You Are Mine, Viona : The Revenge

Sekilas bayangan



Sekilas bayangan

0Setelah disibukkan dengan masalah Cindy selama empat hari terakhir akhirnya Aaric bisa hidup dengan tenang dan damai kembali, Sasan Wu memutuskan membawa Cindy kembali ke Shanghai. Meski pada awalnya Cindy menolak, namun akhirnya ia patuh pada keinginan sang ayah. Sebenarnya niat Sasan Wu membawa putri semata wayangnya pulang adalah untuk menjauhkannya dari Aaric, setelah tahu kalau Aaric hanya menganggap Cindy sebagai adik saja akhirnya Sasan Wu sadar kalau ia haru membawa pulang putrinya supaya tak mengalami hal-hal yang tak diingkan lagi. Sasan Wu tak mau melihat putrinya kembali menderita.     
0

"Akhirnya masalah Nona Cindy selesai juga,"ucap Bruce lirih saat melihat pesawat yang dinaiki Cindy dan ayahnya mengudara meninggalkan tanah Kanada.     

Aaric tersenyum. "Semoga setelah ini Cindy bisa mengobati semua rasa traumanya da bisa hidup bahagia."     

"Apa anda rela membiarkan nona Cindy pulang begitu saja Tuan?"tanya Loren tanpa rasa bersalah.     

"Tentu saja rela, memangnya kenapa? Saat ini Cindy kembali ke rumahnya, bersama sang ayah. Bukankah kita harus ikut senang akan hal itu? Dia sudah terlalu lama menderita di Ottawa, beruntung Tuhan masih mempertemuka kami sebelum semuanya terlambat. Bayangkan saja misalkan seandainya aku bertemu dengan Cindy satu tahun lagi, atau satu bulan lagi. siapa yang tahu akan nasibnya bukan? Memikirkan hal itu saja aku tak mampu, gadis sebaik Cindy berakhir menjadi pekerja seks? Oh Tuhan, mengerikan sekali,"jawab Aaric panjang lebar.     

"Hmmm bukan itu Tuan, maksudku apakah anda tak sedih kembali berpisah dengannya? Apa anda benar-benar tak memiliki perasaan apapun dengannya?"tanya Loren kembali.     

Aaric menoleh dan tersenyum ke arah Loren. "Kau sudah ikut aku bertahun-tahun, Loren. Kau seharusnya tahu seperti apa diriku, sejak awal aku hanya menganggap Cindy sebagai adik saja. Tidak lebih, jadi mana mungkin aku mencintainya. Aku menyayangi Cindy sama seperti aku menyayangi Denise si anak manja itu."     

"Tapi kan nona Denise berbeda dengan nona Cindy, Tuan. Mereka berdua tak sama." Bruce yang sejak tadi menjadi pendengar rahasia akhirnya tak sabar dan ikut bicara.     

Aaric meletakkan kedua tangannya ke pundak Bruce dan Loren secara bersamaan. "Dengar aku baik-baik, meskipun aku brengsek tapi aku adalah pria setia. Sampai saat ini posisi Keyla Sharov masih belum tergantikan dari dalam hatiku, jadi jangan bahas tentang wanita lain. Dan untuk kalian berdua lebih baik lanjutkan pencarian kalian karena waktu yang aku berikan pada kalian sudah hampir habis."     

Loren dan Bruce langsung menutup rapat mulutnya masing-masing, membahas soal wanita yang dicintai sang tuan muda membuat mereka dalam masalah. Mencari seorang gadis yang sudah mengganti identitasnya bukanlah sebuah pekerjaan mudah, apalagi Keyla Sharov sudah menjual semua asetnya di St. Petersburg. Gadis itu benar-benar sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik.     

Melihat kedua asisten terbaiknya mematung Aaric terkekeh, perlahan ia kemudian melepaskan tangannya dari pundak kedua tangan kanannya itu dan berjalan menuju ke pintu keluar bandara. Aaric harus segera kembali ke kantor dan kembali bekerja bersama sang kakak yang saat ini sedang sangat dipusingkan dengan semua pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya. Saat Aaric tengah berjalan menuju mobilnya yang sudah terparkir didepan lobby bandara tiba-tiba ada seseorang yang mencengkram lengannya, menghentikan langkahnya. Seorang gadis berambut blonde sedang mencoba berbicara dengan Aaric.     

"Maaf apa ada yang..."     

"Xander?"     

Kening Aaric berkenyit. "Maaf, nama saya Aaric. Bukan Xander."     

Gadis berambut blonde itu terkejut. "Mana mungkin, kau adalah Xander. Aku tak mungkin salah."     

"Maaf nona." Aaric langsung melepaskan tangannya dari cekalan gadis asing yang ada dihadapannya. "Sekali lagi saya katakan, nama saya adalah Aaric. Bukan Xander, anda salah orang. Lagipula saya tak mengenal anda."     

Gadis itu terlihat sangat terkejut, bahkan kedua matanya saat ini sudah berkaca-kaca dan siap untuk menangis sampai akhirnya ia memilih pergi dari hadapan Aaric saat melihat Loren dan Bruce datang mendekat. Gadis misterius itu terus berlari ke arah kerumunan sampai akhirnya tak terlihat lagi dari pandangan Aaric.     

"Siapa gadis itu Tuan? Anda mengenalnya?"     

Aaric menggeleng. "Tidak, sepertinya dia salah orang. Ya sudah lupakan saja, lebih baik kita segera kembali ke kantor karena jika tidak maka kakakku akan berubah menjadi naga menyeramkan."     

Loren dan Bruce tersenyum mendengar perkataan sang tuan, keduanya akhirnya mengawal Aaric masuk ke dalam mobil limosin berwarna hitam yang sudah siap membawanya kembali ke Endurance Sky Bulding. Kantor pusat perusahaan keluarga Willan yang mengurus banyak sektor bisnis yang menguasai hampir di seluruh wilayah Amerika Utara.     

Tanpa ada rasa ingin tahu akan identitas gadis misterius yang baru berbicara dengannya Aaric justru fokus pada tablet pintarnya yang langsung terhubung dengan sang kakak dan sang ayah yang sampai detik ini belum kembali ke Ottawa, ayahnya ternyata pergi berbulan madu dengan sang ibu ke salah satu pulau pribadi mereka di lepas pantai Uni Emirat Arab. Salah satu gaya hidup mewah Fernando yang tak pernah hilang meskipun saat ini usianya sudah tak muda, gairahnya pada Viona tak pernah pudar dan hal itu sangat dipahami kedua anak lelakinya yang sudah beranjak dewasa. Karena itu saat mereka memiliki keinginan yang sama pada wanita Fernando tak marah, ia menyadari sikap kedua putranya menurun darinya. Fernando yang sangat terbuka dengan kedua anaknya tak pernah melarang mereka tinggal atau tidur dengan wanita yang berbeda, asalkan para wanita itu tidak mengandung benih Willan yang berharga Fernando tak mempermasalahkan hal itu.     

Setelah menempuh perjalan selama hampir satu setengah jam akhirnya iring-iringan mobil yang membawa Aaric tiba di Endurance Sky Building, kedatangannya dikantor pusat pada saat jam makan siang membuat banyak staf wanita histeris. Meski mereka tahu kalau kedua anak sang owner dari Endurance Corporation sangat tampan namun tetap saja ketika melihat mereka secara langsung para gadis itu tak bisa menahan diri lebih lama, Aaric pun hanya tersenyum saat melihat para gadis terus membicarakannya.     

"Sepertinya kita harus lewat jalan khusus jika sedang ramai seperti ini Tuan,"ucap Loren pelan pada Aaric yang sedang berjalan menuju lift pribadinya.     

"Untuk apa lewat jalan khusus?"tanya Aaric bingung.     

"Untuk menghindari tatapan dari para serigala wanita yang kelaparan itu, aku takut suatu saat salah satu dari mereka ada yang langsung menyantap anda, Tuan,"jawab Loren kembali dengan cepat, ia tak suka Aaric menjadi pusat perhatian para staf wanita yang tak sadar posisinya itu.     

Aaric terkekeh. "Biarkan saja Loren, selama para staf wanita itu senang aku tak masalah. Lagipula mungkin dengan melihatku mereka akan lebih bersemangat, kita tidak tahu bukan. Jadi biarkan saja, selama mereka tak melewati batasan aku tak masalah. Aku tak..."     

Ucapan Aaric terhenti saat melihat ada tangan wanita tiba-tiba muncul dan menghentikan pintu lift yang hanpir tertutup.     

"Bruce!"pekik Aaric keras meminta Bruce untuk menahan pintu lift tertutup, ia tak mau tangan indah yang sedang menahan pintu lift itu terluka.     

Tepat setelah Bruce menahan pintu lift sang empunya tangan akhirnya terlihat. "Apa aku boleh ikut bergabung?"     

"Elsa,"gumam Aaric lirih.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.