan Viona kembali memakai cincin pernikahannya nampak naik pitam, ia mencengkram pundak Viona dengan keras.     

"Kau tak bisa kembali padanya Anji, rumahmu ada disini… di desa Elora…     

"Biarkan Anji kembali pada suaminya nak," ucap seorang wanita lembut tiba-tiba memotong perkataan Adam.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.