You Are Mine, Viona : The Revenge

Menuntut tanggung jawab



Menuntut tanggung jawab

0Karena sibuknya kegiatan Denise hari ini ia tak menyadari ketidakberadaan Kate di rumah sakit, ia bahkan juga tak menghubungi sahabatnya itu ketika pulang ke rumahnya karena terlalu lelah. Wawancara demi wawancara Denise lakukan hari ini terkait terkuaknya identitas aslinya di hadapan publik, eksistensi Kate benar-benar dilupakan oleh semua orang. Dan hal itu membuat Kate sadar bahwa dirinya memang tak ada apa-apanya di mata semua orang.      
0

Saat ini Kate masih berada di balkon hotelnya sembari memeluk sebuah bantal, ia menatap langit Ottawa yang saat ini sedang gelap gulita tanpa bintang.      

"Aku tak percaya ternyata kau punya saudara kembar, Aaric,"ucap Kate lirih saat mengingat pers konferensi yang dilakukan secara langsung oleh Denise sebelumnya di rumah sakit.      

Aaric kembali mengingat kecemburuannya saat melihat Denise dipeluk oleh Aaric di rumah sakit, ia tersenyum tipis saat mengingat kebohongannya kemarin. Namun di lain sisi Kate bersyukur karena rahasia Denise akhirnya terkuak, setidaknya ia menjadi tahu harus berteman dengan siapa saat ini.      

"Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk tak boleh memiliki teman,"gumam Kate kembali bicara sendiri.      

Karena hari sudah sangat larut Kate pun memutuskan untuk segera tidur, besok pagi ia harus mencari tempat tinggal yang baru. Tadi pagi setelah datang ke hotel Kate langsung menangis seorang diri dikamar, ia menyesali kebodohannya yang tak sadar kalau Denise ternyata adalah seorang Willan.      

Dengan langkah lunglai karena belum makan seharian Kate pergi menuju ranjang, ia kemudian membanting tubuhnya di atas ranjang dan langsung tertidur pulas. Menangis seharian membuatnya lelah, Kate sudah bersumpah kalau tangisannya hari ini adalah tangisan terakhirnya karena keluarga Willan.      

Bandar Udara Internasional Ottawa Macdonald-Cartier, 3 AM.     

Seorang gadis cantik berambut hitam legam nampak turun dari sebuah pesawat seorang diri, gadis cantik itu berjalan dengan anggun penuh percaya diri seolah ia adalah warga negara Kanada. Bahkan ketika ia bicara dengan supir taksi yang membawanya ke salah satu hotel terbaik di kota itu ia terlihat sangat lancar menyebutnya nama hotelnya, sehingga membuat sang sopir taksi tak tahu kalau dirinya adalah warga negara asing yang akan menetap di Ottawa dalam misi pribadinya.      

"Silahkan nona, kita sudah sampai,"ucap sang supir taksi dengan ramah.     

Gadis cantik itu tersenyum dan mengeluarkan uang dari dalam tas mahal yang ia pangku. "Terima kasih atas bantuannya, pak."     

Sang supir taksi menerima uang pemberian gadis itu dengan wajah tersenyum dan kaget saat melihat pecahan uang yang ia terima. "Nona ini terlalu banyak, saya tak punya…"     

"Ambil saja sisanya, anggap saja itu ucapan terima kasih saya karena anda mengantar ke hotel dengan cepat dan aman, pak,"sahut gadis cantik itu dengan cepat.      

"Terima kasih banyak nona,"jawab cepat sang supir taksi, ia tak percaya mendapatkan tip lebih besar dari biaya taksinya.     

Tanpa diminta sang driver taksi itu kemudian membantu menurunkan koper penumpang baik hatinya yang berada di bagasi itu dengan cepat, ia bahkan juga sempat membawakannya ke depan lobby hotel.      

Gadis cantik hanya tersenyum saat mendapat perlakuan menyenangkan dari sang driver taksi, karena hari sudah sangat malam ia pun bergegas menuju ke meja resepsionis untuk melakukan check in setelah sebelumnya melakukan pemesanan dari Italia.     

"Atas nama nona Natalie Oliveira,"ucap sang resepsionis dengan ramah, meski hari sudah sangat malam namun ia masih profesional melakukan pekerjaannya.     

Gadis cantik yang mengenakan topi bundar berwarna pink itu pun tersenyum. "Betul, atas nama Natalie Oliveira."     

"Silahkan nona, kamar anda ada di lantai 10. Apakah anda ingin dibantu?"tanya sang resepsionis menawarkan bantuan.     

Natalie menggelengkan kepalanya perlahan."Tidak usah nona, saya hanya membawa satu koper saja. Jadi saya bisa membawanya sendiri."     

"Baiklah kalau begitu, selamat beristirahat Nona."     

"Terima kasih."      

Natalie pun bergegas pergi dari meja resepsionis menuju lift yang berada tak jauh darinya, senyum Natalie mengembang saat sudah kembali berada di Ottawa. Berada di satu kota yang sama dengan Abby, pria yang sudah menghancurkan keluarganya. Kedatangan Natalie ke Ottawa bukan tanpa sebab, ia ingin meminta pertanggungjawaban atas apa yang Abby lakukan pada keluarganya dua tahun yang lalu. Setelah ibunya meninggal Natalie tinggal berdua bersama sang kakak, namun karena kemarahan Nelly yang sangat besar pada Abby akhirnya ia pergi dari apartemen tipe studio tempat tinggalnya bersama Natalie untuk mencari cara agar bisa membalas dendam pada Abby dan ayahnya Fernando. Nelly akhirnya tahu kalau Fernando adalah orang dibalik hancurnya keluarganya di Sisilia, karena itu ia bergabung ke kelompok mafia yang lain untuk menyusun kekuatan untuk menghancurkan Fernando Grey Willan meninggalkan Natalie seorang diri.      

Sepeninggal sang kakak Natalie pun menjalani hidupnya seorang diri, ia benar-benar berusaha dari nol untuk menghidupi dirinya dengan bermodalkan uang peninggalan sang ibu sampai akhirnya ia bisa hidup dengan tenang tanpa beban. Namun karena terus teringat kedua orangtuanya Natalie pun memutuskan untuk pergi ke Ottawa, tujuannya saat ini adalah meminta pertanggungjawaban Abby. Walau bagaimanapun Abby adalah sumber dari semua masalah yang terjadi dalam hidupnya dan keluarganya.     

"Aku datang Abby, kau harus bertanggung jawab padaku atas semua kekacauan yang sudah kau buat atas ketenangan hidupku,"ucap Natalie pelan saat sedang berdiri di jendela menatap Endurance Sky Building, perkantoran milik Fernando Grey Willan yang berdiri kokoh tak jauh dari hotel tempatnya menginap saat ini.      

Natalie pun akhirnya merebahkan tubuhnya diatas ranjang, ia menatap langit-langit kamar hotel tempatnya berada saat ini.      

"Maafkan aku kalau aku harus melakukan ini, Dad. Aku bukan menghianati keluarga, aku juga bukan melawanmu. Hanya saja aku sudah terlalu lelah hidup seorang diri, aku tak mau ditinggal seorang diri lagi. Maafkan aku jika aku harus berbuat sejauh ini,"ucap Natalie lirih sebelum akhirnya menutup kedua matanya, ia harus tidur karena besok pagi adalah hari besar untuknya.      

Saat Natalie tidur ponsel pintarnya yang tergeletak begitu saja di samping tubuhnya nampak menyala karena mendapatkan sebuah notifikasi dari hotel tempatnya berada saat ini karena sudah berhasil check in, saat ponselnya menyala terlihat jelas foto Abby berada di wallpaper ponsel pintar milik Natalie. Foto tampan Abby yang sedang berdiri disamping meja kerjanya di Endurance Corporation menjadi wallpaper tetap di ponsel Natalie selama lebih dari dua tahun ini, tepatnya setelah sang kakak pergi akhirnya Natalie menyadari kalau perasaannya pada Abby tak pernah berubah sejak mereka duduk di bangku kuliah yang sama beberapa tahun yang lalu.      

Senyum Natalie mengembang dalam tidurnya, ia senang karena sudah berada di Ottawa. Mimpinya sebentar lagi akan tercapai, Natalie tak tahu kalau Fernando Grey Willan bukanlah pria yang mudah untuk ditaklukkan. Apalagi mengingat pria itu sudah tahu siapa keluarganya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.