You Are Mine, Viona : The Revenge

Penyusup



Penyusup

0Natalie tersedak mendengar perkataan Abby, beruntung ia langsung meraih air putih yang ada di hadapannya sehingga rasa tak nyaman yang ada di lehernya langsung hilang.      
0

"Kau kenapa? Apa makanannya tidak enak?"     

Natalie menyeka sisa air minum yang ada di bibirnya dengan cepat. "Kau memang menyebalkan, Abby!!"     

Abby terkekeh, ia kemudian kembali memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya. Sementara Natalie yang tak bisa makan dengan tenang karena ucapan Abby sebelumnya nampak hanya mengaduk-aduk dessert yang ada di atas piringnya, perasaan Natalie sudah kacau karena ucapan Abby sebelumnya. Ia ingin sekali menanyakan kebenaran akan ucapan Abby sebelumnya, namun karena merasa tidak cukup nyali akhirnya Natalie pun meredam semua pertanyaan yang kini berputar dalam kepalanya. Abby benar-benar sudah mengacak-acak perasaannya hari ini.      

Setelah selesai makan Abby kemudian mengajak Natalie menuju kamar yang sudah ia siapkan untuk gadis itu.     

"Malam ini tidurlah di hotel ini, besok kalau suasana hatimu sudah tenang maka kau bisa pulang."     

"A-aku akan tidur sendiri bukan di kamar ini?"tanya Natalie dengan cepat.     

Abby menaikkan satu alisnya. "Tentu saja kau tidur sendiri, memangnya kau ingin tidur dengan siapa? Denganku? Tidak mungkin bukan."     

Natalie langsung mati kutu saat pertanyaannya dibalik oleh Abby, wajahnya memerah menunjukan betapa canggung dirinya saat ini. Beruntung Abby langsung mengatakan kalau ia harus segera pulang ke rumah, sehingga Natalie bisa sedikit tenang karena bisa segera menjauhi pria tampan itu.      

"Ok, selamat istirahat. Sampai jumpa besok dan sekali lagi selamat ulang tahun,"ucap Abby pelan saat akan berpamitan pada Natalie.     

"Terima kasih Abby."      

Abby tersenyum, ia kemudian kembali mengacak-acak rambut Natalie sebelum akhirnya benar-benar pergi dari hadapan anak dari pria yang berusaha mencelakainya itu. Natalie akhirnya masuk ke dalam kamarnya setelah Abby dan anak buahnya tak terlihat, kedua mata Natalie terbelalak saat melihat interior di dalam kamar yang akan ia tempati. Sungguh tak ada kata lain yang pantas diucapkan selain GILA, bagaimana tidak? Saat ini Natalie sedang berada di kamar president suite kamar paling mahal di hotel dengan fasilitas paling mewah, mulai dari sofa, ranjang, dan berbagai furniture lainnya menunjukkan betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menginap di kamar itu satu malam dan hari ini Natalie menginap dengan cuma-cuma.     

Natalie yang akan memeriksa kamar mandi dikejutkan dengan keberadaan satu buah box berwarna coklat yang ada di atas meja, karena penasaran Natalie mendekati box itu dan membuka isinya. Seketika wajah Natalie langsung berbinar saat melihat satu set pakaian bersih untuknya ada di dalam box itu, bahkan pakaian tidurnya juga ada.      

"Terima kasih Abby, kau benar-benar sesuatu. Sungguh beruntung wanita yang suatu saat nanti mendampingimu,"ucap Natalie lirih, jantungnya kembali berdetak cepat saat mengingat kata-kata terakhir Abby di atas rooftop sebelum mereka menyelesaikan makan beberapa saat yang lalu.      

****     

Di dalam mobilnya Abby terlibat pembicaraan serius dengan beberapa anak buahnya yang melaporkan sedikit kekacauan yang terjadi di Endurance Sky Building, saat ini para petugas keamanan yang sudah terlatih berhasil meringkus 5 orang penyusup yang berusaha mengacaukan sistem di Endurance Corporation. Beruntung sistem keamanan di kantor itu sudah memakai sistem terbaru, sehingga jika ada pergerakan yang mencurigakan di ruangan server maka alarm yang super keras akan berbunyi di hampir seluruh lantai bangunan gedung perkantoran itu.      

Sebagai kantor yang awalnya memproduksi sistem keamanan untuk perusahaan-perusahaan besar, pembobolan data semacam itu sudah diprediksikan sebelumnya oleh para staf IT terbaik di Endurance Corporation. Sehingga jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan kan semuanya bisa langsung tertangani dengan cepat.      

"Jangan lakukan apapun sebelum aku tiba, pastikan mereka tak melakukan hal-hal yang tak diinginkan seperti meminum racun atau apapun itu,"ucap Abby dingin saat berbicara dengan salah satu anak buahnya di kantor.     

"Siap Tuan, anda tak usah khawatir. Saat ini sudah ada dua puluh orang yang berada disekitar penyusup ini, mereka benar-benar diamankan dengan baik." Seorang pria di ujung telepon mengabarkan apa yang terjadi di kantor saat ini.     

"Good, sepuluh menit lagi aku sampai," sahut Abby pelan langsung menutup panggilannya, ia benar-benar tak menyangka akan ada penyusup yang memiliki nyali besar mencoba meretas sistem di perusahaannya. Abby yang benar-benar sudah tak sabar ingin mengetahui siapa orang-orang itu lalu memerintahkan Marco menambah kecepatan mobilnya.      

Marco yang sudah paham langsung menambah kecepatan mobilnya membelah jalanan Ottawa, beberapa mobil hitam yang membawa para bodyguard di belakang langsung mengikuti apa yang Marco lakukan.      

Setelah sepuluh menit berlalu iring-iringan mobil yang membawa Abby akhirnya tiba di Endurance Sky Building, namun karena ada beberapa mobil lainnya yang sudah terparkir di area parkir VIP alhasil mobil yang dikendarai Marco hanya bisa menurunkan Abby di depan pintu utama Endurance Sky building yang saat ini sudah dijaga oleh puluhan pria berpakaian serba hitam dengan sepucuk senjata di balik pakaian yang ia kenakan.      

"Daddy…"     

"Betul, Tuan muda. Tuan besar sudah tiba beberapa menit yang lalu."     

"Damn!!"     

Abby langsung berlari masuk kedalam gedung mencoba menyusul sang ayah yang sudah tiba terlebih dahulu dari dirinya, Abby sebenarnya sempat meminta kepada anak buahnya di kantor untuk tidak memberitahukan masalah ini kepada sang ayah. Namun sepertinya Abby terlambat karena rupanya anak buahnya itu sudah memberitahukan ayahnya terlebih dahulu ketimbang dirinya, sehingga saat ini tak heran jika Fernando beserta orang-orang terbaiknya sudah tiba terlebih dahulu di kantor. Fernando adalah orang yang tidak akan mentoleransi siapapun orang yang berusaha menghancurkan perusahaan yang ia bangun puluhan tahun yang lalu dengan jerih payahnya sendiri, Fernando tak akan membiarkan siapapun merusak perusahaan yang sudah ia siapkan untuk kedua anak kebanggaannya.      

Setelah menggunakan lift karyawan akhirnya Abby tiba di lantai 10 tempat di mana para penyusup itu ditahan, ketika ia tiba di ruangan pemeriksaan Abby bisa melihat bagaimana kelima orang itu kini terkapar di lantai dengan tubuh yang bersimbah darah. Rupanya mereka menolak memberi tahu Fernando siapa orang yang bertanggung jawab atas tindakan mereka, karena Fernando bukanlah orang yang sabar akhirnya ia memerintahkan anak buahnya memberikan sedikit pelajaran kepada kelima penyusup itu.      

"Katakan atau kalian akan mati disini!!"hardik salah seorang anak buah Fernando dengan keras.     

Lagi-lagi para penyusup itu diam, para penyusup itu sepertinya sudah sepakat untuk tak mengatakan apapun dan memilih mati ketimbang harus membuka mulutnya.      

"Fine, karena kalian tetap tak mau tak bekerja sama denganku maka jangan salahkan aku kalau akan berbuat kejam pada kalian,"ucap Fernando pelan sambil tersenyum tipis, ia kemudian memberikan kode pada anak buahnya untuk segera membunuh para penyusup itu sampai akhirnya terdengar suara teriakan dari Abby yang meminta mereka untuk tak menembak para penyusup itu.      

Fernando menatap Abby dengan tatapan tidak senang. "Apa kau bisa menjelaskan alasannya kepada Daddy, Son?"     

"Sure, aku punya cara lain untuk membuat mereka membuka mulut Dad. Kalau mereka langsung dibunuh seperti ini maka kita tidak akan tahu siapa dalang dibalik peristiwa ini, Dad. Jadi lebih baik kita gunakan cara lain untuk menginterogasi mereka sampai keluar nama orang yang bertanggung jawab atas insiden ini,"jawab Abby pelan, berusaha hati-hati berbicara pada ayahnya.     

"Apa kau yakin bisa?"     

"Sure, Abraham Alexander Willan tak akan mengecewakan anda, Tuan."     

Fernando menipiskan bibirnya mendengar perkataan sang putra sulung.      

"All right, do it now."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.