You Are Mine, Viona : The Revenge

Meet again



Meet again

0"Denise!"     
0

Sebuah suara yang sangat familiar di telinga Kate ataupun ditelinga Denise tiba-tiba terdengar sangat jelas dan keras memanggil nama Denise. Secara spontan Denise dan Kate pun menoleh, mencari sumber suara. Saat melihat sang empunya suara tiba-tiba kedua kaki Kate lemas, ia hampir saja jatuh kalau saja tidak langsung bersandar pada dinding yang ada didekatnya.     

Bagaimana Kate tidak terkejut? Saat ini dihadapannya sudah ada Aaric yang sedang berjalan dengan gagah dalam balutan pakaian rapi tiga lapis seperti dulu tengah mendekat ketempat mereka berada saat ini.     

"Kau ini masih ceroboh seperti dulu, aku yakin kau sudah membuat ponselmu dalam mode silent, bukan?"ucap Aaric dingin begitu sudah berada dihadapan Denise.     

"Iya, memangnya kenapa?"     

"Pantas saja, coba lihat ponselmu sekarang. Berapa banyak pesan dan panggilan yang masuk,"jawab Aaric kembali sambil melipat kedua tangannya di dada.     

Denise yang belum menyadari situasinya saat ini langsung patuh mengikuti perintah sang kakak, tanpa bicara ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jas putih kebanggannya dan terkejut saat melihat 110 panggilan tak terjawab dan 43 pesan masuk di ponselnya. Damn.     

"See, dasar anak nakal. Ini kebiasaan jelek, Denise. Kau harus mengubah mode pada ponselmu, bagaimana kalau ada panggilan mendadak yang sangat penting dan kau tidak tahu,"ucap Aaric pelan sambil melipat kedua tangannya di dada, memarahi Denise.     

Denise menganggukkan kepalanya dan bersiap menjawab perkataan sang kakak, akan tetapi saat ia melihat banyak sekali teman-temannya yang saat ini sedang melihat ke arahnya seketika kesadaran Denise pun kembali.     

"Heii...siapa anda, jangan sok akrab seperti ini,"pekik Denise secara tiba-tiba.     

Aaric menaikkan satu alisnya. "Kau kenapa Den...."     

"Ayo pergi Kate, orang ini aneh. Sok kenal sekali dia." Denise memotong perkataan Aaric dengan suara meninggi, ia juga langsung meraih tangan Kate dan mengajaknya pergi dari hadapan sang kakak yang saat ini sedang kebingungan melihat perubahan sikap Denise yang sangat tiba-tiba itu.      

Kate yang sedang sangat shock karena bertemu secara mendadak dengan Aaric masih belum sadar, ia hanya menurut saja ketika ditarik pergi oleh Denise. Saat Aaric akan menyusul sang adik tiba-tiba seorang pria menepuk pundaknya dari belakang secara tiba-tiba.     

"Kak..."     

"Apa kau lupa? Di rumah sakit Denise merahasiakan identitasnya, Aaric. Kalau kau menghampirinya saat ini maka kau akan membongkar rahasianya,"ucap Abby dengan cepat memotong perkataan Aaric.     

"Akh."Aaric pun langsung menutup mulutnya menggunakan satu tangannya saat menyadari sebuah kesalahan besar yang baru saja ia perbuat.     

Abby tersenyum jahat. "Makanya jangan terlalu asik tebar pesona, bersiaplah menerima kemarahan dari Denise."     

Aaric tak merespon perkataan sang kakak, ia masih sangat shock saat ini. Sebuah kebodohan besar sudah dilakukannya dan hal itu pasti akan membuat Denise marah besar padanya, Abby hanya terkekeh melihat raut wajah sang adik yang panik. Ia kemudian memutuskan untuk meneruskan langkahnya untuk pergi keruangan sang ibu, Jordan dan Marco pun mengekor dibelakang Abby meninggalkan Loren dan Bruce yang masih menemani tuan mereka, Aaric.     

Setelah hampir dua menit terdiam akhirnya kesadaran Aaric kembali, ia pun langsung berlari menyusul sang kakak yang sudah berjalan cukup jauh diikuti Loren dan Bruce yang juga ikut berlari. Para bodyguard yang sedang berjaga di pintu, menghalau para dokter dan suster yang ingin mendekati kedua tuan muda mereka pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat mereka berjaga saat ini untuk menyusul sang tuan.     

Para dokter dan suster yang sebelumnya tertahan oleh bodyguard Fernando kini nampak berbisik-bisik membicarakan Denise yang sebelumnya dihampiri salah satu anak sang pemilik rumah sakit yang ketampanannya membuat mereka nyaris pingsan siang ini, termasuk Gloria yang sudah berdiri bersama dua temannya. Meski tak mendengar apa yang dibicarakan Aaric dan Denise tapi mereka bisa melihat dengan jelas apa yang Denise lakukan.     

"Ish, perempuan itu benar-benar menyebalkan. Kemarin dia sudah sangat cari perhatian saat di ruangan meeting dihadapan para petinggi rumah sakit, lalu sekarang dia mencoba menggoda anak pemilik rumah sakit,"ucap seorang dokter muda bernama Ivy pada Gloria.     

"Iya kau benar, Ivy. Dia benar-benar jadi besar kepala sekarang, apalagi temannya si buruk rupa itu. Aku benar-benar muak pada mereka berdua,"sahut seorang dokter muda lainnya menimpali perkataan dokter Ivy.     

Gloria masih diam, ia tak merespon perkataan kedua temannya. Gloria masih tak percaya melihat Denise dihampiri salah satu pangeran Willan yang sejak lima belas menit yang lalu mereka ikuti sejak mereka tiba di rumah sakit, Gloria masih berpikir keras bagaimana seorang Denise Jolie bisa mengenal salah satu anak Fernando Grey Willan.     

"Kau baik-baik saja kan, Gloria?"tanya Ivy pelan sambil menyentuh pundak Gloria.     

"I-iya, aku baik-baik saja,"jawab Gloria tergagap.     

"Kau yakin, tapi kau terlihat pucat,"ucap Ivy kembali.     

Gloria tersenyum pada kedua temannya. "See, aku baik-baik saja. Ya sudah ayo kita pergi dari tempat ini, kita harus kembali bekerja. Ingat kita masih diawasi oleh dokter senior."     

Mendengar perkataan Gloria membuat kedua dokter muda itupun sadar bahwa mereka masih memiliki jam kerja yang belum selesai, tanpa bicara mereka semua pun akhirnya kembali ke ruangannya masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan. Semenjak peristiwa di ruang meeting sikap Gloria memang terlihat sekali perbedaannya, dokter muda yang paling sering membully Kate itu kini menjadi lebih pendiam dan tak terlihat menjaga jarak dengan Kate. Hal itu dilakukan Gloria semata-mata demi nilainya agar tidak turun, yang Gloria pikirkan saat ini adalah bagaimana cara tetap bertahan dan menjadi dokter tetap di rumah sakit Global Bros. Setelah melihat para dokter penting di Global Bros kemarin semangat Gloria untuk bisa mendapatkan pekerjaan tetap di Global Bros pun semakin besar, karena itulah ia berusaha bersikap baik. Pasalnya penilaian akhir mereka diterima atau tidak menjadi bagian dari Global Bros hanya tinggal 6 minggu lagi, maka dari itu Gloria benar-benar menjaga sikapnya.     

***     

Karena jam kerja sudah datang akhirnya Kate memutuskan untuk kembali bekerja, meski senang Aaric tak bisa mengenalinya namun tetap saja Kate sedih saat mengingat bayinya dan Aaric yang tak berhasil ia pertahankan dengan baik. Kate berusaha menghilangkan rasa ingin tahunya kenapa Denise bisa mengenal Aaric, ia tak berani bertanya pada Denise karena takut Denise akan curiga padanya. Kate belum siap membuka identitasnya yang sebenarnya pada Denise. Sementara Denise yang saat ini sedang kesal sekali pada Aaric nampak masih terus mengirimkan pesan pada kakaknya yang berisi sumpah serapah, Denise marah sekali pada Aaric yang hampir membongkar identitasnya dihadapan semua orang.     

Tok..tok...     

"Permisi."     

Suara seseorang yang baru saja mengetuk pintu membuat Kate dan Denise yang sedang sibuk dengan dunianya masing-masing terperanjat kaget.     

"Iya sus, ada apa?" ucap Kate dengan cepat.     

"Saya menyampaikan pesan dari dokter Viona, kepala divisi bagian bedah. Beliau memanggil dokter Katerin Ivanov dan dokter Denise Jolie untuk datang ke ruangannya saat ini juga,"jawab sang suster sambil tersenyum.     

"Di panggil dokter Viona?"     

"Apa?"     

 Denise dan Kate bicara secara kompak dengan sangat terkejut.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.