You Are Mine, Viona : The Revenge

Memberi peringatan



Memberi peringatan

0Setelah mengantongi identitas baru Keyla akhirnya Aaric bisa bekerja dengan fokus, apalagi ia juga sudah mengetahui siapa yang mengirimkan pesan padanya. Karena itu saat sang ayah memintanya berangkat ke Mesir ia langsung pergi tanpa membantah, meninggalkan sang kakak yang harus menyelesaikan beberapa dokumen terakhir.      
0

"Aaric sudah sampai di Kairo tadi siang, dia sekarang dalam perjalanan menuju proyek kita, Dad,"ucap Abby pelan mengabarkan kondisi sang adik pada Fernando.     

"Ok, Daddy harap setelah Aaric tiba Mr. Ahmed akan langsung mendorong para pekerja itu melakukan tugasnya,"jawab Fernando sambil tersenyum.      

"Apa aku harus tetap berangkat besok pagi, Dad?"     

Fernando menggeleng. "Kau selesaikan semua berkas-berkas di Ottawa bersama Harry, besok pagi hany Daddy dan Justin saja yang berangkat."     

"Baiklah, aku mengerti."      

Fernando tersenyum penuh kebanggaan pada sang anak. "Lebih baik kau pulang cepat hari ini, kau butuh refreshing Son."     

Abby terkekeh. "Aku baik-baik saja Dad, kau tak usah khawatir."      

"Daddy pernah muda Son, jadi jangan membodohi Daddy. Daddy tahu kau butuh udara segar, pulanglah tenangkan dirimu. Daddy bisa menyelesaikan pekerjaanmu itu sendiri."     

Abby terdiam cukup lama mendengar perkataan sang ayah, namun tak lama kemudian ia pun tersenyum lebar. "Sebenarnya ada beberapa hal kecil yang mengusikku selama satu minggu terakhir ini, Dad."     

"Selesaikan masalah pribadimu itu, baru setelah itu kau bisa fokus kembali dengan pekerjaanmu kembali. Ingat Son, proyek ini adalah proyek besar. Kita tak boleh melakukan kesalahan, karena rekan kita saat ini adalah bagian dari pemerintah Mesir bukan sebuah perusahaan,"ucap Fernando datar.      

"I know Dad….hmm apakah aku boleh meminta cuti satu hari untuk menyelesaikan masalahku?"     

"Sure, kau masih punya waktu hari dan besok. Selesaikan semuanya setelah itu fokus kembali dengan pekerjaanmu,"jawab Fernando sambil tersenyum.     

Abby menipiskan bibirnya, ia kemudian bangun dari tempat duduknya dan bergegas pergi meninggalkan ruangan sang ayah untuk menyelesaikan masalah Ruben Oliviera dan anak buahnya yang mulai mencari tahu tentangnya. Ruben Oliviera yang sudah menjadi mafia nomor satu di Italia merasa diatas awan, ia berusaha mengusik dan mencari tahu seorang Xander yang sudah lama pensiun dari dunia hitam. Karena itulah Abby merasa sedikit terusik, ia tak mau masa lalunya terbongkar. Abby tak mau ibunya tahu kalau dirinya pernah menjadi mafia di Italia.      

Saat sudah berjalan cukup jauh tiba-tiba langkah Abby terhenti, ia kemudian membalik tubuhnya dan berlari kembali ke ruangan sang ayah.      

"Dad.."     

"Jesus!!!"pekik Fernando terkejut saat Abby langsung masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu.     

Abby terkekeh melihat sang ayah terkejut. "Aku lupa bilang, aku boleh membawa orang-orang Daddy bukan?"     

"Apa hal semacam itu aku masih harus izin?"     

Tawa Abby semakin keras. "Aku kan minta izin, Dad. Ya sudah kalau begitu aku pergi, bye Dad."      

Fernando menggeleng kepalanya melihat tingkah sang anak, ia tak percaya anaknya yang sudah dewasa itu masih seperti anak kecil yang ceroboh. Karena masih banyak pekerjaan yang harus diurus Fernando pun kembali fokus pada layar laptopnya.      

"Bawa 30 orang keluar hari ini, aku ada misi penting,"ucap Abby pelan saat berbicara di telepon dengan Marco di lift yang membawanya turun ke basement.     

"Siap Tuan,"jawab Marco dengan cepat.     

Abby tersenyum, ia kemudian mematikan ponselnya dan memasukannya kedalam saku bajunya. Hari ini ia ingin menunjukkan siapa Abraham Alexander Willan pada Ruben Oliviera.      

Setelah lift sampai di basement Abby langsung keluar dan berjalan cepat menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari pintu lift, begitu membuka pintu mobil dengan kasar Abby melempar jas yang ia pakai ke kursi. Tak lama kemudian mobil Koenigsegg CCXR Trevita dengan plat WILLAN pun meluncur dari area basement Endurance Corporation dengan kecepatan tinggi, di belakangnya ada 10 mobil berwarna serba hitam mengikuti dengan kecepatan yang sama pula.     

Sepanjang jalan Abby terus berkomunikasi dengan Marco dan Jordan yang mengikutinya dari belakang, mereka sedang menyusun rencana untuk menyerbu apartemen Ruben Oliviera di Ottawa. Abby ingin menyingkirkan hama yang coba menyerangnya, tanpa Ruben Oliviera dan anak buahnya tahu Abby sudah mengetahui semua rencana mereka. Tak ada yang tak diketahui oleh Abby di Ottawa, sebagai putra seorang Fernando Grey Willan ia memiliki banyak sekali informan yang dengan sukarela memberikan informasi kepadanya tanpa dibayar. Karena itulah semua aktivitas Ruben Oliviera dapat ia ketahui dengan mudah, Ruben yang tahu Xander pergi ke Ottawa berusaha mencari tahu siapa sosok Xander sebenarnya. Ia penasaran dengan wajah asli Xander, Ruben lupa kalau Xander adalah orang yang pernah menolongnya dahulu. Karena merasa saat ini sudah memimpin banyak organisasi mafia di Italia Ruben Oliviera yakin bisa menaklukkan seorang Xander, pasalnya beberapa kali ia mendengar selentingan dari anak buahnya yang mengatakan kalau para pemimpin organisasi mafia lainnya sedang mencari tahu sosok Xander yang menghilang begitu saja pasca membubarkan organisasi 666 yang ia pimpin. Oleh karena itulah Ruben Oliviera dan orang-orang terbaiknya pergi ke Ottawa untuk menyingkirkan Xander yang dianggap sebagai batu penghalangnya menduduki puncak kekuasaan, ia terlalu takut jika Xander kembali maka organisasi-organisasi yang ia bawahi akan kembali pada Xander.      

Iring-iringan mobil mewah yang dipimpin mobil Koenigsegg CCXR Trevita akhirnya tiba di sebuah komplek apartemen mewah dan paling prestisius di Ottawa, di apartemen itu Ruben Oliviera dan anak buahnya tinggal selama dua minggu terakhir.      

"Jadi mereka tinggal disini, Tuan?"tanya Jordan tak percaya.     

"Yes, Ruben Oliviera, kedua anaknya dan 20 orang terbaiknya ada di lantai 20."     

"Ck.. mereka benar-benar bodoh, tinggal di apartemen milik anda dan berusaha mencelakai anda. Ruben benar-benar orang paling bodoh yang aku kenal,"celetuk Marco penuh kebencian.      

Abby terkekeh. "Relax, aku ingin bermain-main dulu dengan mereka. Jangan gancurkan sekarang, aku ingin bermain hide and seek dengan mereka."     

Jordan dan Marco langsung menoleh ke arah Abby secara bersamaan. "Apa maksud anda, Tuan muda?"     

"Selama ini Ruben Oliviera sudah merasa sebagai orang nomor satu, karena itulah aku ingin mengusiknya sedikit. Aku ingin bermain-main dengan mentalnya, aku mau melihat sekuat apa seorang yang mulia Ruben Oliviera itu,"jawab Abby sambil tersenyum. "Aku sudah meminta Travis dan beberapa anggota kita yang masih setia mengganggu rumah besar Ruben Oliviera itu, aku ingin membuat keributan di Sisilia. Kita lihat, apa yang akan dilakukan Ruben Oliviera jika tahu rumahnya diusik."     

"Jadi anda…"     

"Ya, aku ingin membuat Ruben Oliviera membuka matanya dan sadar kalqu organisasi yang selama ini ia bangga-banggakan masih tak ada apa-apanya dengan orang-orang kita yang hanya sedikit itu." Abby memotong perkataan Jordan sambil tersenyum penuh arti.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.